Senin, 04 November 2013

LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI UMUM KONSEP DASAR EKOSISTEM



LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI UMUM
KONSEP DASAR EKOSISTEM
Description: Description: C:\Users\4752\Documents\lambang IAIN.jpg
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3
NAMA
1.      ANDI BAHTIAR (12222010)
2.      ASIA ASTUTI (12222013)
3.      BUNGA PERTIWI (12222018)
4.      DEA ASIH SUPRIANTI (12222019)
5.      DEBY NOPIANTI (12222020)
6.      DIAN PURNAMA SARI (12222026)
DOSEN PEMBIMBING
Fitratul Aini, M.Si
Asisten
THORIQ ALFARABI
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Keadaan ini makin diperbesar dengan adanya penggalian dan pemanfataan sumber-sumber alam untuk menunjang kehidupan manusia akibat pertumbuhan penduduk yang cepat.
Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin besar jumlah kebutuhan hidupnya yang diambil dari lingkungan, maka berarti makin besar perhatian manusia terhadap lingkungan.
Perhatian dan pengaruh manusia hidup terhadap lingkungan makin meningkat pada zaman teknologi maju. Masa ini manusia mengubah lingkungan hidup alami menjadi lingkungan hidup binaan. Eksplotasi sumber daya alam makin meningkat untuk memenuhi bahan dasar industri. Sebaliknya hasil sampingan dari industri berupa asap dan limbah mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup. Berdasarkan sifatnya, kebutuhan hidup manusia dapat dilihat dan dibagi menjadi 2, yaitu kebutuhan hidup materil, dan kebutuhan hidup nonmateril. Kebutuhan hidup materil, antara lain adalah air, udara, sandang, pangan, papan, transportasi, serta perlengkapan fisik lainnya. Dan kebutuhan nonmateril adalah rasa aman, kasih sayang, pengakuan atas eksistensinya, dan sistem nilai dalam masyarakat.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya pikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makhluk lainnya. Disini jelas terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. Namun demikian, kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala.
Secara sekilas penulis gambarkan bahwa masalah lingkungan bukanlah masalah yang mudah, namun merupakan masalah yang sangat global. Oleh karena itu, dilaksanakan suatu kegiatan penelitian untuk mata kuliah Kajian Lingkungan Hidup (KLH).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui komponen penyusun ekosistem
2. Mengetahui hubungan antar komponen penyusun ekosistem
3. Memahami prinsip dasar ekosistem

1.3 Rumusan Masalah
1. Susunan ekosistem
2. Tingkat Organisasi Dalam Ekosistem
3. Macam-macam Ekosistem
4. Keseimbangan Ekosistem
5. Jenis-Jenis Interaksi Ekosistem
           











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat didalamnya tercakup organisme dan lingkungan abiotik  yang satu terhadap lainnya saling mempengaruhi (Soedjiran Resosoedarmo, 1984).
Pengertian ekosistem yang lain adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
Menurut Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Lingkungan hidup yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi. Kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia beserta makhluk hidup lainnya (M. Djirimu, dkk. 2007).
Tanah dan air merupakan sumber alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Apabila kedua sumber tersebut terganggu atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, akan timbul suatu goncangan. Sebenarnya terjadinya erosi sebagai akibat oleh ulah manusia. Aktifitas manusia yang demikian ini, mencerminkan ketidakserasian ini antara manusia dengan lingkungan alamnya. Secara alami proses erosi memang terjadi hampir di semua daerah aliran sungai. Pada bagian-bagian wilayah tertentu dalam aliran sungai terdapat erosi yang masih dapat ditoleransi. Erosi yang masih dapat ditoleransi terjadi pada daerah yang pembentukan tanah dan hilangnya tanah karena erosi terjadi secara seimbang dan kemungkinan besarnya tingkat pembentukan tanah bagian atas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat hilangnya solum tanah bagian atas (Chafid fandeli,1992).


A. Susunan Ekosistem
Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya tersusun dari beberapa komponen sebagai berikut.
1. Komponen autotrof
Autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti “menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
2. Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti  berbeda, dan trophikos yang berarti makanan). Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
Dalam penjelasan yang lain, suatu ekosistem terjadi interaksi atau hubungan antara makhluk hidup dengan makhluk hidup sejenisnya, dengan makhluk hidup lain jenis, maupun interaksi dengan lingkungannya berupa makhluk tak hidup, seperti: air, udara, tanah, cahaya matahari, suhu, angin, dan kelembapan. Komponen ekosistem dibagi menjadi dua macam, yaitu komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah komponen yang berupa makhluk tak hidup. Sedangkan, komponen biotik adalah komponen yang berupa makhluk hidup.
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem berupa benda tak hidup yang terdapat di sekitar makhluk hidup. Komponen abiotik yang berpengaruh pada ekosistem, antara lain:
a. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan faktor abiotik yang terpenting untuk menunjang kehidupan di bumi. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi tumbuhan yang diperlukan dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari juga memberikan rasa hangat untuk semua makhluk.
b. Udara
Udara merupakan komponen abiotik yang sangat diperlukan makhluk hidup. Hewan dan manusia menggunakan oksigen yang terdapat di udara untuk bernapas dan mengeluarkan karbon dioksida ke udara. Sedangkan, tumbuhan mengambil karbon dioksida dari udara untuk proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen ini dilepaskan ke udara untuk digunakan oleh semua makhluk hidup. Dengan demikian, terjadilah perputaran zat yang berlangsung terus menerus. Peristiwa ini menunjukkan adanya saling keter-gantungan dan saling membutuhkan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
c. Suhu
Suhu sangat mem pengaruhi lingkungan dan kehidupan makhluk hidup dilingkungan tersebut. Ada makhluk hidup yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu rendah, ada pula makhluk hidup yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu tinggi.
d. Air
Air merupakan faktor abiotik yang sangat penting untuk menunjang suatu kehidupan. Semua sel dan jaringan terdiri atas air. Air merupakan media pelarut zat-zat yang dibutuhkan dan media pengangkut dalam tubuh hewan dan tumbuhan. Air juga merupakan suatu bentuk habitat bagi makhluk hidup, seperti: danau, sungai, dan laut air sangat mempengaruhi proses kehidupan.
e. Tanah
Tanah berfungsi sebagai  tempat hidup berbagai makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Di dalam tanah terdapat zat hara yang merupakan mineral penting untuk mempertahankan

2. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem berupa proses di dalam tubuh, terutama bagi tumbuhan. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya berbeda. Berbagai makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem. Tiap komponen memiliki peranan masing-masing yang erat kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan akan makanan. Hal ini menyebabkan terjadinya keseimbangan di dalam ekosistem Berdasarkan peranannya di dalam ekosistem, komponen biotik dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Produsen
Di dalam ekosistem semua tumbuhan hijau adalah produsen. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri dengan melakukan fotosintesis. Di dalam ekosistem air yang berperan sebagai produsen adalah fitoplankton, yang merupakan tumbuhan hijau yang amat kecil yang melayang-layang di dalam air. Fitoplankton selalu menghasilkan berton-ton makanan yang menjadi sumber makanan bagi hewan-hewan air yang lain.
b. Konsumen
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, manusia dan hewan memperoleh makanan dari tumbuhan sehingga disebut konsumen. Konsumen sangat tergantung pada produsen, begitu juga sebaliknya, konsumen mempengaruhi kelangsungan hidup produsen. Karbon dioksida dari sisa pernapasan hewan dan manusia dibutuhkan tumbuhan untuk proses fotosintesis (membuat makanan). Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dibagi menjadi tiga macam, yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.
1) Herbivora
Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan. Hidupnya sangat bergantung pada tumbuhan secara langsung. Makhluk hidup yang memakan langsung tumbuhan disebut juga sebagai konsumen tingkat pertama. Contoh hewan-hewan pemakan tumbuhan adalah kerbau, domba, kambing, kelinci, sapi, dan lain sebagainya.
2) Carnivora
Carnivora adalah makhluk hidup yang memakan daging makhluk hidup yang lain. Biasanya, carnivora memakan makhluk hidup herbivora. Dengan kata lain, carnivora adalah konsumen tingkat kedua. Contoh hewan yang termasuk carnivora adalah singa, harimau, dan buaya.
3) Omnivora
Makhluk hidup yang memakan tumbuhan dan daging makhluk hidup lain disebut omnivora. Hewan omnivora merupakan pemakan segalanya (tumbuhan dan hewan). Contohnya adalah babi dan itik.
c. Pengurai
Pengurai atau dekomposer adalah organisme atau makhluk hidup yang berfungsi menguraikan sampah atau sisa-sisa makhuk hidup yang mati. Pengurai berfungsi sebagai penghubung peredaran zat dari konsumen ke produsen. Zat yang telah diambil oleh konsumen dari produsen akan kembali lagi ke produsen melalui proses penguraian oleh pengurai. Dengan peristiwa pembusukan ini, zat-zat yang dulu menjadi bagian dari tumbuhan dan hewan diuraikan dan dirombak. Hasilnya digunakan oleh tumbuhan untuk membuat makanan. Pengurai terdiri atas makhluk hidup berukuran kecil yang hidup di tanah, air, maupun di udara. Contohnya bakteri dan jamur-jamur saprofit.

B. Tingkat Organisasi Dalam Ekosistem
Makhluk hidup dalam ekosistem membentuk tatanan atau organisasi tertentu.
1.  Individu
Individu merupakan satuan fungsional terkecil penyusun ekosistem (makhluk hidup tunggal) yang dapat hidup secara fisiologis.
Populasi merupakan kumpulan individu sejenis pada suatu daerah dalam jangka waktu  tertentu.
Komunitas merupakan kumpulan beberapa populasi yang berbeda yang saling berinteraksi pada daerah dan waktu tertentu. Pada komunitas terjadi interaksi antara berbagai populasi dan dalam interaksi itu terjadi perpindahan materi dan energi.


4. Ekosistem
Ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotiknya. Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pada suatu ekosistem bersifat khusus. Jadi, setiap lingkungan memiliki ekosistem yang berbeda. Komunitas yang dipengaruhi oleh lingkungan abiotik yang spesifik menghasilkan ekosistem yang spesifik pula.
5. Bioma
Bioma adalah ekosistem-ekosistem yang terbentuk karena perbedaan letak geografis dan astronomis. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya.
Biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Biosfer merupakan keseluruhan ekosistem/bioma yang ada di bumi.

C. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
1. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
a. Bioma gurun
b. Bioma padang rumput
c. Bioma hutan basah
d. Bioma hutan gugur
e. Bioma taiga
f. Bioma tundra
2. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
3. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a. Laut
b. Pantai
c. Estuari
d. Terumbu karang

D. Keseimbangan Ekosistem
       Secara alami suatu ekosistem dalam keadaan seimbang. Keseimbangan ini akan terganggu bila ada gangguan dari luar, seperti bencana alam atau campur tangan manusia. Komponen penyusun ekosistem tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling tergantung. Suatu komponen biotik yang ada di dalam ekosistem ditunjang oleh komponen biotik lainnya. Dalam suatu ekosistem selalu terjadi perubahan jumlah populasi tumbuhan, herbivora, dan karnivora (komponen biotik).
       Alam akan mengatur ekosistem sedemikian rupa sehingga perbandingan antara jumlah produsen dan konsumen selalu seimbang. Keseimbangan alam (ekosistem) akan terpelihara bila komposisi komponen-komponennya (komponen biotik maupun komponen abiotik) dalam keadaan seimbang.
       Untuk menjaga keseimbangan pada ekosistem, maka terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan populasi suatu organisme. Peristiwa makan dan dimakan antarmakhluk hidup dalam suatu ekosistem membentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
      1. Rantai Makanan
      Proses makan dan dimakan terjadi dalam suatu ekosistem. Dalam suatu ekosistem terjadi peristiwa makan dan dimakan dalam suatu garis lurus yang disebut rantai makanan. Rantai makanan ini terjadi jika satu jenis produsen dimakan oleh satu jenis konsumen pertama, konsumen pertama dimakan oleh satu jenis konsumen kedua, dan seterusnya. Konsumen yang menjadi pemakan terakhir disebut konsumen puncak. Rantai makanan terjadi di berbagai ekosistem. Di antara rantai makanan tersebut terdapat pengurai, karena pada akhirnya semua makhluk hidup akan mati dan diuraikan oleh pengurai.
      2. Jaring-Jaring Makanan
                  Di alam ini satu produsen tidak hanya dimakan oleh satu jenis konsumen pertama. Tetapi, bisa dimakan oleh lebih dari satu jenis konsumen pertama, satu jenis konsumen pertama dapat dimakan lebih dari satu jenis konsumen kedua dan seterusnya.
      3. Piramida Makanan
Dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida makanan. Dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida makanan.

E. Jenis-Jenis Interaksi Ekosistem
1. Hubungan Netral
Hubungan netral yaitu hubungan yang tidak saling memengaruhi. Namun sesungguhnya hubungan yang benar-benar netral tidak ada, sebab setiap organisme memerlukan komponen abiotik (udara, ruangan, air, dan cahaya) yang sama, sehingga timbul persaingan.
2. Hubungan Simbiosis    
Hubungan simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi antara dua organisme. Hubungan simbiosis ada tiga jenis:
a. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme yaitu hubungan antara dua jenis organisme yang saling menguntungkan.
b. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme yaitu hubungan antara dua jenis organisme di mana yang satu diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan saat saling berinteraksi.
c. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme yaitu hubungan antara dua jenis organisme yang merugikan salah satu pihak, sedangkan pihak yang lain diuntungkan saat berinteraksi.
3. Hubungan Kompetisi
Hubungan kompetisi terjadi jika dalam suatu ekosistem terjadi ketidakseimbangan, misalnya kekurangan air, makanan, dan ruang. Hubungan kompetisi dapat terjadi antara individu-individu dalam satu spesies maupun individu-individu yang berbeda spesies.










BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 28 November 2012 pukul10.30 WIB. Tempat pelaksanaan praktikum di laboratorium biologi MIPA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan ketika praktikum, yaitu
1. Hygrotermometer,
2. Anemometer
3. Patok
4. Tali rafia
5. Kantong plastic
Bahan yang digunakan ketika praktikum,yaitu
1. Hewan
2. Tumbuhan

3.3 Cara kerja
1. Tentukan daerah yang akan diamati
2. Buatlah petak berukuran 1x1 meter sebanyak 3 plot
3. Pada tiap plot lakukan pengamatan terhadap komponen abiotiknya, yaitu: kelembaban, temperatur, dan intensitas cahaya
4. Catat hasil pengamatan pada tabel yang telah ada






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Data Pengamatan Komponen Abiotik
Plot
Ke
Kelembapan
( % )
Temperatur
( C )
PH
Tanah
1
71 %
34 C
6,3
2
74 %
33,8 C
6,2
3
75 %
33.6 C
5,2

Data Hasil Pengamatan Tumbuhan Pada Plot
NO
Spesies
Jumlah Tumbuhan Pada Plot ke :
Ket
1
2
3
1
Rumput Teki (Pennisetum purpurenium)
-Daunnya sejajar
-Akar serabut
-Tak lunak
2
Lamtoro (Leucaena leucocephala)

-Daun majemuk
-Akar serabut
-Tak lunak
3
Rumput Ilalang (Imperata cylindrical)
-Daun Sejajar
-Akar Serabut
-Tak Lunak
4
Pletekan (Ruellia tuberosa  L)
-Daun Menyirip
-Akar Serabut
-Tak Lunak
-Bunga Berwarna Ungu

Data Hasil Pengamatan Hewan Pada Plot
No
Spesies
Jumlah Hewan Pada Plot Ke :
Ket
1
2
3
1
Belalang Hijau (Oxya chinensis)

-Herbivora
-Konsumen 1
2
Belalang Coklat (Phlaeoba fumosa)


-Herbivora
-Konsumen 1
3.
Semut Merah (Formica Ruva)
-Serangga
4
Semut Hitam (Technomyrmex albipes)

-Serangga
5
Ulat Bulu (Dasychira Inclusa)


-Herbivora
-Konsumen 1
6.
Kupu-Kupu (gryllus assimilis


-Serangga
7
Siput ( Amphidromus perversus) 


-Bangsa Moluska



4.2 Pembahasan
            Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, didalam ekosistem itu terdapat dua komponen penyusun ekosistem yaitu komponen biotik dan abiotik.
1.      Komponen biotik
Komponen biotik adalah semua makhluk hidup di bumi, yaitu: produsen, konsumen, pengurai (dekomposer), dan detritivor.
2.      Komponen abiotik
Semua benda tak hidup ddi bumi, yaitu: faktor fisis dan kimia, adalah sebagai berikut.
a.       Udara
Didalamnya ada oksigen dan karbondioksida. Oksigen sangat penting untuk pernafasan. Di dalam tubuh manusia oksigen digunakan untuk membaka sari-sari makanan untuk diubah menjadi energi. Zat sisa yang dihasilkan berupa karbondioksida. Begitu juga di dalam tubuh tumbuhan juga membutuhkan karbondioksida untuk melakukan proses fotosistesis.
b.      Air
Air penting untuk proses fotosintesis tumbuhan. Semua reaksi kimia membutuhkan air. Begitupun didalam tubuh manusia.
c.       Tanah
Didalam tanah terdapat komponen air dan garam mineral.dua hal tersebut sangat dibutuhkan oleh tumbuhan kerena digunakan dalam proses fotosintesis yaitu garam mineral sebaga nutrisinya.
d.      Cahaya matahari
Cahaya akan diubah menjadi energi oleh kimia oleh tumbuhan untuk foosistesis. Sinar matahari juga berguna untuk mengubah provitamin D menjadi vitamin D yang dapat memperkuat tubuh kita.
e.       Iklim
Perubahan iklim dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku makhluk hidup. Misalnya, hewan-hewan yang berada dikutub akan berhibernasi (tidur yang lama) untuk menghindari musim dingin.
f.       Suhu
Suhu juga mempengaruhi dalam pertumbuhan tumbuhan.
Suhu dapt diukur dengan menggunakan alat yaitu termometer.
g.      Kelembapan
Kelembapan menunjukan banyaknya uap air yang ada diudara. Kelembapan diukur dengan menggunakan alat yaitu higrometer.
Berdasarkan fungsinya komponen ekosistem dibagi menjadi tiga, yaitu produsen,    konsumen dan pengurai.
1.  Produsen
Produsen merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri atau disebut juga dengan autrotof. Caranya yaitu dengan mengubah zat anorganik menjadi organik. Produsen bisa juga melakukan fotosintesis dan kemosintesis. Contohnya: tumbuhan, bakteri, ganggang hijau dan ganggang biru.
2.  Konsumen
Konsumen merupakan makhuk hidup yang tidak dapat membuat makanan nya sendiri atau bisa disebut juga heterotrof. Biasanya mereka memakan makhluk hidup lain. Contohnya: macan, kambing, dan buaya.
3.  Pengurai (dekomposer)
Pengurai merupakan makhluk hidup yang menguraikan zat organik dari makhluk hidup yang sudah mati. Karena tidak bisa membuat makanan sendiri pengurai bersifat heterotrof.
Aksi Interaksi
Adanya aksi interaksi, makhluk hidup dalam ekosistem dapat menglami perubahan. Yaitu:
a.     Rantai makanan
Rantai makanan menggambarkan bagaimana aliran energi terjadi antara satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya dalam satu habitat.
Ada tiga tiga rantai makanan, adalah sebagai berikut
1.      Rantai pemangsa
Rantai makan ini bentuknya seperti plek, seperti contoh berikut.
Produsen  Konsumen I  Konsumen II  Konsumen puncak  pengurai.
2.      Rantai parasit
Rantai parasit ini dimulai dari organisme yang besar seperti pohon, atau hewan hingga organisme yang hidup secara parasit seperti, benalu, cacing perut dan parasit.
3.      Rantai saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme yang telah mati hingga pengurai seperti jamur dan bakteri.
b.    Jaring-jaring makanan
Istilah “jaring” pada jaring-jaring makanan membuktikan bahwa suatu ekosistem tidak mungkin hanya ada satu rantai makanan. Rantai makanan saling tumpang tindih dan berhubungan satu sama lainnya membentuk jaring-jaring makanan. Hal ini menunjukkan hubunngan hubungan makanan dan dimakan dalam suatu komunitas.
c.     Aliran Energi
Rantai makanan menggambarkan aliran energi antara satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya dalam satu habitat. Energi terbesar dari matahari. Tumbuhanlah yang memanfaatkan energi itu untuk fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa makanan. Energi mengalir sepanjang rantai makanan. Ketika hewan herbivora memakan tumbuhan, kemudian hewan herbivora dimakan hewan lainnya, energi yang ada di dalamnya berpindah ke hewan yang memakannya. Nemun ketika terjadi perpindahan energi, sebagian besar energi hilang, bisa karena aktivititas, bernafas, keluar dari tubuh sebagai panas, atau keluar melalui feses dan urine. Hanya sebagian kecil energi yang masih disimpan di jaringan tubuh.
Contohnya : hewan yang paling sedikit jumlah energinya dalamrantai makanan adalah elang sebagai karnivora puncak. Karena hanya sedikit energi yang di dapat dari mangsanya. Makin jauh rantainya dari produsen, makin banyak energi yang hilang. Maka semakin kecil pula energi yang tersisa. Karena itulah , merekalah yang paling banyak membutuhkan energi.



























BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Ekosistem adalah sebuah system yang di dalamnya terdapat hubungan timbale balik antara suatu organism dengan organism lain serta antara organism dengan lingkungannya. Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan di dapati hasil bahwa pada setiap plot yang di amati bias di sebut sebagai ekosistem, karena di dalamnya di temukan ada komponen biotk dan abiotik.Untuk komponen biotiknya yang paling banyak ditemui adalah hewan berjenis serangga, sedangkan untuk tumbuhannya banyak ditemui tumbuhan berjenis rerumputan dan bunga sederhana. Untuk komponen abiotiknya juga di dapatkan suhu, kelembaban, dan pH. Karena plot-plot yang di amati saling berdekatan, omponen biotic dan abiotik yang di temukan pun tidk jauh berbeda adanya.

5.2 Saran
                 Sebaiknya unuk praktikum biologi tentang ekosistem digunaka tempat pengamatan yang lebih beraneka ragam komponen bioyik dan abiotiknya, sehingga dala membuat jarring makanan tentang ekosistem yang di amati bias lebih beragam dan kami bias mengetahui lebih jelas.










DAFTAR PUSTAKA

Drs Purnomo. Dkk. 2005. Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa Muda Pustaka
Wardono,Seto. 2005. Lingkungan Hidup. Jakarta : Vilar Bamboo Kuning
Dra. D.A. Pratiwi. Dkk. 2007. Biolog Umum. Jakarta : Erlangga
Drs Sukarno. Dkk. 1980. Biologi Dasar. Bandung : Departemen Pendidkan dan Kebudayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar