Selasa, 05 November 2013

Rangkaian Jembatan Wheatstone



1.    Latar Belakang
Pada kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dihadapkan dengan yang namanya arus listrik. Arus listrik searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif saja (tidak berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya). Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya, listrik arus searah ini mengalir ke satu jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-). Penerapan arus listrik searah dapat dilihat di dalam rangkaian seri, rangkaian paralel dan juga pada jembatan weatstone. Pada suatu rangkaian juga terdapat arus listrik searah. Dalam listrik sendiri terdapat beberapa hal yang mempengaruhi listrik itu sendiri, yaitu seperti tahanan, arus, tegangan dan lain lain. Dalam kehidupan sehari hari pun kita juga sering didengarkan dengan yang namanya hambatan, arus dan tegangan, namun kita sering tidak pernah mengerti apakah yang sebenarnya dimaksud dengan hambatan, arus dan tegangan. Hambatan listrik merupakan suatu hambatan pada rangkaian yang nantinya dapat menghambat arus listrik yang mengalir. Semakin besar hambatan yang mengalir pada suatu rangkaian dan pada suatu variable V (tegangan yang tetap), maka arus yang mengalir pada rangkaian pun juga makin kecil.
Dalam rangkaian listrik terdapat banyak sekali konfigurasi rangkaian komponen-komponen elektronika, bukan sekedar rangkaian sederhana yang hanya terdiri dari sumber tegangan dan beban, tetapi lebih dari itu.
Dalam praktikum ini kami melakukan praktikum tentang jembatan weatstone, dalam praktikum ini kami menggunakan arus DC dimana rangkaian listriknya memiliki empat hambatan. Untuk lebih jelasnya agar kita dapat memahami konsep maupun teori serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari marilah kita lakukan praktikum mengenai rangkaian pembuatan jembatan wheatstone. Jembatan wheatstone menggunakan rangkaian hambatan standar dan hambatan geser, dimana hambatan standarnya menggunakan 56 ohm dan tegangannya menggunakan 3 volt.


2.    Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum jembatan weatstone adalah : agar mahasiswa memahami konsep dari rangkaian jembatan Wheatstone.

3.    Tinjauan Pustaka
Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat buah hambatan. Jembatan Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1 Ω sampai rangkuman mega ohm ( MΩ ) rendah. R1 , R2 dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan Rx adalah hambatan yang akan di cari besarnya. Pada keadaan setimbang, galvanometer akan menunjukkan angka nol. Karena tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer tersebut. Dalam keadaan ini berlaku hubungan :   
    =
L adalah kawat homogen sehingga panjang kawat sebanding dengan nilai hambatannya. Rs adalah hambatan standar yang nilainya dapat kita tentukan dengan mengatur variabel yang ada. Untuk harga Rs tertentu dan dengan mencatat kedudukan kontak geser K yaitu panjang l1 dan l2, maka pada saat galvanometer menunjukan harga nol hubungan menjadi :
Pada umumnya nilai hambatan suatu bahan berubah terhadap temperatur. Untuk kenaikan temperatur yang sama, dua bahan yang berbeda jenis akan mengalami perubahan nilai hambatan yang berbeda pula. Hal ini dipengaruhi oleh suatu besaran yang disebut koefisien temperatur. Hubungan antara besar hambatan dengan temperatur suatu bahan semikonduktor didekati dengan persamaan:
dengan :
RT = besar hambatan pada suatu temperatur tertentu
B = konstanta temperatur
b = koefisien temperatur
T = temperatur dalam kelvin
Untuk keadaan tertentu  dapat diubah menjadi:
dengan :
RT = hambatan semikonduktor pada temperatur awal T
T = perbedaan temperatur terhadap temperatur awal ( http://xsact.script&cmd.ac.id/default/2011/12/jembatan_wheatstone.pdf).
Pada jembatan weatstone Besar arus yang melalui galvanometer tergantung pada beda potensial ( tegangan ). Jembatan dikatakan setimbang, jika beda potensial pada galvanometer adalah nol, artinya tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer. ( kondisi ini terjadi, jika Vca = Vda atau Vcb = Vdb ).  Jadi jembatan dikatakan setimbang, jika :  I1 R1 = I2 R2. Jika arus galvanometer adalah nol, maka besaran-besaran I1, I2, I3 dan I4 dapat diketahui, yaitu :
                   E
I1 = I3 = ------------
               R1 + R3
                   E
I2 = I4 = ------------
               R2 + R4
 Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan :
         R2 R3
Rx = ---------
            R1
Pengukuran tahanan Rx tidak bergantung pada karakteristik atau kalibrasi galvanometer defleksi nol, asalkan detektor nol tersebut mempunyai sensitivitas yang cukup, untuk menghasilkan posisi setimbang jembatan pada tingkat presisi yang diperlukan (http://script.ac.id/default/2010/10/Rangkaian_Jembatan_Wheatstone.pdf).
Jembatan Wheatstone juga digunakan untuk mengubah variasi – variasi  kecil dalam perlawanan menjadi variasi - variasi tegangan. Variasi tegangan ( V) kepada penguat instrumentasi.
Tegangan ( V) adalah :
V =
Contoh penerapannya sebagai thermometer, penguat intensitas cahaya, indikator desakan, dan lain sebagainya. Sebagai thermometer, salah satu pelawan di dalam jembatan ditukar dengan thermistor. Thermistor ini akan mengindera perubahan-perubahan suhu. (Perubahan suhu akan mengubah harga perlawanan thermistor dan perubahan perlawanan ini berakibat perubahan tegangan ( V). Perubahan tegangan V dapat ditampilkan oleh alat ukur yang ditera dalam derajat celcius.
Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur perlawaanan :
·         R1 dan R2 diketahui harganya dengan cermat
·         R4 yang variabel memiliki skala untuk dengan langsung membaca harga Rx yang sedang diukur.
·         P mengatur kuat arus dalam jembatan
·         Sumber arus dapat AC atau DC.
·         Minimkan dulu arus dengan p sebelum Rx yang tidak diketahui harganya ditaruh diantara terminal-terminalnya untuk mencegah arus yang terlampau besar merusakkan Galvanometer ( indikator).
·         Dalam kondisi bersetimbang itu berlaku,
Rx =
·           Jembatan Wheatstone akan dapat digunakan untuk mengukur induktansi, kapasitas, impedensi, dan frekuensi resonansi. Jika terlebih dahulu diadakan perubahan kecil dalam lengan-lengannya dan sumber arusnya adalah AC ( Wasito, 1984).
Jembatan Wheatstone dengan pengaman digunakan untuk pengukuran tahanan yang sangat tinggi, seperti : tahanan isolasi kabel atau tahanan kebocoran kapasitor ( umumnya dalam orde beberapa ribu mega ohm ). Salah satu masalah utama dalam pengukuran tahanan tinggi, terjadinya kebocoran arus, yaitu :
-  disekitar dan sekeliling komponen atau bahan yang diukur.
- sekeliling jepitan kutub pada titik mana komponen dihubungkan ke instrumen.
-  di dalam instrumen sendiri.
Arus kebocoran ini tentu tidak diinginkan, karena dapat memasuki rangkaian pengukuran dan mempengaruhi ketelitian pengukuran yang sangat besar sekali. Arus kebocoran ini, jelas kelihatan pada pengukuran tahanan tinggi, karena tegangan tinggi diperlukan untuk memperoleh sensitivitas defleksi yang cukup. Dalam pengukuran, pengaruh dari arus bocor ini, umumnya dihilangkan dengan suatu rangkaian pengaman (http://script.ac.id/default/2010/10/Rangkaian_Jembatan_Wheatstone.pdf).
a.    Galvanometer
Komponen dasar kebanyakan alat ukur, termasuk ammeter, voltmeter, dan ohmmeter, adalah Galvanometer. Galvanoneter terdiri dari satu kumparan kawat ( dengan jarum penunjuk yang terpasang) yang digantung pada medan magnet oleh magnet permanen. Bila arus mengalir melalui loop kawat, yang biasanya terbentuk persegi panjang, medan magnet memberikan torsi pada loop, sebagaimana dinyatakan oleh persamaan . Torsi ini dilawan oleh pegas yang memberikan torsi  yang hampir sebanding dengan sudut  melalui mana ia dibelokkan ( hukum Hooke). Sehingga :
Dimana k adalah konstanta ketegangan pegas. Berarti kumparan dan jarum yang terpasang akan hanya berotasi sampai titik dimana torsi pegas mengimbangi torsi yang disebabkan oleh medan magnet. Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan :   ( Giancolli, 2001).
b.   Asas-asas Superposisi
   Kegunaan Superposisi adalah untuk menemukan tegangan dan arus yang ada pada sebuah pelawan, R adalah untuk apabila dalam kalangan ada lebih dari satu sumber arus. Berlaku hanya untuk jaringan linier, jaringan linier adalah jaringan yang mengandung perlawanan ohm bukan reaktansi, dan dimana sumber mengeluarkan tegangan yang konstan dan perlawanan dalam sumber itu pun konstan ( Wasito, 1984).

4.    Alat dan Fungsinya
Alat dan fungsinya yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai berikut :
1.    Hambatan standar dan hambatan geser. Hambatan standar berfungsi sebagai hambatan yang nilainya tetap digunakan untuk menetapkan hambatan yang digunakan pada saat praktikum, sedangkan hambatan geser digunakan untuk menggeser-geser besarnya hambatan yang akan dimainkan pada saat praktikum.
2.    Galvanometer berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengukur arus pada suatu hambatan.
3.    Catu daya berfungsi untuk memberi energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada listrik utama.
4.    Kabel-kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan antara catu daya dengan hambatan geser, serta hambatan geser dengan kontak geser maupun antara kontak geser dengan hambatan standar.
5.    Kontak geser berfungsi sebagai sesuatu yang dapat digeser-geser untuk menentukan arus itu telah berhenti atau belum yang ditunjuk oleh Galvanometer.

5.    Prosedur Praktikum
Adapun prosedur kerja yang harus dilakukan pada saat praktikum rangkaian jembatan Wheatstone adalah sebagai berikut :
1.    Persiapkan semua peralatan yang akan digunakan pada saat praktikum rangkaian jembatan Wheatstone ( konsultasi kepada dosen pengasuh atau asisten).
2.    Susun rangkaian.
3.    Hidupkan catu daya dengan masukkan tegangan 3 volt DC ( minta petunjuk dosen pengasuh atau asisten).
4.    Tentukan harga Rs. Atur kontak geser sehingga Galvanometer menunjukkan angka nol.
5.    Catat panjang I1 dan I2.
6.    Ulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk 10 kali perulangan. Tanyakan kepada asisten besarnya Rs tersebut.
7.    Ulangi langkah diatas untuk harga Rs yang lain.

6.    Hasil dan Pembahasan
6.1     Hasil
Tabel hasil praktikum :
No.
1
78,5 cm
21,5 cm
204,4 ohm
2
84 cm
16 cm
294 ohm
3
71,3 cm
28,7 cm
 138,88 ohm
4
62 cm
38 cm
91,28 ohm
5
54,5 cm
45,5 cm
66,64 ohm
6
45 cm
55 cm
45,92 ohm
7
39 cm
61 cm
35,28 ohm
8
36 cm
64 cm
31,36 ohm
9
25 cm
75 cm
19,04 ohm
10
20 cm
80 cm
14 ohm
Mencari nilai menggunakan rumus :
Dimana Rs nya adalah 56 ohm.
Untuk    = 78,5 cm, dan  = 21,5 cm
                                                        =
                                                        = 204,4 ohm
                                                        =  x 56 ohm
                                                        = 294 ohm
                                                        =  x 56 ohm
                                                        = 138,88 ohm
                                                        =  x 56 ohm
                                                        = 91,28 ohm
                                                        =  x 56 ohm
                                                        = 66,64 ohm
                                                        =  x 56 ohm
                                                        = 45,92 ohm
                                                        =  x 56 ohm
                                                        = 35,28 ohm
                                                        =  x 56 ohm
                                                        = 31,36 ohm
                                                        =  x 56 ohm
                                                        = 19,04 ohm
                                                        =  x 56 ohm
                                                        = 14 ohm
6.2     Pembahasan
Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat buah hambatan. Jembatan Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1 Ω sampai rangkuman mega ohm ( MΩ ) rendah,  pengukuran nilai-nilai elemen, seperti tahanan, induktansi, dan kapasitansi, dan parameter rangkaian lainnya yang diturunkan secara langsung dari nilai-nilai elemen antara lain adalah sudut fase, frekuensi dan temperatur. Jembatan Wheatstone hanya mengukur elemen yang tidak diketahui dengan elemen lain yang telah diketahui besarnya secara tepat ( elemen standar) dan ketelitiannya tentu besar.
Empat lengan pada jembatan Wheatstone adalah R1 dan R2 merupakan lengan pembanding, sedangkan R3 adalah lengan Standar dan R4 adalah tahanan yang tidak diketahui besarnya. Besar arus yang melalui Galvanometer tergantung pada beda potensial antara titik c dan titik d. Jembatan dikatakan setimbang apabila beda potensial pada Galvanometer adalah nol (0), artinya tidak ada arus yang mengalir pada Galvanometer. Kondisi ini terjadi jika :
Vca = Vda atau Vcb = Vdb
Jadi, kesetimbangan akan terbentuk jika :
R1 R4 = R2 R3
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan kita akan mengaitkan antara konsep dengan hasil praktikum dimana dalam konsep terdapat Rs yang merupakan hambatan standar yang nilainya telah ditentukan sebelumnya sama seperti halnya dalam teori. Di dalam praktikum kita juga mempunyai Rx yang akan dicari nilainya dengan menggunakan hambatan yang akan dicari nilainya. Galvanometer akan menyatakan setimbang apabila beda potensialnya nol dan berlaku persamaan :
Dalam praktikum ini biasanya kesalahan yang terjadi terdapat pada kabel-kabel penghubung yang goyang serta kesalahan praktikan dalam menggunakan galvanometer. Tapi yang lebih utama sumber kesalahannya terdapat pada pengukuran, misalnya :
Ø  Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup ( dibahas lebih lanjut pada pembahasan rangkaian pengganti Thevenin ).
Ø  Pengaruh pemanasan ( I2 R ) dari arus-arus lengan jembatan, mengakibatkan perubahan tahanan lengan-lengan jembatan, sehingga dapat mengubah tahanan yang diukur.
Ø  Arus yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan permanen pada tahanan, kondisi ini tidak boleh terjadi, karena akan terjadi kesalahan pada pengukuran-pengukuran selanjutnya, dan karena itu untuk mengatasi masalah ini, maka disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan harus dihitung sebelumnya, sehingga nilai arus dapat dibatasi pada nilai yang aman.
Ø  Dalam pengukuran tahanan-tahanan rendah, ggl termal pada rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer dapat menyebabkan masalah. Untuk mengatasinya diperlukan galvanometer yang lebih sensitif dilengkapi dengan sistem suspensi tembaga, sehingga kontak antara logam-logam yang tidak sama dan ggl termal dapat dicegah.
Ø  Kesalahan-kesalahan tahanan kawat sambung dan kontak-kontak luar memegang peranan dalam pengukuran nilai tahanan yang sangat rendah, dan kesalahan ini dapat dikurangi dengan menggunakan jembatan Kelvin.

7.    Kesimpulan
 Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat buah hambatan. Jembatan Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1 Ω sampai rangkuman mega ohm ( MΩ ) rendah,  untuk pengukuran nilai-nilai elemen, seperti tahanan, induktansi, kapasitansi, dan parameter rangkaian lainnya yang diturunkan secara langsung dari nilai-nilai elemen antara lain adalah sudut fase, frekuensi dan temperatur.
R1 , R2 dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan Rx adalah hambatan yang akan di cari besarnya. Pada keadaan setimbang, galvanometer akan menunjukkan angka nol, maka berlaku hubungan :   
    =
Rs adalah hambatan standar yang nilainya dapat kita tentukan dengan mengatur variabel yang ada. Untuk harga Rs tertentu maka pada saat galvanometer menunjukan harga nol , maka berlaku :



Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Rangkaian Jembatan Wheatstone
Dosen Pembimbing : Jumingin S.Si


Dosen Pengasuh : Jumingin, S. Si


 










Disusun Oleh :
Asia Astuti
12222013






Jurusan Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar