LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
VISKOSITAS
Dosen
Pembimbing : Jumingin, S.Si
Asisten : Weni Lestari

Disusun Oleh :
Kelompok
2
Ari Muhamad Isbilly (12 222 011)
Aria Lismi (12 222 012)
Asia Astuti (12 222 013)
Asri Arum Sari (12 222 014)
Ayu Ariska Pratiwi (12 222 015)
Ayu Kurnia Lady Ultari (12 222 016)
Ayu Puji Astuti (12 222 017)
Bunga Pertiwi (12 222 018)
Dea Asih Suprianti (12 222 019)
Deby Novianti (12 222 020)
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kekentalan
adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut.
Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat
cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan
suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan
bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan
viskositas.
Viskositas adalah gesekan interval,
gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif terhadap yang lain.
Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air
yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja.
Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan
bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada permukaan zat yang
bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair
adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang berbeda-beda
materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan
sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas
mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.
Suatu
zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan
kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara
permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita
memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut
mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar
zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan
hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa
adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola
berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya
tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin
berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut
kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan
(viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan
terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu. Aliran viskos,
dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil,
dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental
(invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah
aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. Untuk
benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu,
tenggelam, melayang, dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan
agar praktikan dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair. Karena
semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan
tersebut semakin besar pula.
1.2
Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi viskositas
2. Mengetahui macam-macam metode
pengukuran viskositas
3. Dapat memahami penerapan hukum
Stokes
4. Dapat menentukan viskositas zat cair
dengan gaya stokes
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas,
berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu
contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa
sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau
viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan
bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk
menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita
dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda
padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat
kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita
menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka,
sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat
yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter ( Lutfy, 2007).
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama
dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding
mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding
luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama
dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan
kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran
laminer. Aliran zat
cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak
terlalu cepat (Sudarjo, 2008).
Pengertian
viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini
biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar
viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair
tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair (Martoharsono, 2006).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak
karena adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan
tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka
aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah
molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan
karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai
tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan
satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).
Viskositas
(kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu fluida. Karena
adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida
diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k,
lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin
mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair
maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) dari
pada gas tidak kental (Mobile ) (Martoharsono, 2006).
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas)
fluida adalah konstan
sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan
antara tegangan geser (s)
dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak
seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan
beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya
tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya
bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk
suatu lapisan – lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser
(s) sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas
sebesar v dan kecepatan lapisan
fluida paling bawah sama dengan nol, maka
kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari
bidang tetap dengan tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).
Lapisan-lapisan
gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu terdapat gaya
gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat
cair. Gaya gesek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: G = ŋ A (Ginting, 2011).
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
cairan newtonian dan non newtonian.
1. Cairan Newtonian
Cairan
newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya
irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air, minyak,
sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas
berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear
stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran
aliran laminar (aliran streamline dalam suatu fluida). Cairan
Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut “Viscous” dan yang
viskositasnya rendah disebut “Mobile” (Dogra, 2006).
2. Cairan Non-Newtonian
yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya
perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.
Metode Penentuan Kekentalan
Untuk
menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara :
1.
Cara Ostwalt / Kapiler
Viskositas
dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu
yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya
air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).
Berdasarkan
hukum Heagen Poiseuille.
ŋ = Π P
r4t
8 VL
Hukum poiseuille juga digunakan
untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus laminer melalui pipa slindris
dan menentukan jumlah cairan yamg keluar perdetik (Sarojo, 2006)
2.
Cara Hopper
Berdasarkan
hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat –
gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat
dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki.
Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan
hukum stoke yaitu pada saat
kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan
gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu
bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan. Tegangan tidak bergantung pada
regangan geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut
laju regangan ( D. Young , 2009).
Laju perubahan regangan geser = laju
regangan
Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas
fluida, dinotasikan dengan η (eta), sebagai rasio tegangan geser dengan laju
regangan :
η = Tegangan geser
Laju regangan
Mempelajari
gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya untuk
mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam suatu
fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan
relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir
melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang
diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di
sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang
menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan.
Titik tersebut pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan
terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).
BAB
III
METODOLOGI PRAKTIKUM
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
praktikum fisika tentang viskositas dilaksanakan pada
Hari/Tanggal : Sabtu, 08 Desember 2012
Pukul : 13.00 s.d 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Institut Agama Islam Negeri
Raden Fatah Palembang.
3.2
Alat dan Bahan
Alat:
1. Gelas
ukur.
2. Neraca
empat lengan
3. Beaker
glass.
4. Mikrometer
sekrup
5. Stopwatch
6. Penggaris
7. Sendok
8. Kelereng
Bahan:
1. Minyak
goreng.
2. Kapas
3.3
Cara Kerja
1. Bacalah
Bismillah sebelum memulai eksperimen.
2. Ukur jarak minyak yang ada didalam gelas ukur
dengan menggunakan mistar .
3. Ukur
diameter kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup pada sisi yang berlainan.
4. Timbang
berat kelereng dengan menggunakan neraca empat lengan
5. Lepaskan
kelereng dari atas permukaan minyak (tanpa kecepatan awal) dan catat waktu yang
diperlukan untuk mencapai pada titik 100 ml.
6. Ulangi
langkah seperti diatas selama 10 kali dan catat hasilnya.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NO
|
JARAK
(S)
|
DIAMETER
KELERENG
|
WAKTU
(t)
|
V=
![]() |
![]() |
1.
|
36cm=0,36 m
|
11,43mm
|
0,8s
|
0,45
![]() |
0,2025
![]() |
2.
|
36cm=0,36m
|
11,43mm
|
0,7s
|
0,51
![]() |
0,2601
![]() |
3.
|
36cm=0,36m
|
11,43mm
|
0,7s
|
0,51
![]() |
0,2601
![]() |
4.
|
36cm=0,36m
|
11,43mm
|
0,5s
|
0,72
![]() |
0,5184
![]() |
5.
|
36cm=0,36m
|
11,43mm
|
0,7s
|
0,51
![]() |
0,2601
![]() |
6.
|
36cm=0,36m
|
11,43mm
|
0,8s
|
0,45
![]() |
0,2025
![]() |
7.
|
36cm=0,36m
|
11,43mm
|
0,8s
|
0,45
![]() |
0,2025
![]() |
8.
|
36cm=0,36m
|
11,43mm
|
0,6s
|
0,6
![]() |
0,36
![]() |
9.
|
36cm=0,36m
|
11,43mm
|
0,7s
|
0,51
![]() |
0,2601
![]() |
10.
|
36cm=0,36m
|
11,43mm
|
0,5s
|
0,72
![]() |
0,5184
![]() |

= 

= 0,543 


= 

=

= 

= 

= 0,032695 m/s
Dari hasil percobaan diketahui
Diameter kelereng ( d ) = 11.43 mm
Massa gelas ( m1 ) = 72.58 gr
Massa minyak ( m2 ) = 37.09 gr


Ditanyakan : 

Penyelesaian :

·
d = 11.43 mm, maka r = 5.71 mm = 5.71 x 10-3 m
·
mminyak = 37.09 gr, maka mminyak =
0.03709 kg
·
mkelereng = 2.15 gr, maka mkelereng =
2.15 x 10-3 kg
·
vminyak = 50 ml = 5 x 10-5m3
·
vkelereng = 

= 

= 


·





·




Sehingga





4.2 Pembahasan
Fluida,
baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan
yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut
mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya
tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya
minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan
menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang permukaannya miring. Pasti
hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng atau oli. Tingkat
kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu
zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu
menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi
lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas,
semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill
(rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya.
Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada
dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk
membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita
pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).
Satuan sistem internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 =
Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga
sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise
digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie
Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat
cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah
molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan
saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau
massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul
yang menempati volume tertentu terus menerus berubah (While, 1988).
BAB
V
PENUTUP
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dan teori yang diketahui, disimpulkan bahwa
viskositas sangat mempengaruhi kecepatan benda untuk mewati suatu fluida, semakin
kental fluida tersebut, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk
melewatinya.
5.2 Saran
Pada
praktikum kali ini bahan acuan yang digunakan jangan hanya berupa minyak kelapa
tanpa ada bahan perbandingan lainnya ( seperti air, oli, dll) sehingga kami
tidak bias melihat contoh dari perbedaan viskositas pada zat cair secara
lansung, maka dari itu diharapkan untuk praktium selanjutnya hal tersebut
diatas bisa diperhatikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dogra.
2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Malang. Universitas Malang
D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.
Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. LDB
UNSRI. Indralaya.
Kanginan,
Marthen. 2006.
Fisika. Erlangga. Jakarta.
Lutfy, Stokes.
2007. Fisika Dasar I. Erlangga.
Jakarta.
Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika
Dasar Mekanika. Salemba Teknika. Jakarta.
Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya.
Inderalaya.
baik
BalasHapus(y) Tq ya ^^
BalasHapusthanks ya :)
BalasHapusMas mau tanya dong itu pada landasan teori nya mas ambil di halaman berapa semua itu?
BalasHapusMas mau tanya dong itu pada landasan teori nya mas ambil di halaman berapa semua itu?
BalasHapusMas mau tanya dong itu pada landasan teori nya mas ambil di halaman berapa semua itu?
BalasHapusIni sumbernya yg mana yah?
BalasHapusCara buka gambarnya gimana
BalasHapusMas boleh minta tolong kirim pdf jurnal nya???
BalasHapusTerimakasih banyak <3
BalasHapusSangat menarik bagi saya mengetahui tentang laporan praktikum fisika dasar. Saya berharap pengetahuan ini dapat bermanfaat dalam kehidupan kita. golife
BalasHapusTerimakasih telah berbagi. Blog yang sangat bermanfaat. siopung
BalasHapusThanks for your marvelous posting! I actually enjoyed reading it, you could be
BalasHapusa great author.I will remember to bookmark your blog and will
eventually come back from now on. I want to encourage you to continue your great
writing, have a nice weekend!
website:온라인바카라
Cara buka gambarnya gimana?
BalasHapusGoyang Casino – Las Vegas Hotel Reviews, Ratings and Map
BalasHapusFind out more about the Goyang Casino in 원피스 바카라 Las Vegas and 토토 가입 머니 other things to do in 먹튀사이트먹튀프렌즈 Las Vegas. See 해외 안전 놀이터 reviews, photos, directions, phone numbers, reviews, Rating: 텍사스 홀덤 3.3 · 6,362 reviews