LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
KAPASITAS KALOR AIR
Dosen
Pembimbing : Jumingin, S.Si
Asisten : Rizky Putri Jannati

Disusun Oleh :
Kelompok
2
Ari Muhamad Isbilly (12 222 011)
Aria Lismi (12 222 012)
Asia Astuti (12 222 013)
Asri Arum Sari (12 222 014)
Ayu Ariska Pratiwi (12 222 015)
Ayu Kurnia Lady Ultari (12 222 016)
Ayu Puji Astuti (12 222 017)
Bunga Pertiwi (12 222 018)
Dea Asih Suprianti (12 222 019)
Deby Novianti (12 222 020)
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung
oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor
yang dikandung sedikit (Purnomo, 2008). Kalorimeter adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kalor atau energi panas. Kaor adalah suatu energi panas suatu
zat yang dapat diukur dengan alat termometer dengan perantara air yang telah
didihkan. Kalor jenis suatu benda memiliki masa yang berbeda-beda tergantung
pada energi panas yang dimiliki oleh benda tersebut.
Sebelum abad ke 17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang
mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi kebenda yang suhunya lebih
rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau tercampur. Jika kalor
merupakan suatu zat tertentu akan memiliki massa dan ternyata benda yang di
panaskan masanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu
bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan
joule (J), sedangkan satuan lainya adalah kalori (kal) (Feedburner), 2010).
Kalor jenis suatu benda didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1k. Kalor jenis ini merupakan sifat
khas suatu benda yang menunjukkan kemampuanya untuk menyerap kalor (Supriyanto,
2006).
Panas dalam bahasa
Indonesia bisa mengandung dua arti, satu berarti kata sifat dan yang lain
berarti kata benda, sedangkan Kalor sudah pasti kata benda. Definisi sederhana
menyatakan Perpindahan Kalor adalah ilmu yang mempelajari perpindahan kalor
dari satu system ke system lain dengan berbagai aspek yang menjadi implikasinya
(Koestoer, 2008). Perpindahan kalor atau heat
transfer ialah ilmu yang mempelajari perpindahan energi yang terjadi karena
adanya perbedaan suhu antara benda atau matrial. (Holman, 1991). Secara alami,
panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi kebenda yang bersuhu lebih
rendah, tetapi tidak perlu benda berenergi termis banyak kebenda berenergi
termis lebih sedikit.
1.2
Tujuan
Praktikum
1. Mempelajari
konsep kapasitas kalor jenis dari air.
2. Menentukan
besarnya kalor jenis air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Energi mekanik
akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke tempat
lain disebut kalor.
Pengukuran jumlah
kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan
eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi
suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam
kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas
atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalor yag dibutuhkan
untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10oC pada air dengan massa 1
gram disebut tetapan kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black,
yaitu:
Qlepas=Qterima
Qair panas= Qair dingin+
Qkalorimetri
m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)
Keterangan:
m1=
massa air panas
m2=
massa air dingin
c
= kalor jenis air
C
= kapasitas kalorimeter
Tp
= suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td
= suhu air dingin
Sedang hubungan
kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut termodinamika.
Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan
kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia
dan dalam perubahan keadaan.
Hukum pertama termodinamika
menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah
kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem
(Keenan, 1980).
Hukum kedua
termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan. Proses
spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangkan reaksi
tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga
termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal sempurna murni pada suhu
nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukan
keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika suhu
ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu
mempunyai nilai positif.
Kalor reaksi dapat
diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis zat (c) dan perubahan suhu
(ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
q = m.c.ΔT
Keterangan:
q= jumlah kalor (Joule)
m= massa zat (gram)
ΔT=
perubahan suhu (takhir-tawal)
C= kalor jenis
Kalorimeter adalah
jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik.
Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalormetri berasal dari
bahasa latin yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri tidak langsung
(indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang memproduksi
karbon dioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea,
untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavoisier (1780) menyatakan bahwa
produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan menggunakan
regresi acak. Hal ini membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh
makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan langsung, di
mana makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran.
Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap
konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi akan
berpindah dari satu tempat ke tempat yang disebut dengan panas dan kalorimetri
mengukur perubahan suatu tersebut. Bersamaan dengan kapasitas dengan kapasitas
panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Kalor adalah
berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat menerima
kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat
tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud dari padat
menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair
menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional
(SI) satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori
(kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori = 4,18 joule
1 kalori adalah
banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga suhunya
naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1oC atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis
Q=m.c. ΔT, satuan untuk kalor jenis adalah joule pergram perderajat Celcius (Jg-1oC-1)
atau joule pergram per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci,
1987).
Pengukuran
kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter termos,
kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang lebih
sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat sehingga
bejana ini merupakan sistim yang terisolasi.
Cara kerjanya
adalah sebagai berikut:
Sebelum zat-zat
pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya diukur, dan
usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah
suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil
diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhir diukur.
Jika reaksi dalam
kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang timbul akan dibebaskan
ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan jika reaksi dalam
kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan menyerap kalor
dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya kalor yang
diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan suhu dan
massa larutan jadi,
Qreaksi=
mlarutan. Clarutan. ΔT
Kalorimetri yang
lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta memperhitungkan kalor yang
diserap oleh perangkat kalorimeter (wadah, pengaduk, termometer). Jumlah kalor
yang diserap/dibebaskan kalorimeter dapat ditentukan jika kapasiatas kalor dari
kalorimeter diketahui. Dalam hal ini jumlah kalor yang dibebaskan /diserap oleh
reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh kalorimeter
ditambah dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh larutan di dalam
kalorimeter. Oleh karena energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, maka
Qreaksi= (-Qkalorimeter-
Qlarutan)
Kalorimeter sederhana
Pengukuran
kalor reaksi, setara kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan
kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat
dan gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor
reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan (misalnya reaksi
netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan pengendapan) (Syukri, 1999).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal
: Sabtu, 29 Desember 2012
Waktu
: Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Institut Agama Islam
Negeri Raden
Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat:
1.
Power Supply
2.
Kabel Koneksi
3.
Stopwatch
4.
Kalorimeter
5.
Multimeter
6.
Termometer
Bahan
:
Air
3.3 Cara Kerja
- Baca bismillah terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan,
- Letakkan semua alat dan bahan diatas meja.
- Kemudian buatlah terlebih dahulu rangkaian seri atau pararel.
- Hidupkan power supply secara bersamaan pada saat pengukuran.
- Ukurlah tegangan dan kuat arusnya.
- Catat hasilnya, untuk rangkaian seri dikali dengan kuat arus yang dihasilkan dan rangkaian pararel dikali dengan tegangan yang telah didapatkan hasilnya.
- Kemudian catat hasil suhunya setiap 1 menit.
- Setelah itu, catatlah hasil secara keseluruhan ditabel praktikum.
- Selanjutnya, matikan power supply.
- Akhiri dengan Alhamdulillah.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Massa air =
100 gr = 0,1 kg
Suhu awal = 30
C

Arus listrik =
. 50 = 16 A

Tegangan listrik =
. 50 = 9 V

No
|
Waktu
|
Suhu
|
C
|
C2
|
1
|
60 s
|
35
![]() |
310,79 J/k
![]() |
96590,42
J/kg
![]() |
2
|
120 s
|
40
![]() |
610,6
J/kg
![]() |
372832,36
J/kg
![]() |
3
|
180 s
|
45
![]() |
900 J/kg
![]() |
810000
J/kg
![]() |
4
|
240 s
|
51
![]() |
1066,67 J/kg
![]() |
1137784,89
J/kg
![]() |
5
|
300 s
|
56
![]() |
1398,09 J/kg
![]() |
1954655,65
J/kg
![]() |
6
|
360 s
|
61
![]() |
1705,26 J/kg
![]() |
2907911,67
J/kg
![]() |
7
|
420 s
|
64
![]() |
1970,03 J/kg
![]() |
3881018,21
J/kg
![]() |
8
|
480 s
|
68
![]() |
2222,51 J/kg
![]() |
4939550,71
J/kg
![]() |
9
|
540 s
|
70
![]() |
2484,35 J/kg
![]() |
6171994,93
J/kg
![]() |
10
|
600 s
|
73
![]() |
2734,18 J/kg
![]() |
7475740,27
J/kg
![]() |
11
|
660 s
|
75
![]() |
2988,68 J/kg
![]() |
8932208,14
J/kg
![]() |
12
|
720 s
|
78
![]() |
3229,91 J/kg
![]() |
10432318,61
J/kg
![]() |
13
|
780 s
|
80
![]() |
3477,40 J/kg
![]() |
12092310,76
J/kg
![]() |
|
∑C = 25098,47
|
∑C2 = 61204916,62
|















4.2 Pembahasan
Pertukaran
energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri, yang
merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Kalorimetri adalah
pengukuran kalor yang menggunakan alat kalorimeter. Kalorimetri adalah
pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh, jika energi dari reaksi
kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah
panas yang ditambahkan.
Prinsip dari kalorimeter adalah memanfaatkan perubahan fase dari sifat fisik
suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari zat-zat yang
berbeda. Prinsip pengukuran pada
percobaan ini disebut kalorimetri. Alat pengukur kalor jenis zat berdasarkan
prinsip kalorimetri disebut kalorimeter. Pengukuran kalor jenis dengan
kalorimeter didasarkan pada asas Black.
Teori
yang dikemukakan oleh Joseph Black atau lebih dikenal dengan azas Balck. Yaitu,
apabila dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka benda yang lebih
panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin sampai suhu keduanya sama.
Banyaknya kalor yang dilepas benda yang lebih panas sama dengan banyaknya kalor
yang diterima benda yang lebih dingin. Sebuah benda untuk menurunkan ΔT akan
melepaskan kalor yang sama besarnya dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan
benda itu untuk menaikkan suhunya sebesar ΔT juga. Teorinya adalah Qlepas=Qterima,
m1 c1 (T1-Ta)= m2 c2 (Ta-T2.
Energi
yang diterima air dingin tidak sam dengan yang dilepas oleh air panas. Ini
dikarenakan sifat dari kalorimeter yang dapat menyerap kalor sehingga tidak
semuanya kalor dapat diterima oleh air dingin.
Menghitung
kapasitas panas kalorimeter yaitu dengan menggunakan azas Black, yaitu Qlepas=Qterima,
Qair panas=Qair dingin+ Qkalorimeter
m1.C.(Tp-Tc)= m2.C.(Tc-Td)+C.(Tc-Td)
Dengan menggunakan
rumus ini maka akan dapat dihitung kapasitas panasnya. Kalor
merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain.
Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi
energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi
listrik. Energi listrik dapat diubah
menjadi energi panas, contoh setrika listrik, kompor listrik dll. Kesetaraan
antara energi listrik dan kalor / panas dinyatakan sbb :
Dengan,
m = massa zat yang dipanaskan
c = kalor jenis zat yang dipanaskan
∆t = perubahan suhu yang terjadi
t = waktu selama pemanasan
alam pemecahan
masalah soal hubungan antara energi listrik dan kalor sering ditulis dalam
bentuk ;
Q = 0,24 I².R .t
Dengan Q = kalor / panas ( dalam
kalori ) Catatan :
1 joule = 0,24
kalori atau
1 kalori = 4,186
joule
V = 1L = 1 dm³ = 10
m³
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar
kalor yang dihasilkan.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis didapatkan kesimpulan yaitu Kalor
jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau tubuh ke
benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuh tersebut.
Kalor yang dipindahkan dari atau ke suatu sisttem diukur didalam alat yang
dinamakan kalorimeter. Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer
yang sering digunakan adalah termometer merkuri Timbangan digital memilik
fungsi lebih sebagai alat ukur diantaranya lebih akurat, presisi, dan
akuntable. Manfaat kalor dibidang perikanan yaitu untuk teknik refrigasi, pemilihan
logam dalam pembuatan kapal, dan untuk pengasapan ikan
5.2 Saran
Kami sebagai penulis tentu masih banyak kesalahan dalam
penulisan ini, tapi kami berharap laporan kami ini bisa menjadi acuan, dan
pedoman bagi praktikan-praktikan selaanjutnya dalam praktik bidang miring. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan.
1980. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.
Syukri, S.
1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.
Daftar pustaka tidak sesuai dengan jumlah sitasi. Ada beberapa yang disebut di dasar teori tapi tidak ada di daftar pustaka
BalasHapusLumayan baut contoh laporan
BalasHapusWkwkwk...