LAPORAN PRAKTIKUM I
BIOLOGI UMUM
KONSEP DASAR EKOSISTEM

DISUSUN
OLEH KELOMPOK 3
NAMA
1.
ANDI
BAHTIAR (12222010)
2.
ASIA
ASTUTI (12222013)
3.
BUNGA
PERTIWI (12222018)
4.
DEA
ASIH SUPRIANTI (12222019)
5.
DEBY
NOPIANTI (12222020)
6.
DIAN
PURNAMA SARI (12222026)
DOSEN
PEMBIMBING
Fitratul
Aini, M.Si
Asisten
THORIQ
ALFARABI
JURUSAN
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia
sebagai makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya
interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan
sebagainya. Keadaan ini makin diperbesar dengan adanya penggalian dan
pemanfataan sumber-sumber alam untuk menunjang kehidupan manusia akibat
pertumbuhan penduduk yang cepat.
Manusia
mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan. Makin
tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin besar
jumlah kebutuhan hidupnya yang diambil dari lingkungan, maka berarti makin
besar perhatian manusia terhadap lingkungan.
Perhatian
dan pengaruh manusia hidup terhadap lingkungan makin meningkat pada zaman
teknologi maju. Masa ini manusia mengubah lingkungan hidup alami menjadi
lingkungan hidup binaan. Eksplotasi sumber daya alam makin meningkat untuk
memenuhi bahan dasar industri. Sebaliknya hasil sampingan dari industri berupa
asap dan limbah mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup. Berdasarkan sifatnya,
kebutuhan hidup manusia dapat dilihat dan dibagi menjadi 2, yaitu kebutuhan
hidup materil, dan kebutuhan hidup nonmateril. Kebutuhan hidup materil, antara
lain adalah air, udara, sandang, pangan, papan, transportasi, serta
perlengkapan fisik lainnya. Dan kebutuhan nonmateril adalah rasa aman, kasih
sayang, pengakuan atas eksistensinya, dan sistem nilai dalam masyarakat.
Manusia
merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya pikir dan daya nalar
tertinggi dibandingkan makhluk lainnya. Disini jelas terlihat bahwa manusia
merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia
dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang
dikehendaki. Namun demikian, kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam
gejala.
Secara
sekilas penulis gambarkan bahwa masalah lingkungan bukanlah masalah yang mudah,
namun merupakan masalah yang sangat global. Oleh karena itu, dilaksanakan suatu
kegiatan penelitian untuk mata kuliah Kajian Lingkungan Hidup (KLH).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui komponen penyusun ekosistem
2. Mengetahui hubungan antar komponen penyusun ekosistem
3. Memahami prinsip dasar ekosistem
1.3 Rumusan Masalah
1. Susunan ekosistem
2. Tingkat Organisasi Dalam
Ekosistem
3. Macam-macam Ekosistem
4. Keseimbangan Ekosistem
5. Jenis-Jenis Interaksi Ekosistem
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam
ekologi, mengingat didalamnya tercakup organisme dan lingkungan abiotik
yang satu terhadap lainnya saling mempengaruhi (Soedjiran Resosoedarmo, 1984).
Pengertian
ekosistem yang lain adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati
dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu
interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada
bermacam-macam ekosistem.
Menurut Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan
hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Lingkungan hidup yaitu kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi. Kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia beserta
makhluk hidup lainnya (M. Djirimu, dkk. 2007).
Tanah dan air merupakan sumber alam yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Apabila kedua sumber tersebut terganggu atau tidak
berfungsi sebagaimana mestinya, akan timbul suatu goncangan. Sebenarnya
terjadinya erosi sebagai akibat oleh ulah manusia. Aktifitas manusia yang
demikian ini, mencerminkan ketidakserasian ini antara manusia dengan lingkungan
alamnya. Secara alami proses erosi memang terjadi hampir di semua daerah aliran
sungai. Pada bagian-bagian wilayah tertentu dalam aliran sungai terdapat erosi
yang masih dapat ditoleransi. Erosi yang masih dapat ditoleransi terjadi pada
daerah yang pembentukan tanah dan hilangnya tanah karena erosi terjadi secara
seimbang dan kemungkinan besarnya tingkat pembentukan tanah bagian atas jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat hilangnya solum tanah bagian atas
(Chafid fandeli,1992).
A. Susunan Ekosistem
Suatu
ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya tersusun dari beberapa komponen
sebagai berikut.
1. Komponen
autotrof
Autotrof berasal dari kata Auto yang
berarti sendiri, dan trophikos yang berarti “menyediakan makan” pengertian dari
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri
yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti
matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya
tumbuh-tumbuhan hijau.
2. Komponen
heterotrof
Heterotrof berasal dari kata
“Heteros” yang berarti berbeda, dan trophikos yang berarti makanan).
Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain.
Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
Dalam
penjelasan yang lain, suatu ekosistem terjadi interaksi atau hubungan antara
makhluk hidup dengan makhluk hidup sejenisnya, dengan makhluk hidup lain jenis,
maupun interaksi dengan lingkungannya berupa makhluk tak hidup, seperti: air,
udara, tanah, cahaya matahari, suhu, angin, dan kelembapan. Komponen ekosistem
dibagi menjadi dua macam, yaitu komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik
adalah komponen yang berupa makhluk tak hidup. Sedangkan, komponen biotik
adalah komponen yang berupa makhluk hidup.
1. Komponen
Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem berupa benda
tak hidup yang terdapat di sekitar makhluk hidup. Komponen abiotik yang
berpengaruh pada ekosistem, antara lain:
a. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan faktor
abiotik yang terpenting untuk menunjang kehidupan di bumi. Cahaya matahari
merupakan sumber energi bagi tumbuhan yang diperlukan dalam proses
fotosintesis. Cahaya matahari juga memberikan rasa hangat untuk semua makhluk.
b. Udara
Udara merupakan komponen abiotik
yang sangat diperlukan makhluk hidup. Hewan dan manusia menggunakan oksigen
yang terdapat di udara untuk bernapas dan mengeluarkan karbon dioksida ke
udara. Sedangkan, tumbuhan mengambil karbon dioksida dari udara untuk proses
fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen ini
dilepaskan ke udara untuk digunakan oleh semua makhluk hidup. Dengan demikian,
terjadilah perputaran zat yang berlangsung terus menerus. Peristiwa ini
menunjukkan adanya saling keter-gantungan dan saling membutuhkan antara makhluk
hidup dan lingkungannya.
c. Suhu
Suhu sangat mem pengaruhi lingkungan
dan kehidupan makhluk hidup dilingkungan tersebut. Ada makhluk hidup yang mampu
hidup di lingkungan dengan suhu rendah, ada pula makhluk hidup yang mampu hidup
di lingkungan dengan suhu tinggi.
d. Air
Air merupakan faktor abiotik yang
sangat penting untuk menunjang suatu kehidupan. Semua sel dan jaringan terdiri
atas air. Air merupakan media pelarut zat-zat yang dibutuhkan dan media
pengangkut dalam tubuh hewan dan tumbuhan. Air juga merupakan suatu bentuk
habitat bagi makhluk hidup, seperti: danau, sungai, dan laut air sangat
mempengaruhi proses kehidupan.
e. Tanah
Tanah berfungsi sebagai tempat
hidup berbagai makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Di dalam tanah terdapat zat
hara yang merupakan mineral penting untuk mempertahankan
2. Komponen
Biotik
Komponen biotik adalah komponen
ekosistem berupa proses di dalam tubuh, terutama bagi tumbuhan. Jenis tanah
yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya berbeda. Berbagai
makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem. Tiap komponen memiliki peranan
masing-masing yang erat kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan akan makanan. Hal
ini menyebabkan terjadinya keseimbangan di dalam ekosistem Berdasarkan
peranannya di dalam ekosistem, komponen biotik dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Produsen
Di dalam ekosistem semua tumbuhan hijau adalah produsen.
Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri dengan melakukan fotosintesis. Di
dalam ekosistem air yang berperan sebagai produsen adalah fitoplankton, yang
merupakan tumbuhan hijau yang amat kecil yang melayang-layang di dalam air.
Fitoplankton selalu menghasilkan berton-ton makanan yang menjadi sumber makanan
bagi hewan-hewan air yang lain.
b. Konsumen
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanan sendiri. Oleh
karena itu, manusia dan hewan memperoleh makanan dari tumbuhan sehingga disebut
konsumen. Konsumen sangat tergantung pada produsen, begitu juga sebaliknya,
konsumen mempengaruhi kelangsungan hidup produsen. Karbon dioksida dari sisa pernapasan
hewan dan manusia dibutuhkan tumbuhan untuk proses fotosintesis (membuat
makanan). Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dibagi menjadi tiga macam,
yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.
1) Herbivora
Herbivora adalah hewan pemakan
tumbuhan. Hidupnya sangat bergantung pada tumbuhan secara langsung. Makhluk
hidup yang memakan langsung tumbuhan disebut juga sebagai konsumen tingkat
pertama. Contoh hewan-hewan pemakan tumbuhan adalah kerbau, domba, kambing,
kelinci, sapi, dan lain sebagainya.
2) Carnivora
Carnivora adalah makhluk hidup yang
memakan daging makhluk hidup yang lain. Biasanya, carnivora memakan makhluk
hidup herbivora. Dengan kata lain, carnivora adalah konsumen tingkat kedua.
Contoh hewan yang termasuk carnivora adalah singa, harimau, dan buaya.
3) Omnivora
Makhluk hidup yang memakan tumbuhan dan daging makhluk hidup
lain disebut omnivora. Hewan omnivora merupakan pemakan segalanya (tumbuhan dan
hewan). Contohnya adalah babi dan itik.
c. Pengurai
Pengurai atau dekomposer adalah
organisme atau makhluk hidup yang berfungsi menguraikan sampah atau sisa-sisa
makhuk hidup yang mati. Pengurai berfungsi sebagai penghubung peredaran zat
dari konsumen ke produsen. Zat yang telah diambil oleh konsumen dari produsen
akan kembali lagi ke produsen melalui proses penguraian oleh pengurai. Dengan
peristiwa pembusukan ini, zat-zat yang dulu menjadi bagian dari tumbuhan dan
hewan diuraikan dan dirombak. Hasilnya digunakan oleh tumbuhan untuk membuat
makanan. Pengurai terdiri atas makhluk hidup berukuran kecil yang hidup di
tanah, air, maupun di udara. Contohnya bakteri dan jamur-jamur saprofit.
B. Tingkat
Organisasi Dalam Ekosistem
1. Individu
Individu merupakan
satuan fungsional terkecil penyusun ekosistem (makhluk hidup tunggal) yang
dapat hidup secara fisiologis.
Populasi merupakan
kumpulan individu sejenis pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
Komunitas merupakan
kumpulan beberapa populasi yang berbeda yang saling berinteraksi pada daerah
dan waktu tertentu. Pada komunitas terjadi interaksi antara berbagai populasi
dan dalam interaksi itu terjadi perpindahan materi dan energi.
4. Ekosistem
Ekosistem
merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotiknya.
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pada suatu ekosistem bersifat khusus.
Jadi, setiap lingkungan memiliki ekosistem yang berbeda. Komunitas yang
dipengaruhi oleh lingkungan abiotik yang spesifik menghasilkan ekosistem yang
spesifik pula.
5. Bioma
Bioma
adalah ekosistem-ekosistem yang terbentuk karena perbedaan letak geografis dan
astronomis. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan
dan intensitas cahaya mataharinya.
Biosfer adalah sistem ekologis
global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk
interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer
(udara) Bumi. Biosfer merupakan keseluruhan ekosistem/bioma yang ada di bumi.
C. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem
darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air
tawar dan ekosistem air laut.
1. Ekosistem darat
Ekosistem
darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan
letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi
beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
a. Bioma gurun
b. Bioma padang rumput
c. Bioma hutan basah
d. Bioma hutan gugur
e. Bioma taiga
f. Bioma tundra
2. Ekosistem Air
Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air
tawar pada umumnya telah beradaptasi.
3. Ekosistem
air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai,
estuari, dan terumbu karang.
a. Laut
b. Pantai
c. Estuari
d. Terumbu karang
D. Keseimbangan Ekosistem
Secara
alami suatu ekosistem dalam keadaan seimbang. Keseimbangan ini akan terganggu
bila ada gangguan dari luar, seperti bencana alam atau campur tangan manusia.
Komponen penyusun ekosistem tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling
tergantung. Suatu komponen biotik yang ada di dalam ekosistem ditunjang oleh
komponen biotik lainnya. Dalam suatu ekosistem selalu terjadi perubahan jumlah
populasi tumbuhan, herbivora, dan karnivora (komponen biotik).
Alam
akan mengatur ekosistem sedemikian rupa sehingga perbandingan antara jumlah
produsen dan konsumen selalu seimbang. Keseimbangan alam (ekosistem) akan
terpelihara bila komposisi komponen-komponennya (komponen biotik maupun
komponen abiotik) dalam keadaan seimbang.
Untuk
menjaga keseimbangan pada ekosistem, maka terjadi peristiwa makan dan dimakan.
Hal ini bertujuan untuk mengendalikan populasi suatu organisme. Peristiwa makan
dan dimakan antarmakhluk hidup dalam suatu ekosistem membentuk rantai makanan
dan jaring-jaring makanan.
1. Rantai Makanan
Proses makan dan dimakan terjadi
dalam suatu ekosistem. Dalam suatu ekosistem terjadi peristiwa makan dan
dimakan dalam suatu garis lurus yang disebut rantai makanan. Rantai makanan ini
terjadi jika satu jenis produsen dimakan oleh satu jenis konsumen pertama,
konsumen pertama dimakan oleh satu jenis konsumen kedua, dan seterusnya.
Konsumen yang menjadi pemakan terakhir disebut konsumen puncak. Rantai makanan
terjadi di berbagai ekosistem. Di antara rantai makanan tersebut terdapat
pengurai, karena pada akhirnya semua makhluk hidup akan mati dan diuraikan oleh
pengurai.
2. Jaring-Jaring Makanan
Di alam ini satu produsen tidak
hanya dimakan oleh satu jenis konsumen pertama. Tetapi, bisa dimakan oleh lebih
dari satu jenis konsumen pertama, satu jenis konsumen pertama dapat dimakan
lebih dari satu jenis konsumen kedua dan seterusnya.
3. Piramida
Makanan
Dalam ekosistem yang seimbang jumlah
produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen
tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal
ini disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai
makanan digambarkan dari produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan
terbentuk suatu piramida makanan. Dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen
lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II
lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini
disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai
makanan digambarkan dari produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan
terbentuk suatu piramida makanan.
E.
Jenis-Jenis Interaksi Ekosistem
1. Hubungan Netral
Hubungan netral yaitu hubungan yang tidak saling
memengaruhi. Namun sesungguhnya hubungan yang benar-benar netral tidak ada,
sebab setiap organisme memerlukan komponen abiotik (udara, ruangan, air, dan
cahaya) yang sama, sehingga timbul persaingan.
2. Hubungan Simbiosis
Hubungan simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi
antara dua organisme. Hubungan simbiosis ada tiga jenis:
a. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme yaitu hubungan antara dua jenis
organisme yang saling menguntungkan.
b. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis
komensalisme yaitu hubungan antara dua jenis
organisme di mana yang satu diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan saat
saling berinteraksi.
c. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis
parasitisme yaitu hubungan antara dua jenis organisme yang merugikan salah satu
pihak, sedangkan pihak yang lain diuntungkan saat berinteraksi.
3. Hubungan Kompetisi
Hubungan
kompetisi terjadi jika dalam suatu ekosistem terjadi ketidakseimbangan,
misalnya kekurangan air, makanan, dan ruang. Hubungan
kompetisi dapat terjadi antara individu-individu dalam satu spesies maupun
individu-individu yang berbeda spesies.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu
pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 28 November 2012 pukul10.30
WIB. Tempat pelaksanaan praktikum di laboratorium biologi MIPA Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan ketika praktikum, yaitu
1. Hygrotermometer,
2. Anemometer
3. Patok
4. Tali rafia
5. Kantong plastic
Bahan yang digunakan ketika praktikum,yaitu
1. Hewan
2. Tumbuhan
3.3 Cara kerja
1. Tentukan daerah yang akan diamati
2. Buatlah petak berukuran 1x1 meter sebanyak 3 plot
3.
Pada tiap plot lakukan pengamatan terhadap komponen abiotiknya, yaitu:
kelembaban, temperatur, dan intensitas cahaya
4.
Catat hasil pengamatan pada tabel yang telah ada
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data
Pengamatan Komponen Abiotik
Plot
Ke
|
Kelembapan
(
% )
|
Temperatur
(
![]() |
PH
Tanah
|
1
|
71
%
|
34
![]() |
6,3
|
2
|
74
%
|
33,8
![]() |
6,2
|
3
|
75
%
|
33.6
![]() |
5,2
|
Data
Hasil Pengamatan Tumbuhan Pada Plot
NO
|
Spesies
|
Jumlah Tumbuhan Pada
Plot ke :
|
Ket
|
||
1
|
2
|
3
|
|||
1
|
Rumput Teki (Pennisetum purpurenium)
|
√
|
√
|
√
|
-Daunnya sejajar
-Akar serabut
-Tak lunak
|
2
|
Lamtoro (Leucaena leucocephala)
|
√
|
√
|
|
-Daun majemuk
-Akar serabut
-Tak lunak
|
3
|
Rumput Ilalang (Imperata cylindrical)
|
√
|
√
|
√
|
-Daun Sejajar
-Akar Serabut
-Tak Lunak
|
4
|
Pletekan (Ruellia tuberosa L)
|
√
|
√
|
√
|
-Daun Menyirip
-Akar Serabut
-Tak Lunak
-Bunga Berwarna Ungu
|
Data
Hasil Pengamatan Hewan Pada Plot
No
|
Spesies
|
Jumlah Hewan Pada Plot Ke :
|
Ket
|
||
1
|
2
|
3
|
|||
1
|
Belalang Hijau (Oxya chinensis)
|
√
|
√
|
|
-Herbivora
-Konsumen 1
|
2
|
Belalang Coklat (Phlaeoba fumosa)
|
|
√
|
|
-Herbivora
-Konsumen 1
|
3.
|
Semut Merah (Formica Ruva)
|
√
|
√
|
√
|
-Serangga
|
4
|
Semut Hitam (Technomyrmex albipes)
|
|
√
|
√
|
-Serangga
|
5
|
Ulat Bulu (Dasychira Inclusa)
|
√
|
|
|
-Herbivora
-Konsumen 1
|
6.
|
Kupu-Kupu (gryllus assimilis
|
√
|
|
|
-Serangga
|
7
|
Siput ( Amphidromus perversus)
|
√
|
|
|
-Bangsa Moluska
|
4.2
Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah
dilaksanakan, didalam ekosistem itu terdapat dua komponen penyusun ekosistem
yaitu komponen biotik dan abiotik.
1. Komponen
biotik
Komponen
biotik adalah semua makhluk hidup di bumi, yaitu: produsen, konsumen, pengurai
(dekomposer), dan detritivor.
2. Komponen
abiotik
Semua
benda tak hidup ddi bumi, yaitu: faktor fisis dan kimia, adalah sebagai
berikut.
a. Udara
Didalamnya ada oksigen
dan karbondioksida. Oksigen sangat penting untuk pernafasan. Di dalam tubuh
manusia oksigen digunakan untuk membaka sari-sari makanan untuk diubah menjadi
energi. Zat sisa yang dihasilkan berupa karbondioksida. Begitu juga di dalam
tubuh tumbuhan juga membutuhkan karbondioksida untuk melakukan proses
fotosistesis.
b. Air
Air penting untuk
proses fotosintesis tumbuhan. Semua reaksi kimia membutuhkan air. Begitupun
didalam tubuh manusia.
c. Tanah
Didalam tanah terdapat
komponen air dan garam mineral.dua hal tersebut sangat dibutuhkan oleh tumbuhan
kerena digunakan dalam proses fotosintesis yaitu garam mineral sebaga
nutrisinya.
d. Cahaya
matahari
Cahaya akan diubah
menjadi energi oleh kimia oleh tumbuhan untuk foosistesis. Sinar matahari juga
berguna untuk mengubah provitamin D menjadi vitamin D yang dapat memperkuat
tubuh kita.
e. Iklim
Perubahan iklim dapat
mempengaruhi perubahan tingkah laku makhluk hidup. Misalnya, hewan-hewan yang
berada dikutub akan berhibernasi (tidur yang lama) untuk menghindari musim
dingin.
f. Suhu
Suhu juga mempengaruhi
dalam pertumbuhan tumbuhan.
Suhu dapt diukur dengan
menggunakan alat yaitu termometer.
g. Kelembapan
Kelembapan menunjukan
banyaknya uap air yang ada diudara. Kelembapan diukur dengan menggunakan alat
yaitu higrometer.
Berdasarkan
fungsinya komponen ekosistem dibagi menjadi tiga, yaitu produsen, konsumen dan pengurai.
1. Produsen
Produsen merupakan
makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri atau disebut juga dengan
autrotof. Caranya yaitu dengan mengubah zat anorganik menjadi organik. Produsen
bisa juga melakukan fotosintesis dan kemosintesis. Contohnya: tumbuhan,
bakteri, ganggang hijau dan ganggang biru.
2. Konsumen
Konsumen merupakan
makhuk hidup yang tidak dapat membuat makanan nya sendiri atau bisa disebut
juga heterotrof. Biasanya mereka memakan makhluk hidup lain. Contohnya: macan,
kambing, dan buaya.
3. Pengurai
(dekomposer)
Pengurai merupakan
makhluk hidup yang menguraikan zat organik dari makhluk hidup yang sudah mati.
Karena tidak bisa membuat makanan sendiri pengurai bersifat heterotrof.
Aksi
Interaksi
Adanya
aksi interaksi, makhluk hidup dalam ekosistem dapat menglami perubahan. Yaitu:
a. Rantai
makanan
Rantai
makanan menggambarkan bagaimana aliran energi terjadi antara satu makhluk hidup
ke makhluk hidup lainnya dalam satu habitat.
Ada
tiga tiga rantai makanan, adalah sebagai berikut
1. Rantai
pemangsa
Rantai makan ini
bentuknya seperti plek, seperti contoh berikut.
Produsen
Konsumen I
Konsumen II
Konsumen puncak
pengurai.




2. Rantai parasit
Rantai parasit ini dimulai dari organisme yang besar seperti
pohon, atau hewan hingga organisme yang hidup secara parasit seperti, benalu,
cacing perut dan parasit.
3. Rantai saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme yang telah mati
hingga pengurai seperti jamur dan bakteri.
b. Jaring-jaring makanan
Istilah “jaring” pada jaring-jaring
makanan membuktikan bahwa suatu ekosistem tidak mungkin hanya ada satu rantai
makanan. Rantai makanan saling tumpang tindih dan berhubungan satu sama lainnya
membentuk jaring-jaring makanan. Hal ini menunjukkan hubunngan hubungan makanan
dan dimakan dalam suatu komunitas.
c. Aliran Energi
Rantai makanan menggambarkan aliran
energi antara satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya dalam satu habitat.
Energi terbesar dari matahari. Tumbuhanlah yang memanfaatkan energi itu untuk
fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa makanan. Energi mengalir sepanjang
rantai makanan. Ketika hewan herbivora memakan tumbuhan, kemudian hewan herbivora
dimakan hewan lainnya, energi yang ada di dalamnya berpindah ke hewan yang
memakannya. Nemun ketika terjadi perpindahan energi, sebagian besar energi
hilang, bisa karena aktivititas, bernafas, keluar dari tubuh sebagai panas,
atau keluar melalui feses dan urine. Hanya sebagian kecil energi yang masih
disimpan di jaringan tubuh.
Contohnya : hewan yang paling
sedikit jumlah energinya dalamrantai makanan adalah elang sebagai karnivora
puncak. Karena hanya sedikit energi yang di dapat dari mangsanya. Makin jauh
rantainya dari produsen, makin banyak energi yang hilang. Maka semakin kecil
pula energi yang tersisa. Karena itulah , merekalah yang paling banyak
membutuhkan energi.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ekosistem
adalah sebuah system yang di dalamnya terdapat hubungan timbale balik antara
suatu organism dengan organism lain serta antara organism dengan lingkungannya.
Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan di dapati hasil bahwa pada setiap
plot yang di amati bias di sebut sebagai ekosistem, karena di dalamnya di
temukan ada komponen biotk dan abiotik.Untuk komponen biotiknya yang paling
banyak ditemui adalah hewan berjenis serangga, sedangkan untuk tumbuhannya
banyak ditemui tumbuhan berjenis rerumputan dan bunga sederhana. Untuk komponen
abiotiknya juga di dapatkan suhu, kelembaban, dan pH. Karena plot-plot yang di
amati saling berdekatan, omponen biotic dan abiotik yang di temukan pun tidk
jauh berbeda adanya.
5.2 Saran
Sebaiknya
unuk praktikum biologi tentang ekosistem digunaka tempat pengamatan yang lebih
beraneka ragam komponen bioyik dan abiotiknya, sehingga dala membuat jarring
makanan tentang ekosistem yang di amati bias lebih beragam dan kami bias
mengetahui lebih jelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs Purnomo. Dkk. 2005. Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa Muda
Pustaka
Wardono,Seto. 2005. Lingkungan Hidup. Jakarta : Vilar
Bamboo Kuning
Dra. D.A.
Pratiwi. Dkk. 2007. Biolog Umum.
Jakarta : Erlangga
Drs Sukarno. Dkk. 1980. Biologi Dasar. Bandung : Departemen Pendidkan dan Kebudayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar