Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Pembiasan Cahaya Pada
Lensa Gabungan
Dosen Pengasuh : Jumingin, S. Si
Disusun Oleh :
Asia Astuti
12222013
Jurusan Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Raden
Fatah Palembang
2013
1.
Latar
Belakang
Cahaya yang
datang pada sebuah lensa dapat dibiaskan. Lensa adalah suatu benda yang tembus
pandang dan mempunyai paling sedikit satu permukaan lengkung. Lensa umumnya
terbuat dari kaca (gelas) namun ada juga lensa yang terbuat dari plastik keras
tembus pandang. Lensa dapat membentuk bayangan yang diperbesar atau diperkecil
sehingga banyak digunakan dalam alat-alat optik seperti kamera, mikroskop dan
teleskop.
Lensa juga diartikan
sebagai bidang bening yang dibatasi oleh 2 atau lebih permukaan bias dengan
minimal satu permukaan merupakan bidang lengkung. Alat sejenis ini digunakan
dengan jenis lain dan radio elektromagnetik juga disebut lensa. Misalnya sebuah
lensa gelombang mikro dapat dibuat dari paraffin wax.
Lensa juga memiliki
dua permukaan di mana bentuk permukaannya ada yang cembung, cekung atau datar.
Bentuk permukaan cembung memiliki permukaan yang melengkung keluar. Bentuk
permukaan cekung memiliki permukaan yang cekung ke dalam. Dan bentuk permukaan
datar memiliki permukaan yang datar. Berdasarkan bentuk permukaan ini,maka ada
lensa yang kedua lensanya memiliki permukaan yang cembung,lensa yang kedua
permukaannya cekung,dan ada yang memiliki salah satu permukaannya yang cekung
dan yang lain permukaannya cembung (cekung-cembung atau cembung-cekung),dan
cekung atau datar.
Ada juga lensa gabungan yang merupakan
gabungan dari dua lensa atau lebih yang di susun berdekatan sekali (d = 0)
dengan sumbu utama berimpit satu sama lain.
Percobaan yang dilakukan selama ini, hanya
menentukan jarak fokus sebuah lensa. Olehnya itu dalam percobaan ini akan
ditentukan jarak fokus lensa cembung dengan metode konjugate yaitu cara
menentukan jarak fokus lensa cembung yang digabung / diimpitkan menjadi satu
(tidak ada jarak antar kedua lensa cembung).
2.
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan yang akan dicapai setelah melaksanakan praktikum ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui
sifat-sifat bayangan yang dihasilkan.
2. Menentukan
jarak fokus lensa gabungan.
3.
Tinjauan
Pustaka
Lensa adalah
benda transparan yang mampu membelokkan atau membiaskan berkas-berkas cahaya
yang melewatinya, sehingga jika suatu benda berada di depan lensa, maka
bayangan dari benda tersebut akan terbentuk.
Lensa gabungan merupakan gabungan
dari dua atau lebih lensa dengan sumbu utamanya berhimpit dan disusun
berdekatan satu sama lain sehingga tidak ada jarak antara lensa yang satu
dengan lensa yang lain (d = 0). Lensa
gabungan adalah penggabungan antara lensa positif dan lensa negatif. Lensa
gabungan sering digunakan pada alat-alat optik dengan
maksud mengurangi cacat bayangan (Priyambodo,2008).
Daya Lensa
adalah kekuatan lensa dalam memfokuskan lensa. Daya lensa berkaitan dengan
sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar) dan divergen (menyebarkan sinar)
suatu lensa. Untuk Lensa positif, semakin kecil jarak fokus, semakin kuat
kemampuan lensa itu untuk mengumpulkan berkas sinar. Untuk lensa negatif,
semakin kecil jarak fokus semakin kuat kemampuan lensa itu untuk menyebarkan
berkas sinar. Oleh karena itu kuat lensa didefinisikan sebagai kebalikan dari
jarak fokus,
Rumus kekuatan lensa (power lens)
Rumus kekuatan lensa (power lens)
Untuk
menambah kekuatan lensa kita dapat gunakan lensa gabungan dengan sumbu utama
dan bidang batas kedua lensa saling berhimpit satu sama lain. Dari penggabungan
lensa ini maka akan didapatkan fokus gabungan atau daya lensa gabungan.
|
Gambar Diagram lensa gabungan
Suatu lensa
gabungan merupakan gabungan dari dua atau lebih lensa dengan sumbu utamanya
berhimpit dan disusun berdekatan satu sama lain sehingga tidak ada jarak antara
lensa yang satu dengan lensa yang lain (d = 0).
Persamaan
lensa gabungan dirumuskan sebagai berikut.
dan daya
lensa sebagai berikut.
Berlaku
ketentuan untuk lensa positif (lensa cembung), jarak fokus (f) bertanda plus, sedangkan
untuk lensa negatif (lensa cekung), jarak fokus bertanda minus.

Untuk
lensa gabungan yang terdiri dari dua lensa tipis, dengan jarak fokus
masing-masing f1 dan f2 , serta dipisahkan oleh jarak d, maka untuk mencari
jarak fokus gabungan kedua lensa dapat menggunakan rumus berikut:
Untuk fokus
depan berlaku,
f(gabungan
depan)= (f1(d-d_2)) / (d-(f1+f2))
Dan untuk
fokus belakang berlaku,
f(gabungan
belakang)= (f2(d-d_2)) / (d-(f1+f2))
Dengan:
f = jarak titik fokus kedua lensa
f1 = titik fokus lensa pertama
f2 = titik fokus lensa kedua
d = jarak antara kedua titik fokus pertama
lensa
d2= jarak antara kedua titik fokus lensa kedua
Kita dapat
menentukan bayangan akhir dengan menentukan jarak bayangan untuk lensa pertama
dan menggunakannya bersama dengan jarak antara lensa untuk menentukan jarak
objek bagi lensa kedua.
1/f= 1/f'
+1/f2
Persamaan
pada lensa pertama:
1/f'
=1/s+1/s'
s2 = -s1' ,
sehingga :
persamaan
lensa kedua:
1/-s1' +1/s'
=1/f2
Dan persamaan
akhirnya adalah:
1/s+1/s'
=1/f' +1/f2 = 1/f
Sedang untuk
mencari perbesaran pada lensa gabungan, dapat menggunakan rumus berikut:
M=M1+M2
Pada umumnya, sebuah lensa memiliki
bagian-bagian yang disebut titik fokus pertama dan ke dua, pusat kelengkungan
permukaan pertama dan ke dua, radius kelengkungan pertama dan kedua, serta
pusat lensa. Titik fokus, pusat kelengkungan, dan radius kelengkungan pertama
merupakan titik nyata atau titik yang berada di depan lensa. Sedangkan titik
fokus, pusat kelengkungan, dan radius kelengkungan kedua merupakan titik yang
ada di belakang lensa, atau titik pada bayangan yang terbentuk
(Priyambodo,2008).
Ketika suatu cahaya
melintas dari suatu medium ke medium lainnya,sebagian cahaya datang dipantulkan
pada perbatasan. Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas cahaya datang
dan membentuk sudut terhadap permukaan(bukan hanya tegak lurus), berkas
tersebut dibelokkan oada waktu memasuki medium yang baru. Pembelokkan ini
disebut pembiasan. Sudut bias tergantung pada laju cahaya kedua media dan pada
sudut datang. Hubungan analitis antara
dan
ditemukan secara eksperimental pada sekitar
tahun 1621 oleh Willebord Snell (1569-1620). Hubungan ini dikenal sebagai hukum
Snell dan dituliskan:



Apabila cahaya melintas
dari suatu materi ke yang lainnya di mana indeks biasanya lebih kecil,cahaya
dibelokkan menjauhi normal. Pada sudut datang tertentu, sudut bias akan
, dan dalam hal ini
berkas bias akan berhimpitan dengan permukaan. Sudut datang di mana hal ini
terjadi disebut sudut kritis,
dari hukum snell,
dinyatakan dengan




Untuk semua sudut yang
datang yang lebih kecil dari
akan ada berkas bias, walaupun sebagian cahaya
juga akan dipantulkan pada perbatasan. Bagaimana pun,untuk sudut datang yang
lebih besar dari
, hukum snell akan
memberitahu kita bahwa
lebih besar dari 1,00. Dalam hal ini tidak ada
berkas bias sama sekali, dan seluruh cahaya terpantulkan (Giancoli, 2001).



Nilai jari-jari atau radius
kelengkungan suatu lensa dapat bernilai positif, negatif atau tak
berhingga. Berikut ini aturan untuk menunjukkan radius kelengkungan (
diasumsikan bahwa sinar datang dari arah kiri) :
1.
Permukaan yang memiliki titik pusat ada di sebelah
kanan pusat lensa, jari-jari atau radiusnya (R) bernilai positif.
2.
Permukaan yang
titik pusatnya ada di sebelah kiri pusat lensa, jari-jari atau radiusnya (R)
bernilai negatif.
3.
Untuk lensa yang permukaannya datar, memiliki radius
atau jari-jari (R) tak berhingga.
Berdasarkan
aturan tersebut, maka lensa cembung-cembung memiliki R1 positif dan R2 negatif.
Pada lensa cembung-datar memiliki R1 positif dan R2 tak berhingga. Dan pada
lensa cekung-cekung R1 negatif dan R2 positif. Dari pernyataan di atas, maka
dikenal istilah lensa positif untuk lensa cembung dan lensa negatif untuk lensa
cekung.
1. Lensa Cembung (Lensa Positif)
Lensa cembung (convex) yang biasa disebut juga
lensa positif merupakan lensa yang memiliki bagian tengah yang lebih tebal dari
pada bagian tepinya. Lensa cembung terdiri atas tiga macam bentuk, yaitu lensa
biconvex (cembung rangkap), lensa planconvex (cembung-datar), dan lensa
convex-concave (cembung-cekung) (Asep Sarmaji, 2006).
Lensa cembung memiliki sifat dapat
mengumpulkan cahaya sehingga disebut juga lensa konvergen. Apabila ada berkas
cahaya sejajar sumbu utama, mengenai permukaan lensa, maka berkas cahaya
tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Sinar bias akan mengumpul ke satu
titik fokus di belakang lensa. Berbeda dengan cermin yang hanya memiliki satu
titik fokus, lensa memiliki dua titik fokus. Titik fokus yang merupakan titik
pertemuan sinar-sinar bias disebut fokus utama (f1) yang disebut juga fokus
aktif. Karena pada lensa cembung sinar bias berkumpul di belakang lensa, maka
letaknya juga di belakang lensa. Sedangkan fokus pasif berada di belakang
lensa. Pada lensa cembung terdapat tiga sinar-sinar istimewa yang menjadi dasar
pembentukan bayangan pada lensa cembung, yaitu:
1.
Sinar datang
yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus.
2.
Sinar datang
yang melalui titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
3.
Sinar yang
melalui pusat lensa, tidak mengalami pembiasan.
Titik fokus
lensa cembung dengan rumus yang disebut rumus pembuat lensa, yaitu:
1/f
=(n-1)(1/R1 - 1/R2 )
Dengan :
f = jarak titik fokus lensa cembung
n = indeks bias lensa
R1= radius kelengkungan pertama
R2= radius kelengkungan permukaan kedua
Berapapun
nilai R1 dan R2 dari lensa cembung, titik fokusnya akan selalu positif. Mencari
dua posisi lensa yang menghasilkan bayangan yang jelas pada lensa positif,
dapat juga dilakukan dengan cara yang disebut Bessel. Jika pada posisi satu
didapat bayangan yang jelas pada layar, dan kemudian jika dengan menggeser
lensa, pada posisi kedua diperoleh lagi bayangan yang jelas pada layar. Jika
jarak antara kedua titik, yaitu titik pertama lensa dan titik kedua lensa
cembung yang menghasilkan bayangan yang jelas adalah e, maka menurut
Bessel:
f=(L^2-e^2)/4L
Dengan:
f
=fokus lensa
e
=jarak antara posisi satu dan posisi dua
L=jarak
benda dari pusat lensa
2. Lensa Cekung (lensa negatif)
Lensa cekung atau concave adalah lensa yang
memiliki bagian tengah lebih tipis dari pada bagian pinggirnya. Lensa
cekung ada tiga macam, yaitu lensa biconcave (cekung rangkap), lensa plan
concave (cekung datar), dan lensa concave-concex (cekung-cembung) (Asep
Sarmaji, 2006).
Lensa cekung
disebut juga lensa negatif dan memiliki sifat yang dapat menyebarkan
cahaya atau yang disebut juga divergen. Seperti halnya lensa cembung, lensa
cekung juga memiliki tiga sifat sinar-sinar istimewa , yaitu :
1.
Sinar datang
sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah datangnya dari titik fokus.
2.
sinar datang
seolah-olah menuju titik fokus, akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
3.
sinar yang
melalui titik pusat kelengkungan tidak akan mengalami pembiasan
Hubungan
antara jarak benda (s), jarak bayangan (s' ), dan titik fokus (f ) secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
1/f=
1/s+1/s'
Dengan:
f = titik
fokus lensa
s = Jarak
benda ke titik pusat lensa
s' = Jarak
bayangan yang terbentuk dari titik pusat lensa
Dan untuk
mencari perbesaran bayangan pada pemantulan ini, dapat menggunakan rumus
berikut:
M= h'/h
= -s'/s
Dengan:
M = Perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
jika s
bertanda positif, benda berada di depan lensa (nyata). Sedang jika s bertanda
negatif, benda berada di belakang lensa (maya).
Dan jika s'
bertanda positif, sifat bayangan yang terbentuk nyata. Sedangkan jika s'
bertanda negatif, bayangan yang terbentuk berarti bersifat maya. Hal yang sama
pada M, jika hasilnya bertanda negatif, berarti bayangan yang terbentuk
bersifat nyata dan terbalik terhadap bendanya. Sedang jika hasilnya bertanda
positif, maka bayangan yang terbentuk bersifat maya dan tegak terhadap
bendanya.
4.
Alat
dan Fungsinya
Alat
dan fungsinya yang digunakan dalam praktikum adalah:
1. Lampu
18 watt 1 buah fungsinya sebagai sumber cahaya.
2. Rel
presisi 2 buah fungsinya sebagai tempat meletakkan lensa, lampu, dan diafragma
anak panah.
3. Penyambung
rel presisi 3 buah fungsinya untuk menyambung rel presisi.
4. Pemegangan
kontak cahaya fungsinya untuk memegang kontak cahaya
5. Catu
daya 1 buah fungsinya untuk memberikan energi listrik pada cahaya.
6. Kabel
penghubung warna merah 1 buah dan warna hitam 1 buah fungsinya untuk
menghantarkan atau menyambungkan arus listrik.
7. Lensa
cembung 2 buah 50 mm, dan 100 mm fungsinya untuk melukis pembentukan bayangan.
8. Tumpakan
berpenjepit 4 buah fungsinya untuk penjepit lensa.
9. Diafragma
anak panah 1 buah fungsinya sebagai benda untuk pembentukan gambar.
10. Layar
1 buah fungsinya sebagai untuk melihat gambar yang dihasilkan atau untuk
menangkap bayangan yang terbentuk.
5.
Prosedur
Praktikum
Prosedur yang harus dilakukan ialah sebagai berikut.
1. Persiapkan
semua peralatan yang
dibutuhkan.
2. Susun
rangkaian sebagaimana
yang ada pada panduan praktikun.
3. Hidupkan catudaya, berikan tegangan
masukan 12 volt.
4. Tentukan
jarak antara benda ke lensa L1(S1).
5. Gesere – geser L2 dan layar untuk
mendapatkan bayangan pada layar.
6. Ukur
jarak dari lensa L1
ke L2(S).
7. Ukur
jarak dari lensa L2
ke layar(S2).
6.
Hasil
dan Pembahasan
6.1 Hasil
No
|
Jarak fokus
lensa (f)
|
S (cm)
|
S’ (cm)
|
S + S’
|
S x
S’
|
fgab
|
fgab2
|
1
|
F1 = 50 mm
=
5 cm
F2 =
100 mm
=
10 cm
|
4,3
|
20
|
24,3
|
86
|
3.54
|
12,53
|
2
|
5,3
|
13,7
|
19
|
72,61
|
3.82
|
14,59
|
|
3
|
6,3
|
9
|
15,3
|
56,7
|
3,70
|
13,69
|
|
4
|
7,3
|
7,7
|
15
|
56,21
|
3.74
|
13,98
|
|
5
|
8,3
|
6,4
|
14,7
|
53,12
|
3,61
|
13
|
|
|
![]() |
![]() |










6.2 Pembahasan
Benda yang berada pada ruang dua, maka bayangan yang
akan terbentuk pada ruang tiga. Benda yang berada pada ruang tiga, maka bayangan
yang akan terbentuk pada ruang dua.
Dan jika benda berada pada ruang satu, bayangan yang akan terbentuk pada ruang
empat.
Percobaan yang telah
dilakukan dengan menggunakan fokus lensa dengan ukuran 50 mm dan 100 mm
didapatkan bahwa pada percobaan pertama benda diletakkan pada ruang satu dengan
jarak 4,3 cm, bayangan yang terbentuk berada pada ruang empat dengan jarak 20
cm. Percobaan kedua benda yang diletakkan pada jarak 5,3 cm dan berada pada
ruang dua, bayangan yang terbentuk berada pada jarak 13,7 cm berada pada ruang
tiga. Percobaan ketiga benda diletakkan pada jarak 6,3 cm berada pada ruang
dua, bayangan yang terbentuk berada pada jarak 9 cm berada pada ruang dua.
Percobaan keempat benda diletakkan pada jarak 7,5 cm berada pada ruang dua,
bayangan yang terbentuk terletak pada jarak 7,7 cm berada pada ruang dua. Dan
percobaan terakhir benda dietakkan pada jarak 8,3 cm berada pada ruang dua,
bayangan yang terbentuk berada pada jarak 6,4 cm pada ruang dua.
Sifat –
sifat bayangan yang terbentuk dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
S1 = 4,3 cm dan S2’ = 20 cm: nyata,
terbalik,
dan diperbesar.
2.
S1 = 5,3 cm dan S2’ = 13,7 cm: nyata, terbalik, dan diperbesar.
3.
S1 = 6,3 cm dan S2’ = 9 cm: nyata,
terbalik,
dan diperbesar.
4.
S1 = 7,3 cm dan S2’ =
7,7 cm: nyata, terbalik, dan diperkecil.
5.
S1 = 8,3 cm dan S2’ = 8,3
cm:
nyata, terbalik, dan diperkecil.
Berdasarkan teori yang ada, dapat
dibandingakan bahwa pada percobaan 3, 4, dan 5 itu tidak sesuai dengan teori.
Karena misalkan pada percobaan 3 dengan benda berada pada ruang 2 bayangan yang
dihasilkan berada pada ruang 2, sedangkan berdasarkan teori seharusnya bayangan
yang dihasilkan tersebut harus berada pada ruang 3. Begitu juga pada percobaan
4 dan 5 yang hasilnya tidak tepat dengan teori yang ada.
Hal
tersebut terjadi karena adanya suatu kesalahan yang dilakukan pada saat
melakukan praktikum. Adapun penyebabnya seperti kurang akuratnya ketika
menggunakan alat praktikum, selain itu juga dipengaruhi oleh cahaya yang
dihasilkan oleh lampu.
7. Kesimpulan
Lensa
gabungan merupakan gabungan dari dua atau lebih lensa dengan sumbu utamanya
berhimpit dan disusun berdekatan satu sama lain sehingga tidak ada jarak antara
lensa yang satu dengan lensa yang lain (d = 0). Lensa
gabungan adalah penggabungan antara lensa positif dan lensa negatif. Bayangan
yang dihasilkan dalam praktikum lensa gabungan yaitu, nyata, terbalik, dan
diperbesar ada juga yang menghasilkan bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil.
Untuk
menentukan jarak fokus lensa gabungan dapat digunakan rumus Persamaan lensa
gabungan sebagai berikut:
mencari
jarak fokus gabungan kedua lensa dapat menggunakan rumus berikut:
Untuk fokus
depan berlaku,
f(gabungan
depan)= (f1(d-d_2)) / (d-(f1+f2))
Dan untuk
fokus belakang berlaku,
f(gabungan
belakang)= (f2(d-d_2)) / (d-(f1+f2))
Sedang
untuk mencari perbesaran pada lensa gabungan, dapat menggunakan rumus berikut:
M=M1+M2
Dapus ?
BalasHapus