BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada
beberapa bahasan mengenai gaya, benda yang mengalami gaya dianggap tidak
mengalami perubahan bentuk. Namun, kenyataannya setiap benda akan mengalami
perubahan bentuk apabila diberikan gaya pada benda tersebut. Pada benda elastis, akan terjadi
pertambahan panjang yang merupakan
akibat dari adanya gaya yag bekerja pada benda tersebut. Benda ini berlaku hampir pada
semua materi padat, tetapi hanya pada suatu batas tertentu. Apabila benda
yang terjadi terlalu besar, maka benda pun akan meregang dengan sangat
besar sehingga tidak menutup kemungkinan benda tersebut akan patah.
Gaya luar yang dikerjakan pada benda tersebut mengkibatkan terjadinya
perubahan bentuk benda (deformasi) yang tidak melebihi batas
proporsional. Sedangkan pada benda plastis, jika benda tersebut diberi gaya
maka akan mengalami pertambahan panjang dan jika gaya yang bekerja pada benda
tersebut dihilangkan, maka benda tidak dapat kembali ke bentuk
semula.
Sebenarnya
dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering mempraktikan ilmu-ilmu fisika,
baik yang sudah kita pelajari maupun yang belum kita pelajari. Namun seringnya kita
tidak menyadari dan tidak paham akan hal itu. Sebagai contoh hal yang
berhubungan dengan fisika yang sering kita temui dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebuah karet gelang yang kita rentangkan, jika kita lepaskan akan
kembali ke bentuknya semula. Itulah yang menandakan adanya sifat
elastis benda yang kita kenal dengan keelastisitasan. Semua benda nyata, jika
diberi gaya, akan berubah dibawah pengaruh gaya yang bekerja padanya.
Perubahan bentuk atau volume tersebut ditentukan oleh gaya antarmolekulnya. Untuk membedakan kedua
jenis bahan benda antara benda elastis dan benda plastis , maka
didefinisikan suatu sifat bahan yang disebut elastisitas. Jadi, elastisitas
merupakan salah satu mekanik bahan yang dapat menunjukkan kekuatam, ketahanan,
dan kekakuan bahan tersebut terhadap gaya luar yang diterapkan pada bahan
tersebut. Nilai keelastisitasan ini disebut juga modulus elastisitas.
1.2 TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat memahami penggunaan hukum hooke
mengenai elastisitas pegas dari bahan baja
2. Dapat membandingkan konstanta pegas
dari pegas dan membandingkan nilai konstanta yang diperoleh dari metode grafik
dengan persamaan hukum hooke.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Elastisitas adalah kemampuan sebuah
benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada
benda tersebut dihilangkan. Suatu benda dikatakan elastis apabila benda
tersebut setelah diberi gaya dapat kembali ke bentuk semula. Setiap benda
elastis memiliki batas elastis yang apabila
keelastisan benda tersebut sudah melampaui batas elastisitas maka akan
menyebabkan kerusakan pada benda tersebut. Jika sebuah gaya diberikan pada
sebuah benda elastis, maka bentuk benda tersebut berubah.
Bola yang terbuat dari karet, bila diberi gaya
tekan maka bentuknya tidak bulat lagi. Namun jika gaya tersebut dihilalangkan,
bentuk bola tersebut juga akan kembali pada bentuk semula. Akan tetapi jika
bola yang terbuat dari tanah liat diberi gaya yang sama dan gayanya
dihilangkan, maka bentuk bola tersebut tidak dapat kembali pada bentuk semula. Dari kejadian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa ada 2 golongan bahan, yaitu bahan elastis dan bahan tidak
elastis. Bahan elastis adalah bahan yang dapat kembali pada bentuk semula jika
diberi suatu gaya,contohnya adalah karet,baja dan kayu. Sedangkan bahan tidak
elastis adalah bahan yang tidak dapat kembali lagi pada bentuk semula jika
diberi gaya meski gaya tersebut telah dihilangkan, contohnya adalah tanah liat
dan plastisin.menurut hukum
hooke jika gaya tarik tidak melampaui batas elastic pegas maka pertambahan
panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya
F = -k.
x

Dimana : k = konstanta gaya pegas.

F = gaya
Grafik antara gaya
F dan pertambahan panjang
x merupan garis lurus. Dengan grafik ini harga k dapat
dicari dengan menggunakan kemiringan grafik. Hukum Hooke juga berlaku pada
kawat yang dipuntar

T = k’. 

Dengan: T = gaya (berat beban) dikalikan dengan diameter
kalor

Secara
teoritis, k’ dapat dihitung seperti berikut:
k’ = 

Dimana:
G = Modulus Rigiditas
d
= diameter kawat
L
= panjang dua kawat yang menghasilkan sudut puntir
Pegas merupakan salah satu contoh benda
elastis. Selain benda elastis terdapat pula benda plastis, yaitu suatu benda
yang tidak memiliki sifat elastis seperti pelastin, lumpur dan tanah liat.
Pegas dan karet dengan adanya perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.
Sedangkan benda plastis merupakan benda yang tidak memiliki sifat elastisitas
(tidak kembali kebentuk semula jika gaya luarnya dihilangkan).
Sebuah benda dikatakan elastis sempurna
jika setelah gaya penyebab perubahan bentuk dihilangkan benda akan kembali ke
bentuk semula. Sekalipun tidak terdapat benda yang elastik sempurna, tetapi
banyak benda yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai deformasi yang terbatas
disebut limit elastik. Jika benda berdeformasi di atas limit elastiknya, dan
apabila gaya-gaya dihilangkan, maka benda-benda tersebut tidak kembali ke
bentuk semulanya. Benda ini disebut bersifat plastik. Perbedaan antara sifat
elastik dan plastik hanyalah terdapat pada tingkatan dalam besar atau kecilnya
deformasi yang terjadi (Sarojo, 2002: 318).
Benda dikatakan elastis bila suatu benda
diberi gaya (F) kemudian gaya tersebut berhenti bekerja, maka panjang benda
tersebut kembali kepada keadaan semula. Hal ini berbeda dengan benda plastis,
benda dikatakan plastis bila suatu benda diberi gaya (F) kemudian gaya tersebut
berhenti bekerja maka panjang benda tersebut tidak kembali kepada keadaan awal,
dengan kata lain benda tersebut mengalami pertambahan panjang.
Tegangan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan regangan tertentu pada keadaan bahan yang ditekan. Perbandingan
antara tegangan dan regangan, atau tegangan persatuan regangan disebut Modus
Elastisitas bahan.
Perbandingan antara tekanan (stress)
dengan perubahan realif/regangan (strain) yang diakibatkan konstan. Untuk
perubahan dalam satu dimensi konstanta tersebut dinyatakan dengan dengan
modulus elastis/modulus young. Beban yang menimbulkan gaya F (dyne) pada benda
dengan luas penampang A akan memberikan
tekanan sebesar :
P = 

Modulus elastisitas kayu dapat dihitung
melalui pemberian beban sebagai tegangan yang diberikan pada kayu dan mengamati
penunjukan oleh garis rambut sebagai regangannya. Besar pelenturan (f)
ditentukan melalui:
F = B. 

= 48 . E .
I
= 4 . E . b .h
Dengan: E = Modulus elastisitas
B
= Berat Beban (dyne)
L = Panjang batang antara dua tumpuan
(cm)
I
= momen inersia linier batang terhadap garis netral
h = tebal batang (cm)
b = lebar batang (cm)
f = Pelenturan (cm)
Hukum Hooke
Hubungan
antara tegangan dan regangan erat kaitannya dalam teori elastisistas. Apabila
hubungan antara tegangan dan regangan dilukiskan dalam bentuk grafik, dapat
diketahui bahwa diagram tegangan-regangan berbeda-beda bentuknya menurut jenis
bahannnya. Hal ini membuktikan bahwa keelastisitasan benda dipengaruhi bahan
dari bendanya. Hubungan proporsional antara tegangan dan regangan dalam daerah
ini sesuai dengan Hukum Hooke. Beliau menyatakan bahwa:
“Jika gaya tarik tidak melampaui
batas elastisitas pegas, maka
pertambahan panjang pegas
berbanding lurus (sebanding) dengan gaya
tariknya.”
Pernyataan
tersebut di atas dikenal dengan nama hukum Hooke, dan dapat ditulis melalui
persamaan:

BAB
III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal :
Sabtu, 22 Desember 2012
Waktu
: Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Tempat :
Laboratorium fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang
3.2 Alat
Alat
yang digunakan ketika praktikum dilaksanakan, yaitu :
1.
Statif
2.
Pegas
3.
Beban
3.3 Cara Kerja
Cara kerja ketika melakukan
praktikum, yaitu:
1.
Baca bismillah sebelum
melakukan praktikum
2.
Pasang pegas pada
batang penyangga
3.
Ukur panjang pegas
4.
Beri beban secara
bertahap dari 50g, 50g, 30g, 20g, dan 10g.
5.
Ukurlah panjang pegas
setiap di beri beban
6.
Ulangi pengukuran
panjang dengan mengurangi satu persatu beban.
7.
Masukkan data hasil
pengukuran kedalm table yang telah disiapkan
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No
|
Beban
|
Massa
|
![]() |
k
|
k2
|
1
|
M1
|
0.0618 kg
|
0.06 m
|
10.09 m
|
101.88 m
|
2
|
M1+M2
|
0.1118 kg
|
0.13 m
|
8.42 m
|
71.03 m
|
3
|
M1+M2+M3
|
0.1618 kg
|
0.2 m
|
7.92 m
|
62.85 m
|
4
|
M1+M2+M3+M4
|
0.1818 kg
|
0.23 m
|
7.58 m
|
57.47 m
|
5
|
M1+M2+M3+M4+M5
|
0.1918 kg
|
0.25 m
|
7.51 m
|
56.52 m
|
6
|
M1+M2+M3+M4
|
0.1818 kg
|
0.23 m
|
7.58 m
|
57.47 m
|
7
|
M1+M2+M3
|
0.1618 kg
|
0.2 m
|
7.92 m
|
62.85 m
|
8
|
M1+M2
|
0.1118 kg
|
0.13 m
|
8.42 m
|
71.03 m
|
9
|
M1
|
0.0618 kg
|
0.06 m
|
10.09 m
|
101.88 m
|
![]() |
![]() |








Grafik

Ket : Sumbu x =
masaa (gr)
Sumbu y =
(cm)

4.2 Pembahasan
Sifat
elastis adalah kemampuan sesuatu untuk kembali kebentuk awalnya segera setelah
gaya luar yang diberikan pada benda itu dihilangkan. Benda tak elastis adalah
benda yang tidak kembali kebentuk
awalnya setelah gaya luar dihilangkan. Benda elastis adalah benda yang kembali
kebentuk awalnya setelah dihilangkan gaya luar.
Berdasarkan table analisis data, di ketahui
bahwa semakin berat beban atau massa suatu benda yang digantungkan pada pegas
maka akan semaki besar beban yang di tambahkan dan semakin panjang ukuran pada
pegas yang diberi beban.
Dari hal tersebut dapat dikaitkan bahwa
pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan pertambahan gaya pada pegas
atau beban yang diberikan pada pegas tersebut.
Dimana F adalah gaya yang dilakukan pada
pegas dengan satuan newton sedangkan k adalah konstanta pegas dengan satuan
newton/meter dan
x pertambahan anjang pegas dengan
satuan meter.

Perbandingan
antara tegangan dan regangan dinamakan sebagai modulus elastisitas atau modulus
young.
Perubahan
panjang suatu pegas berbanding lurus (linier) dengan gaya tarik atau gaya tekan
yang diberikan pada pegas tersebut
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ELASTISITAS dapat
disimpulkan bahwa jika sebuah pegas
diberikan gaya maka pertambahan pegas akan sebanding dengan gaya yang diberikan,
mempermudah menentukan dan membandingkan nilai konstanta dengan metode grafik
persamaan hukum Hooke. Sifat elastis adalah kemampuan seuatu untuk kembali kebentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan pada benda itu dihilangkan.
Benda tak elastis adalah benda yang
tidak kembali kebentuk awalnya setelah gaya luar dihilangkan. Benda
elastis adalah benda yang kembali kebentuk awalnya setelah dihilangkan gaya
luar.
5.2 Saran
Pada
praktikum ELASTISITAS diharapkan praktikan harus lebih teliti dalam mengukur
pegas. Harus berhati-hati ketika melaksanakan parktikum agar tidak terjadi
kesalahan dan kerusakan pada alat praktikum. Oleh karena itu kita harus
mematuhi tata tertib ketika praktikum berlangsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Halliday dan Resnick. 2011. Fisika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan
Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penebit Erlangga
Young. 2011. Fisika Universitas.Erlangga.Jakarta.
gurumuda.net/tag/elastisitas-fisika-dasar.pdf. diakses tanggal 22 desember
2012,pukul 20.35 wib).
novanurfauziawati.files.wordpress.com/.../modul-4-modulus-elastisitas.(di akses tanggal 22
desember 2012,pukul 20.30 wib).
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
ELASTISITAS
Dosen
Pembimbing : Jumingin, S.Si
Asisten : Renny Resi Oktaviani

Disusun Oleh :
Kelompok
2
Ari Muhamad Isbilly (12 222 011)
Aria Lismi (12 222 012)
Asia Astuti (12 222 013)
Asri Arum Sari (12 222 014)
Ayu Ariska Pratiwi (12 222 015)
Ayu Kurnia Lady Ultari (12 222 016)
Ayu Puji Astuti (12 222 017)
Bunga Pertiwi (12 222 018)
Dea Asih Suprianti (12 222 019)
Deby Novianti (12 222 020)
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar