Senin, 04 November 2013

HISTOLOGI SISTEM RESPIRASI



HISTOLOGI
SISTEM RESPIRASI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 9
                    1. ASIA ASTUTI                  (12222013)
     2. DESI OKTASARI             (12222022)
     3. DWI ERVI AGUSTINA   (12222029)

DOSEN PEMBIMBING : FITRATUL AINI


  JURUSAN TADRIS BIOLOGI
       FAKULTAS TARBIYAH
KEMENTRIAN AGAMA ISLAM REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang

Sistem respirasi atau sistem pernapasan mencakup paru-paru dan sistem saluran bercabang yang menghubungkan tempat pertukaran gas dengan lingkaran luar. Udara digerakkan melalui paru oleh suatu mekanisme ventilasi, yang terdiri atas rongga toraks, otot interkostal, diafragma, dan komponen elastis jaringan paru. Sistem respirasi atau pernapasan biasanya dibagi menjadi struktur saluran nafas atas dan bawah. Secara fungsional, struktur-struktur tersebut membentuk bagian konduksi sistem, yang terdiri atas rongga hidung, nasofaring, larink, trakea, bronki (yun. Bronchos, pipa angin), bronkiolus, dan bronkiolus terminalis, dan bagian respiratorik (tempat  berlangsungnya pertukaran gas), yang terdiri atas bronkiolus respiratorius, ductus alveolaris, dan alveoli. Alveoli merupakan struktur mirip kantong yang membentuk sejumlah besar bagian paru. Alveoli adalah  tempat utama bagi fungsi utama paru pertukaran O2 dan CO2 antara udara yang dihirup dan darah.
Bagian konduksi memiliki dua fungsi utama yaitu menyediakan sarana bagi udara yang keluar masuk paru dan mengkondisikan udara yang dihirup tersebut. Untuk menjamin kelangsungan pasokan udaraa yang kontinu, kombinasi tulang rawan, serat elastin, dan kolagen, dan otot polos, memberikan bagian konduksi ini sifat kaku dan fleksibilitas serta ekstensibilitas yang diperlukan.


1.2    Rumusan masalah
Bagaimana proses respirasi (pernapasan) pada manusia?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Respirasi
Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara itu, respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi. Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa aktifitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling berhubungan.
Gas oksigen akan menuju mitokondria untuk melakukan respirasi seluler. Respirasi seluler adalah proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan energi melalui proses glikolisis, siklus krebs dan transport elektron. Reaksi pemecahan glukosa membutuhkan glukosa dan oksigen sehingga mampu menghasilkan energi, air, dan gas karbondioksida.
Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring,  trakea, bronkus, dan paru-paru. Bila salah satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi secara normal maka bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara umum. Berikut ini penjelasan daftar nama alat pernafasan beserta fungsinya.


2.2  Alat Respirasi (pernapasan) Manusia
a. Rongga Hidung
Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas tulang rawan. Pada bagian ujung dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Rongga hidung dibagi menjadi dua bagian oleh septum nasalis, yaitu bagian kiri dan kanan. Bagian depan septum. ditunjang oleh tulang rawan, sedangkan bagian belakang ditunjang oleh tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid. Bagian bawah rongga hidung dibatasi oleh tulang palatum, dan maksila. Bagian atas dibatasi oleh ethmoid, bagian samping oleh tulang maksila, konka nasalis inferior, dan ethomoid sedangkan bagian tengah dibatasi oleh septum nasalis.
Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konka nasalis superior, konka media dan konka inferior. Melalui celah-celah pada ketiga tonjolan ini udara inspirasi akan dipanaskan oleh darah di dalam kapiler dan dilembapkan oleh lendir yang disekresikan oleh sel goblet. Lendir juga dapat membersihkan udara pernapasan dari debu. Bagian atas dari rongga hidung terdapat daerah olfaktorius, yang mengandung sel-sel pembau. Sel-sel ini berhubungan dengan saraf otak pertama (nervus olfaktorius). Panjangnya sekitar 10 cm. Udara yang akan masuk ke dalam paru-paru pertama kali akan masuk melalui hidung terlebih dahulu. Sekitar 15.000 liter udara setiap hari.
b. Faring
Faring merupakan rongga pertigaan ke arah kerongkongan, saluran pernapasan, dan saluran ke rongga hidung. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan.
c. Laring
Dari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut juga laring. Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersebut tersusun oleh tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.
Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Jika udara menuju tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah, dan ketemu dengan katup pangkal tenggorokan sehingga membuka jalan udara ke tenggorokan. Saat menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat bernapas katup tersebut akan membuka. Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara melaluinya. Misalnya saja saat kita berbicara ada selaput suara yang ketegangannya di atur oleh serabut-serabut otot sehingga dapat menghasilka suara dengan nada tinggi atau rendah sesuai dengan kebutuhan.
d. Trakea (batang tenggorokan)
Trakea (Batang Tenggorokan), merupakan penghubung antara mulut dengan cabang batang tenggorokan (bronkus). Tenggorokkan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
e. Bronkus
Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis.
Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir. Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 20–25 kali percabangan membentuk bronkiolus. Pada ujung bronkiolus inilah tersusun alveolus yang berbentuk seperti buah anggur.
f. Paru-paru
Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini menjadikan permukaan paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan sekitar 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.
Dinding aleolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menembus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk oksidasi.
Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus dinding pembuluh darah dan dinding alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus.


2.3 Proses respirasi (pernapasan)
            Ada dua macam mekanisme pernapasan yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
a.       Respirasi (Pernapasan) dada
Pernapasan dada terjadi karena gerakan tulang-tulang rusuk oleh otot-otot oleh tulang rusuk (interkostal). Inspirasi terjadi jika otot-otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang-tulang rusuk terangkat ke atas, demikian pula dengan tulang dada yang terangkat ke atas. Akibatnya, rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada menyebabkan paru-paru ikut membesar, akibatnya tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga udara luar masuk. Sebaliknya, ekspirasi terjadi jika otot-otot antar tulang rusuk relaksasi, yaitu tulang rusuk dan tulang dada turun kembali pada kedudukan semula sehingga rongga dada mengecil. Oleh karena volume paru-paru berkurang maka tekanan udara dalam paru-paru bertambah akibatnya udara keluar.
b.      Respirasi (Pernapasan) perut
Pernapasan perut terjadi karena adanya gerakan otot diafragma (sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut). Inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya agak mendatar, dan mendesak rongga perut hingga lebih kurang 5 cm ke bawah. Oleh karena rongga dada membasar maka paru-paru ikut membesar. Akibatnya, tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga udara luar masuk. Sebaliknya, ekspirasi trjadi jika otot diafragma berelaksasi pada kedudukan semula, sehingga rongga dada mengecil dan paru-paru pun ikut mengecil. Oleh karena volume paru-paru bertambah akibatnya udara keluar.



2.4 Kelainan dan gangguan pada sistem respirasi (pernapasan) manusia
            Terdapat beberapa jenis penyakit yang menyerang sistem pernapasan, antara lain sebagai berikut:
a.       Asma merupakan penyakit yang disebabkan oleh bronkokonstriksi (penyempitan saluran pernapasan), inflamasi (peradangan) saluran pernapasan sehingga merusak sel epitel saluran, atau respon berlebihan saluran pernapasan terhadap berbagai rangsangan (misalnya reaksi alergi).
b.      Berkurangnya jumlah hemoglobin akan menghambat proses penyampaian oksigen ke dalam sel-sel tubuh.
c.       Emfisema merupakan penyakit paru-paru degeneratif yang terjadi karena jaringan paru-paru kehilangan elastisitasnya sebagai akibat gangguan diantara alveoli.
d.      Pneumonia merupakan radang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri diplococcus pneumoniae.
e.       Kanker paru-paru disebabkan karena rusaknya paru-paru sehingga tidak berfungsi lagi. Penyakit ini dipicu oleh polusi udara dan juga polusi asap rokok yang mengandung sejumlah hidrokarbon.
f.       Polip dan amandel merupakan pembengkakan kelenjar linva di daerah hidung (polip) dan di daerah tekak (amandel) yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan.
g.      TBC (tuberkulosis) merupakan penyakit yang disebabkan terganggunya proses difusi oksigen karena timbulnya bintil-bintil kecil pada alveoli yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis.























BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
            respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi. Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa aktifitas. Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring,  trakea, bronkus, dan paru-paru. Proses respirasi ada dua yaitu proses respiras (pernapasan) dada dan proses respirasi (pernapasan) perut.
            Kelainan dan gangguan pada sistem respirasi manusia, yaitu asma, berkurangnya jumlah hemoglobin, emfisema, pneumonia, kanker paru-paru, polip dan amandel, dan TBC (tuberkulosis).
           

           

DAFTAR PUSTAKA



Anthony l.mescher. 2002. Histology dasar. Jakarta: EGC

Campbell, dkk. 2004. Biologi edisi kelima jilid III. Jakarta: Erlangga

https://www.google.com/search?q=proses+pernapasan+dada, tanggal 4 april 2013 pukul: 09.30.

http://biologimediacentre.com/sistem-respirasi-3-respirasi-pada-manusia/, tanggal 4 april 2013 pukul: 09.32.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar