HISTOLOGI
SISTEM
RESPIRASI
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
: 9
1. ASIA
ASTUTI (12222013)
2. DESI OKTASARI (12222022)
3. DWI ERVI AGUSTINA (12222029)
DOSEN PEMBIMBING :
FITRATUL AINI
JURUSAN
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
KEMENTRIAN
AGAMA ISLAM REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sistem respirasi
atau sistem pernapasan mencakup paru-paru dan sistem saluran bercabang yang
menghubungkan tempat pertukaran gas dengan lingkaran luar. Udara digerakkan
melalui paru oleh suatu mekanisme ventilasi, yang terdiri atas rongga toraks,
otot interkostal, diafragma, dan komponen elastis jaringan paru. Sistem
respirasi atau pernapasan biasanya dibagi menjadi struktur saluran nafas atas
dan bawah. Secara fungsional, struktur-struktur tersebut membentuk bagian
konduksi sistem, yang terdiri atas rongga hidung, nasofaring, larink, trakea,
bronki (yun. Bronchos, pipa angin), bronkiolus, dan bronkiolus terminalis, dan
bagian respiratorik (tempat
berlangsungnya pertukaran gas), yang terdiri atas bronkiolus respiratorius,
ductus alveolaris, dan alveoli. Alveoli merupakan struktur mirip kantong yang
membentuk sejumlah besar bagian paru. Alveoli adalah tempat utama bagi fungsi utama paru
pertukaran O2 dan CO2 antara udara yang dihirup dan
darah.
Bagian konduksi
memiliki dua fungsi utama yaitu menyediakan sarana bagi udara yang keluar masuk
paru dan mengkondisikan udara yang dihirup tersebut. Untuk menjamin
kelangsungan pasokan udaraa yang kontinu, kombinasi tulang rawan, serat
elastin, dan kolagen, dan otot polos, memberikan bagian konduksi ini sifat kaku
dan fleksibilitas serta ekstensibilitas yang diperlukan.
1.2
Rumusan
masalah
Bagaimana proses respirasi (pernapasan)
pada manusia?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Respirasi
Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas.
Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari
lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke
lingkungan. Sementara itu, respirasi (respiration)
berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di
dalam sel sehingga diperoleh energi. Energi yang dihasilkan dari respirasi
sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa aktifitas. Misalnya saja,
mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu,
kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling berhubungan.
Gas
oksigen akan menuju mitokondria untuk melakukan respirasi seluler. Respirasi
seluler adalah proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan energi melalui
proses glikolisis, siklus krebs dan transport elektron. Reaksi pemecahan
glukosa membutuhkan glukosa dan oksigen sehingga mampu menghasilkan energi,
air, dan gas karbondioksida.
Sistem respirasi manusia dapat berlangsung
berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari
rongga hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, dan paru-paru. Bila salah satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi
secara normal maka bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara umum.
Berikut ini penjelasan daftar nama alat pernafasan beserta fungsinya.
2.2 Alat Respirasi (pernapasan) Manusia
a. Rongga Hidung
Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan tersusun
atas tulang rawan. Pada bagian ujung dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Rongga hidung dibagi
menjadi dua bagian oleh septum nasalis, yaitu bagian kiri dan kanan. Bagian
depan septum. ditunjang oleh tulang rawan, sedangkan bagian belakang ditunjang
oleh tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid. Bagian bawah rongga hidung
dibatasi oleh tulang palatum, dan maksila. Bagian atas dibatasi oleh ethmoid,
bagian samping oleh tulang maksila, konka nasalis inferior, dan ethomoid
sedangkan bagian tengah dibatasi oleh septum nasalis.
Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konka
nasalis superior, konka media dan konka inferior. Melalui celah-celah pada
ketiga tonjolan ini udara inspirasi akan dipanaskan oleh darah di dalam kapiler
dan dilembapkan oleh lendir yang disekresikan oleh sel goblet. Lendir juga
dapat membersihkan udara pernapasan dari debu. Bagian atas dari rongga hidung
terdapat daerah olfaktorius, yang mengandung sel-sel pembau. Sel-sel ini
berhubungan dengan saraf otak pertama (nervus olfaktorius). Panjangnya sekitar
10 cm. Udara yang akan masuk ke dalam paru-paru pertama kali akan masuk melalui
hidung terlebih dahulu. Sekitar 15.000 liter udara setiap hari.
b. Faring
Faring merupakan rongga pertigaan ke arah
kerongkongan, saluran pernapasan, dan saluran ke rongga hidung. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari
rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak
di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring
berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan.
c. Laring
Dari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau
disebut juga laring. Laring tersusun atas kepingan tulang
rawan yang membentuk jakun. Jakun tersebut tersusun oleh tulang lidah, katup
tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang
rawan.
Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis).
Jika udara menuju tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah, dan ketemu dengan
katup pangkal tenggorokan sehingga membuka jalan udara ke tenggorokan. Saat
menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat bernapas
katup tersebut akan membuka. Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang
bergetar bila ada udara melaluinya. Misalnya saja saat kita berbicara ada selaput suara yang ketegangannya di atur oleh
serabut-serabut otot sehingga dapat menghasilka suara dengan nada tinggi atau
rendah sesuai dengan kebutuhan.
d. Trakea (batang tenggorokan)
Trakea (Batang Tenggorokan), merupakan penghubung antara mulut dengan cabang
batang tenggorokan (bronkus). Tenggorokkan berupa pipa
yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga
dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan,
dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring
benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
e. Bronkus
Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri.
Letak bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal
daripada kiri. Karena strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah
kemasukan benda asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih mudah
terserang penyakit bronkhitis.
Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini
berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya
lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita
akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus
ini akan tersumbat oleh lendir. Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 20–25
kali percabangan membentuk bronkiolus.
Pada ujung bronkiolus inilah tersusun alveolus yang berbentuk seperti buah
anggur.
f. Paru-paru
Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah
paru-paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada,
tepatnya di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang
membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua bagian,
paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir yang
berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua
gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Semakin ke
dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Jumlah
alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini
menjadikan permukaan paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan
paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan sekitar 100
kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.
Dinding aleolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada
alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menembus dinding kapiler darah
yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan
diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga
terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah
sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin
kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk oksidasi.
Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh
plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus,
CO2 menembus dinding pembuluh darah dan dinding alveolus. Dari alveolus,
karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan. Jadi proses
pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus.
2.3 Proses respirasi (pernapasan)
Ada dua macam mekanisme pernapasan
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Respirasi
(Pernapasan) dada
Pernapasan dada terjadi
karena gerakan tulang-tulang rusuk oleh otot-otot oleh tulang rusuk (interkostal).
Inspirasi terjadi jika otot-otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga
tulang-tulang rusuk terangkat ke atas, demikian pula dengan tulang dada yang
terangkat ke atas. Akibatnya, rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada
menyebabkan paru-paru ikut membesar, akibatnya tekanan udara dalam paru-paru
berkurang sehingga udara luar masuk. Sebaliknya, ekspirasi terjadi jika
otot-otot antar tulang rusuk relaksasi, yaitu tulang rusuk dan tulang dada
turun kembali pada kedudukan semula sehingga rongga dada mengecil. Oleh karena
volume paru-paru berkurang maka tekanan udara dalam paru-paru bertambah
akibatnya udara keluar.
b.
Respirasi (Pernapasan) perut
Pernapasan perut
terjadi karena adanya gerakan otot diafragma (sekat rongga badan yang membatasi
rongga dada dan rongga perut). Inspirasi terjadi jika otot diafragma
berkontraksi sehingga letaknya agak mendatar, dan mendesak rongga perut hingga
lebih kurang 5 cm ke bawah. Oleh karena rongga dada membasar maka paru-paru
ikut membesar. Akibatnya, tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga
udara luar masuk. Sebaliknya, ekspirasi trjadi jika otot diafragma berelaksasi
pada kedudukan semula, sehingga rongga dada mengecil dan paru-paru pun ikut
mengecil. Oleh karena volume paru-paru bertambah akibatnya udara keluar.
2.4 Kelainan dan gangguan
pada sistem respirasi (pernapasan) manusia
Terdapat beberapa jenis penyakit
yang menyerang sistem pernapasan, antara lain sebagai berikut:
a. Asma
merupakan penyakit yang disebabkan oleh bronkokonstriksi (penyempitan saluran
pernapasan), inflamasi (peradangan) saluran pernapasan sehingga merusak sel
epitel saluran, atau respon berlebihan saluran pernapasan terhadap berbagai
rangsangan (misalnya reaksi alergi).
b.
Berkurangnya jumlah hemoglobin akan
menghambat proses penyampaian oksigen ke dalam sel-sel tubuh.
c.
Emfisema merupakan penyakit paru-paru
degeneratif yang terjadi karena jaringan paru-paru kehilangan elastisitasnya
sebagai akibat gangguan diantara alveoli.
d.
Pneumonia merupakan radang paru-paru
yang disebabkan oleh infeksi bakteri diplococcus pneumoniae.
e.
Kanker paru-paru disebabkan karena
rusaknya paru-paru sehingga tidak berfungsi lagi. Penyakit ini dipicu oleh
polusi udara dan juga polusi asap rokok yang mengandung sejumlah hidrokarbon.
f.
Polip dan amandel merupakan pembengkakan
kelenjar linva di daerah hidung (polip) dan di daerah tekak (amandel) yang
menyebabkan penyempitan saluran pernapasan.
g. TBC
(tuberkulosis) merupakan penyakit yang disebabkan terganggunya proses difusi
oksigen karena timbulnya bintil-bintil kecil pada alveoli yang disebabkan oleh
bakteri mycobacterium tuberculosis.
BAB
III
PENUTUP
3.1
kesimpulan
respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa
organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi. Energi yang
dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa
aktifitas. Sistem respirasi manusia dapat berlangsung
berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari
rongga hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, dan paru-paru. Proses respirasi ada dua yaitu proses respiras
(pernapasan) dada dan proses respirasi (pernapasan) perut.
Kelainan dan gangguan pada sistem
respirasi manusia, yaitu asma, berkurangnya jumlah hemoglobin, emfisema,
pneumonia, kanker paru-paru, polip dan amandel, dan TBC (tuberkulosis).
DAFTAR
PUSTAKA
Anthony
l.mescher. 2002. Histology dasar.
Jakarta: EGC
Campbell,
dkk. 2004. Biologi edisi kelima jilid III.
Jakarta: Erlangga
https://www.google.com/search?q=proses+pernapasan+dada,
tanggal 4 april 2013 pukul: 09.30.
http://biologimediacentre.com/sistem-respirasi-3-respirasi-pada-manusia/,
tanggal 4 april 2013 pukul: 09.32.
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0075%20Bio%202-8b.htm,
tanggal 4 april 2013 pukul: 09.30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar