1.
Latar Belakang
Banyak
kejadian sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan konsep pembiasan, seperti
dasar bak mandi yang berisi air terliht lebih dangkal, ikan-ikan dan karang
dipantai terlihat lebih jelas dari atas perahu, dan ssebagainya. Akan tetapi
tiap lensa mempunyai jarak fokus yang berbeda, sehingga perlu melakukan
penelitian untuk menentukan jarak fokus dan titik fokus lensa tersebut. Lensa adalah peralatan sangat penting dalam kehidupan manusia.
Mikroskop menggunakan susunan lensa untuk melihat jasad-jasad renik yang tak
terlihat oleh mata telanjang. Kamera menggunakan susunan lensa agar dapat
merekam obyek dalam film. Teleskop juga memanfaatkan lensa untuk melihat
bintang-bintang yang jaraknya jutaan tahun cahaya dari bumi.
Kuat
lensa berkaitan dengan sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar) dan divergen
(menyebarkan sinar) suatu lensa. Untuk Lensa positif, semakin kecil jarak
fokus, semakin kuat kemampuan lensa itu untuk mengumpulkan berkas sinar. Untuk
Lensa negatif, semakin kecil jarak fokus semakin kuat kemampuan lensa itu untuk
menyebarkan berkas sinar. Oleh karenanya kuat lensa didefinisikan sebagai
kebalikan dari jarak fokus.
Dalam fisika lensa juga berhubungan dengan alat optik. Alat
Optik merupakan segala sesuatu yang mempelajari tentang gejala atau
sifat-sifatnya. Alat-alat optik tersebut misalnya adalah kacamata, kamera,
teleskop, teropong, dan lain sebagainya. Semua alat-alat optik tersebut memilki
lensa yang sangat canggih sehingga manusia benar-benar terkagum dengan
kecanggihan itu. Misalnya penggunaan kamera hp Lensa tersebut tentunya tidak
terlepas dari jarak objek, jarak bayangan,dan jarak fokus yang dihasilkan.
Namun dalam hal ini, percobaan yang dilakukan cukup sederhana yaitu percobaan
dilakukan dengan lensa konvergen. Kemudian dari itu akan diketahui hubungan
antara ketiga jarak tersebut dan nantinya menyangkut mengenai bayangan yang
dihasilkan.
2.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum yang akan
dicapai setelah melakukan praktikum adalah:
1.
Memahami konsep pembiasan pada
lensa.
2.
Menentukn sifat-sifat bayangan yang
dihasilkan oleh lensa.
3.
Menentukan jarak fokus lensa.
3.
Tinjauan Pustaka
Pembiasan cahaya adalah pembelokan
cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda
indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan
cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias
relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias
relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks bias
antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya
menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.
Cahaya mempunyai sifat dapat
dibiaskan, yaitu pembelokkan cahaya sehubungan dengan perubahan kelajuan cahaya
rambat dari satu medium yang lain. Pembiasan cahaya dapat terjadi pada lensa.
Lensa dalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau satu
bidang lengkung dan satu bidang datar (modul praktikum). Lensa dibedakan
menjadi dua yaitu:
1.
Lensa Cembung (konveks)
Lensa
cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian
pinggirnya. Lensa
cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung memiliki sifat dapat
mengumpulkan cahaya
(konvergen). Apabila
ada berkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa, maka berkas
cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Lensa cembung dibagi menjadi tiga:
1.
Lensa cembung dua (bikonveks).
2.
Lensa cembung datar (plan
konveks).
3.
Lensa cembung cekung (konkaf
konveks).
Pada lensa cembung terjadi tiga sinar istimewa yaitu :
1.
Berkas sinar datang yang sejajar
sumbu utama, akan dibiaskan menuju titik fokus di seberang.
2.
Berkas sinar datang melalui titik
fokus, akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
3.
Berkas sinar datang melalui titik
pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi diteruskan.
Untuk melukiskan pembentukan bayangan
pada lensa cembung cukup diperlukan minimal dua sinar istimewa. Sifat bayangan
yang dihasilkan bergantung pada letak benda. Hubungan antara titik fokus dan
jarak benda dapat dituliskan dalam bentuk:
(Modul praktikum).
2.
Lensa Cekung (divergaen)
Lensa
cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian pinggir. Lensa cekung disebut juga lensa
negatif. Lensa cekung memiliki sifat dapat menyebarkan cahaya (divergen). Apabila seberkas cahaya sejajar
sumbu utama mengenai permukaan lensa cekung, maka berkascahaya tersebut akan
dibiaskan menyebar seolah-olah berasal dari satu titik. Lensa cekung dibagi lagi menjadi
tiga:
1.
lensa cekung dua (bikonkaf).
2.
lensa cekung datar (plan konkaf).
3.
lensa cekung cekung (koveks konkaf).
Pada lensa cekung terdapat tiga
sinar istimewa yaitu :
1.
Berkas sinar datang yang sejajar
sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus pertama.
2.
Berkas sinar datang menuju titik
fokus kedua akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
3.
Berkas sinar datang melalui titik
pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi diteruskan.
Untuk melukiskan pembentukan bayangan pada lensa cekung cukup
diperlukan minimal dua sinar istimewa. Sinar istimewa jika diwujudkan dalam
bentuk gambar adalah:
3. Indeks Bias
Perbandingan
cepat rambat cahaya di ruang hampa dan cepat rambat cahaya dalam medium disebut indeks bias dan dirumuskan sebagai berikut.
n=c/v
keterangan:
n: indeks bias
c : cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 m/s)
v : cepat rambat cahaya dalam medium (m/s)
n=c/v
keterangan:
n: indeks bias
c : cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 m/s)
v : cepat rambat cahaya dalam medium (m/s)
4.
Pembiasan Hukum Snell
Ketika cahaya melintas dari suatu medium lainnya,
sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasaan. Sisanya lewat ke medium
yang baru. Jika seberkas cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan
(bukan hanya tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki
medium yang baru. Pembelokan ini disebut pembiasan. Gambar A di bawah ini
menunjukkan sebuah berkas yang merambat dari udara ke air. Berkas dibelokkan
menuju normal ketika memasuki air. Hal ini selalu terjadi ketika berkas cahaya
memasuki medium dimana lajunya lebih kecil. Jika cahaya merambat dari satu
medium ke medium kedua dimana lajunya
lebih besar berkas dibelokkan menjauh normal, ditunjukkan oleh gambar B.
(Giancoli. 2001)
Gejala-gejala fisis yang dialami oleh cahaya adalah:
1.
Refleksi, merupakan proses
pemantulan cahaya. Biasanya dipelajari untuk memahami prinsip-prinsip cermin
baik cermin datar ataupun cermin cekung dan cembung.
2.
Refraksi, merupakan proses pembiasan
cahaya. Mengapa pensil yang dimasukan ke dalam segelas air terlihat bengkok.
Hal tersebut karena pembiasan. Biasanya digunakan untuk memahami
prinsip-prinsip dari Lensa baik lensa cekung, cembung ataupun lensa tebal.
3.
Dispersi, merupakan proses
penguraian cahaya. Dispersi berhubungan dengan refraksi yang menggunakan
prinsip dari Hukum Snellius yang berhubungan dengan indeks bias cahaya dalam
medium. Biasanya dicontohkan melalui prisma yang disinari cahaya akan terurai
warna berupa pelangi.
4.
Interferensi, merupakan proses
perpaduan dua buah gelombang cahaya yang menghasilkan pola terang dan gelap.
Dikemukakan oleh Thomas Young melalui percobaan Celah Ganda dengan syarat
terjadinya interferensi sumber cahaya harus bersifat koheren yang berarti
cahaya yang digunakan harus memiliki frekuensi dan amplitudo yang sama serta beda
fase tetap. Selain itu terdapat pula interferensi pada lapisan tipis seperti
yang terjadi pada minyak tanah yang tercampur air akan terlihat berwarna,
begitupula dengan busa sabun yang tampak bewarna ketika terkena cahaya.
5.
Difraksi, merupakan peristiwa
pelenturan cahaya. Peristiwa ini berhubungan dengan interferensi karena
difraksi sendiri adalah kasus khusus dari interferensi dimana panjang gelombang
cahayanya minimal harus sama dengan lebar celahnya. Dalam kehidupan sehari-hari
peristiwa difraksi bisa kita lihat saat cahaya matahari masuk melalui lubang
atap rumah terlihat cahaya melebar serta membentuk pola terang gelap.
6.
Polarisasi, merupakan proses
pengkutuban atau penyerapan/pemfilteran cahaya sehingga dihasilkan arah
gelombang cahaya yang sesuai. Polarisasi bisa kita rasakan saat siang hari yang
cerah warna langit menjadi biru atau dalam dunia modern ini polarisasi
dimanfaatkan untuk pemakaian kacamata polarisasi atau juga untuk kacamata 3D.
7.
Daya Urai Optik, merupakan pemisahan
dua buah sumber cahaya yang terlihat bersatu. Seperti saat melihat cahaya dari
dua lampu mobil yang kita lihat makin jauh makin mendekat dan bersatu, namun
mata kita masih bisa melihat cahayanya terpisah. (Abdullah Renreng. 1985).
5.
Persamaan Lensa
Persamaan ini akan membuat penentuan posisi bayangan lebih cepat
dan lebih akurat dibandikan dengan penelusuran berkas. Ini disebut persamaan lensa. Persamaan ini menghubungkan
jarak bayangan d denga jarak d awal dan panjang f.
Perbesaran lateral m, sebuah lensa didefinisikan sebagai perbandingan
sebagai tinggi bayangan dengan tinggi benda.
Untuk bayangan tegak, perbesaran positif dan untuk bayangan
terbalik bernilai negatif. Lensa konvergen, dalam dioptri adalah positif
sementara daya lensa divergen negatif. Lensa konvergen kadang-kadang disebut
sebagai lensa positif, dan lensa divergen disebut sebagai lensa
negatif.(Giancoli.2001)
4.
Alat dan Fungsinya
Alat dan
fungsinya yang digunakan dalam praktikum adalah:
1.
Lampu 18 watt 1 buah
fungsinya sebagai sumber cahaya.
2.
Rel presisi 2 buah
fungsinya sebagai tempat meletakkan
lensa, lampu, dan diafragma anak panah.
3.
Penyambung rel presisi
3 buah fungsinya untuk menyambung rel presisi.
4.
Pemegangan kontak
cahaya fungsinya untuk memegang kontak cahaya
5.
Catu daya 1 buah
fungsinya untuk memberikan
energi listrik pada cahaya.
6.
Kabel penghubung warna
merah 1 buah dan warna hitam 1 buah fungsinya untuk menghantarkan atau menyambungkan
arus listrik.
7.
Lensa cembung 2 buah 50
mm, dan 100 mm fungsinya untuk melukis pembentukan bayangan.
8.
Tumpakan berpenjepit 4
buah fungsinya untuk penjepit lensa.
9.
Diafragma anak panah 1 buah
fungsinya sebagai benda untuk pembentukan gambar.
10. Layar 1 buah fungsinya sebagai untuk melihat gambar yang
dihasilkan atau untuk
menangkap bayangan yang terbentuk.
5.
Prosedur Praktikum
1.
Persiapkan semua
peralatan yang dibutuhkan (konsultasikan dengan dosen pengasuh atau asisten).
2.
Susun rangkaian seperti pada skema gambar dibawah ini :
3.
Hidupkan catudaya,
berikan tegangan masukkan 12 volt.
4.
Tentukanlah jarak antara lensa dengan benda
(s).
5.
Geser-geserlah layar
mendekati atau menjauhi lensa untuk mendapatkan bayangan yang jelas.
6.
Catat jarak antara
lensa ke layar
(s’).
7.
Ulangi langkah 3, 4, 5,
dan 6 untuk s yang lain sebanyak 5 kali.
6.
Hasil dan pembahasan
6.1
Hasil
Table Hasil Pengamatan.
No
|
Jarak Fokus Lensa (f)
|
S
|
|
s
|
|
fprak
|
1
|
50 mm
|
7 cm
|
23 cm
|
30
cm
|
161 cm
|
5,37
cm
|
2
|
9 cm
|
14 cm
|
23 cm
|
126 cm
|
5,47 cm
|
|
3
|
11 cm
|
10,5 cm
|
21,5 cm
|
115,5 cm
|
5,37 cm
|
|
4
|
13 cm
|
9 cm
|
22 cm
|
117 cm
|
5,31 cm
|
|
5
|
15 cm
|
8 cm
|
23 cm
|
120cm
|
5,21 cm
|
|
|
= 26,73 cm
|
f`praktek =
=
= 5,346 cm
Presentasi Kesalahan
= 6,92%
No
|
Jarak Fokus Lensa (f)
|
S
|
|
s
|
|
Fprak
|
1
|
100 mm
|
14 cm
|
59
cm
|
73
cm
|
826
cm
|
11,31
cm
|
2
|
16 cm
|
44
cm
|
60
cm
|
704
cm
|
11,73
cm
|
|
3
|
18
cm
|
34
cm
|
52
cm
|
612
cm
|
11,76 cm
|
|
4
|
20 cm
|
27
cm
|
47 cm
|
540 cm
|
11,48 cm
|
|
5
|
22 cm
|
24
cm
|
46
cm
|
528 cm
|
11,47 cm
|
|
|
= 57,75 cm
|
fpraktek =
=
= 11,55 cm
Presentasi Kesalahan
= 15,5%
6.2
Pembahasan
Berdasarkan
data dan hasil yang diperoleh, pada jarak fokus lensa 50 mm, dengan jarak benda 7 cm dan ruang bayangan benda berada di ruang 2.
Sedangkan pada jarak bayangan 23 cm ruang bayangan
benda berada di ruang 4. Seharusnya menurut teori ruang bayangan berada di
ruang 3. Pada jarak fokus lensa 50 mm, dengan jarak benda 9 cm dan ruang bayangan benda berada di ruang 2. Sedangkan pada jarak
bayangan 14 cm ruang bayangan benda di ruang 3. Pada jarak fokus lensa 50 mm,
dengan jarak benda 11 cm ruang bayangan benda berada di ruang 3. Sedangkan pada jarak
bayangan 10,5
cm ruang bayangan benda berada di ruang 3. Pada jarak fokus lensa 50
mm, dengan jarak benda 13 cm ruang bayangan benda berada di ruang 3. Sedangkan pada jarak
bayangan 9 cm ruang bayangan
benda di ruang 2. Pada jarak fokus lensa 50 mm, dengan jarak benda 15 cm, dan ruang bayangan
benda di ruang 3. Sedangkan pada jarak bayangan 8 cm ruang bayangan benda berada di ruang 2.
Pada
jarak fokus lensa 100 mm, dengan jarak benda 14 cm dan ruang bayangan benda berada di ruang 2. Sedangkan
pada jarak bayangan 59 cm ruang bayangan benda berada di ruang 4. Seharusnya menurut teori
ruang bayangan benda berada di ruang 3. Pada jarak fokus lensa 100 mm, dengan
jarak benda 16 cm, ruang bayangan benda berada di ruang 2. Sedangkan pada jarak
bayangan 44
cm ruang bayangan benda berada di ruang 4. Seharusnya menurut teori
ruang bayangan benda berada di ruang 3. Pada jarak fokus lensa 100 mm, dengan
jarak benda 18 cm ruang bayangan benda berada di ruang 2. Sedangkan pada jarak
bayangan 34
cm ruang bayangan benda berada di ruang 3. Pada jarak fokus lensa 100 mm,
dengan jarak benda 20 cm dan ruang bayangan benda berada di ruang 3. Sedangkan pada jarak
27 cm ruang
bayangan benda berada di ruang 3. Seharusnya menurut teori ruang bayangan benda
berada di ruang 2. Pada jarak fokus lensa 100 mm, dengan jarak benda 22 cm, ruang bayangan benda
berada di ruang 3. Sedangkan pada jarak bayangan 24 ruang bayangan benda berada di ruang 2.
Dari
beberapa data hasil percobaan paktikum ada beberapa titik yang jika
dibandingkan dengan teori hasil yang diperoleh berbeda atau tidak sesuai dengan
teori tersebut. Contohnya pada jarak 7 cm
didapatkan bayangan benda terdapat pada jarak 23 cm
berada pada ruang 4. Namun
seharusnya jika berdasarkan teori bayangan tersebut harus berada pada ruang 3. Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena
kurangnya adanya kualitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu, juga tidak
akuratnya diafragma anak panah. Maka hal tersebut yang menyebabkan adanya
perbedaan antara hasil percobaan dengan hasil teori.
Adapun sifat – sifat bayangan
yang terbentuk.
No
|
Jarak Fokus Lensa
|
s (cm)
|
s’ (cm)
|
Sifat bayangan
|
1
|
50 mm
|
7 cm
|
23 cm
|
Nyata, terbalik, diperbesar
|
9 cm
|
14 cm
|
Nyata, terbalik, diperbesar
|
||
11 cm
|
10,5 cm
|
Nyata, terbalik, diperbesar
|
||
13 cm
|
9 cm
|
Nyata, terbalik, diperkecil
|
||
15 cm
|
8 cm
|
Nyata, terbalik, diperkecil
|
||
2
|
100 mm
|
14 cm
|
59 cm
|
Nyata, terbalik, diperbesar
|
16 cm
|
44 cm
|
Nyata, terbalik, diperbesar
|
||
18 cm
|
34 cm
|
Nyata, terbalik, diperbesar
|
||
20 cm
|
27 cm
|
Nyata, terbalik, diperbesar
|
||
22 cm
|
24 cm
|
Nyata, terbalik, diperbesar
|
7. Kesimpulan
- Pada pembiasan lensa cembung berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama, akan dibiaskan menuju titik fokus di seberang, dan berkas sinar datang melalui titik fokus, akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama, selanjutnya berkas sinar datang melalui titik pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi diteruskan. Sedangkan pada pembiasan lensa cekung berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus pertama, dan berkas sinar datang menuju titik fokus kedua akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama, selanjutnya berkas sinar datang melalui titik pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi diteruskan.
2. Dari hasil praktikum dengan menggunakan lensa 50 mm hasilnya jika gambar
yang dihasilkan oleh layar semakin dekat maka gambar yang dihasilkan semakin
jelas dan berukuran kecil, sifatnya nyata, terbalik, diperbesar dan juga nyata,
terbalik, diperkecil. Sedangkan dengan lensa 100 mm hasilnya jika gambar yang
dihasilkan oleh layar dijauhkan maka gambar akan terlihat lebih jelas dan
berukuran besar, sifatnya nyata, terbalik, diperbesar.
3. Untuk menentukan jarak fokus lensa menggunakan Persamaan yang menghubungkan jarak
bayangan d denga jarak d awal dan panjang f.
Perbesaran lateral m, sebuah lensa didefinisikan sebagai perbandingan
sebagai tinggi bayangan dengan tinggi benda.
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Pembiasan Cahaya Pada
Lensa
Dosen Pengasuh : Jumingin, S. Si
Disusun Oleh :
Asia Astuti
12222013
Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Raden
Fatah Palembang
2013
jangan lupa buat daftar pustakanya
BalasHapusMana daftr pustakanya mbakk???
BalasHapusHalo, mohon infonya dimana beli lensa cekung dua sisi?
BalasHapusTerima kasih 🙏