Senin, 04 November 2013

LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI UMUM PENGAMATAN JARINGAN



LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI UMUM
PENGAMATAN JARINGAN
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3
NAMA
1.      ANDI BAHTIAR (12222010)
2.      ASIA ASTUTI (12222013)
3.      BUNGA PERTIWI (12222018)
4.      DEA ASIH SUPRIANTI (12222019)
5.      DEBY NOPIANTI (12222020)
6.      DIAN PURNAMA SARI (12222026)
DOSEN PEMBIMBING
Fitratul Aini, M.Si
Asisten
THORIQ ALFARABI
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Jaringan adalah kumpulan beberapa sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Berdasarkan tingkat perkembangannya kita mengenal adanya jaringan meristem dan jaringan dewasa (permanen). Berdasarkan letaknya kita kenal adanya meristem apikal, lateral dan interkalar. Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan ke dalam jaringan penutup (epidermis dan periderm), jaringan dasar (parenkima), jaringan penguat (kolenkima dan sklerenkima), jaringan pengangkut (xilem dan floem), dan jaringan sekresi. Tanaman terdiri dari tiga kelompok organ utama: akar, batang dan daun. Seperti yang kita ketahui dari daerah lain biologi, organ-organ ini terdiri dari jaringan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama (fungsi). Pada gilirannya, jaringan terbuat dari sejumlah sel yang terbuat dari unsur-unsur dan atom pada tingkat yang paling mendasar. Pada bagian ini, kita akan melihat berbagai jenis jaringan tumbuhan dan tempat mereka dan tujuan di dalam tanaman. Adalah penting untuk menyadari bahwa mungkin ada sedikit variasi dan modifikasi pada jenis jaringan dasar dalam tanaman khusus. Jaringan tanaman yang ditandai dan diklasifikasikan menurut struktur dan fungsi mereka. Organ-organ yang mereka membentuk akan diatur dalam pola dalam tanaman yang akan membantu dalam lebih mengklasifikasikan tanaman. Sebuah contoh yang baik dari ini adalah tiga pola jaringan dasar yang ditemukan dalam akar dan batang yang berfungsi untuk menggambarkan antara kayu dikotil, herbal tanaman dikotil dan monokotil. Setiap jaringan meiliki perbedaan, tetapi juga memiliki persamaan. bagian jaringan akar, batang, daun monokotil dan dikotil.

1.2 Tujuan
       1. Memahami jaringan penyusun batang monokotil dan dikotil ?
       2. Mengetahui perbedaan batang monokotil dan dikotil ?
       3. Memahami jaringan penyusun otot polos, otot lurik, otot jantung ?



1.3 Rumusan Masalah
       1. Pembagian sel hewan
       2. Jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, jaringan saraf
       3. Pengertian badan sel   



























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

       Sel-sel penyusun jaringan tubuh pada hewan lebih banyak dan kompleks. Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan dan cara perkembangan serupa. Jaringan pada hewan dibagi menjadi 4 jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat atau penyambung, jaringan otot dan jaringan syaraf (Brotowidjoyo, 1989).
     Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi suatu rongga atau suatu permukaan bebas. Sel-selnya tersusun rapat satu sama lain sehingga tidak terdapat ruang. Ruang antar sel yang biasanya berisi substansi interselular atau juga bisa disebut matriks. Dipandang dari banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, epitel dibedakan atas epitel selapis dan epitel berlapis. Epitelium kulit melindungi jaringan di bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet, dan serangan bakteri. (Brotowidjoyo, 1989).
     Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru (Kimball, 1992).
     Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat (Albert, 1994)
     Jaringan pengikat berbeda dengan jaringan epitel, jaringan pengikat mengandung matriks yang sangat banyak. Jaringan pengikat berfungsi: untuk mengikat satu alat dengan alat lain, untuk membungkus alat-alat, untuk mengganti jaringan yang rusak (luka), untuk menetralkan racun dan untuk membentuk kerangka penyokong. Atas dasar struktur dan fungsinya, jaringan pengikat dibedakan atas tiga macam jaringan yang masing-masing dapat dibagi lagi menjadi jaringan-jaringan yang lebih khas: jaringan pengikat sebenarnya, jaringan pengikat rangka tulang rawan hialin, jaringan pengikat cair (Storer, 1957).
     Sel otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filamen (benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot memendek dan memanjang. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dengan inti tampak jelas batasnya dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran yang mengelilingi sel otot (Lim, 1998).
       Jaringan otot, jaringan ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yan berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot terbagi atas otot serat lintang, otot polos, otot jantung (Fahn, 1974).
       Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson (Lim, 1998).
       Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh dendrit. Dendrit merupakan sejumlah serabut sitoplasma. Funsi dendrit adalah membawa rangsangan ke badan sel. Akson merupakan serabut sitoplasma tunggal. Fungsia akson adalah membawa rangsangan meninggalkan badan sel. Akson juga dapat bercabang-cabang di dekat ujungnya (terminal akson). Titik temu antara terminal akson neuron yang satu dengan neuron yang lainnya disebut sinapsis. Sinapsis berfungsi meneruskan rangsangan ke sel saraf yang lain (Hadioetomo, 1993).




























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
       Pelaksanaaan praktikum jaringan dilaksanakan pada:
       Hari/Tanggal        : Rabu, 15 Desember 2012
       Waktu                  : 10. 30 s.d 12.00 WIB
       Tempat                 : Laboratorium Biologi IAIN Raden Fatah Palembang

3.2 Alat dan Bahan
       Alat
-          Mikroskop
-          Deck glass
-          Objek glass
Bahan
-          Preparat jadi
·         Akar jagung
·         Batang jagung
·         Akar kacang
·         Otot polos
·         Otot lurik
·         Otot ginjal
-          Aquades

3.3 Cara kerja
       1. Ambillah preparat jadi yang telah disediakan
       2. Letakkan preparat jadi di meja preparat pada mikroskop.
       3. Amati dan gambarkan lalu beri keterangan



4.2 Pembahasan
       a. Preparat jadi, Batang Kacang Tanah
Dari hasil praktikum pengamatan jaringan pada batang kacang tanah, diperoleh hasil berupa bagian-bagian yang terdapat dalam jaringan tersebut, yaitu stele, kambium, xilem dan floem, epidermis, nukleus, rongga sel, dinding sel dan korteks. Kacang tanah merupakan tumbuhan dikotil, karena memiliki kambium. Selain itu, kacang tanah juga memiliki jaringan pengangkut xilem dan floem. Pada pengamatan jaringan melalui mikroskop, dapat diperoleh sifat bayangan pada mikroskop saat perbesaran lemah hingga perbesaran kuat. Pada perbesaran lemah yaitu 4x10, bayangan nyata dengan ukuran normal, sedangkan pada perbesaran kuat 10x10, bayangan nyata dan diperbesar.
       b. Preparat Jadi,Batang Jagung
Dari hasil praktikum pengamatan jaringan batang jagung, dapat diperoleh hasil berupa bagian-bagian yang terdapat pada batang jagung, yaitu korteks, stele, dan epidermis. Hal ini berarti jaringan pada batang jagung merupakan tumbuhan monokotil karena memiliki korteks, stele dan epidermis. Pada pengamatan jaringan melalui mikroskop, dapat diperoleh sifat bayangan pada mikroskop saat perbesaran lemah hingga perbesaran kuat. Pada perbesaran lemah yaitu 4x10, bayangan nyata.
       c. Preparat Jadi, Polos
Dari hasil praktikum pengamatan jaringan polos, dapat diperoleh hasil berupa bagian-bagian yang terdapat pada jaringan polos, yaitu inti sel, serabut dan membran plasma. Pada pengamatan jaringan melalui mikroskop, dapat diperoleh sifat bayangan pada mikroskop saat perbesaran lemah hingga perbesaran kuat. Pada perbesaran lemah yaitu 4x10, bayangan nyata.
       d. Preparat Jadi, Otot Lurik
Dari hasil praktikum pengamatan jaringan pada otot lurik, dapat diperoleh hasil berupa bagian-bagian yang terdapat pada otot lurik, yaitu serabut, inti sel dan membran sel. Pada perbesaran lemah yaitu 4x10, bayangan nyata dengan ukuran normal, sedangkan pada perbesaran kuat 10x10, bayangan nyata dan diperbesar.
       e. Preparat jadi, ginjal
Otot ginjal merupakan salah satu contoh otot polos karena otot polos mempunyai aktivitas tak sadar. Dari hasil praktikum pengamatan jaringan pada otot ginjal, dapat diperoleh hasil berupa bagian-bagian yang terdapat pada otot ginjal, yaitu inti sel, serabut, dan membran sel. Pada pengamatan jaringan melalui mikroskop, dapat diperoleh sifat bayangan pada mikroskop saat perbesaran lemah hingga perbesaran kuat. Pada perbesaran lemah yaitu 4x10, bayangan nyata dengan ukuran normal, sedangkan pada perbesaran kuat 10x10, bayangan nyata dan diperbesar.

                                                                                            
























BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
     Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan di bawah mokroskop, di dapati hasil bahwa tanaman kacang tanah merupakan tanaman dikotil, sedangkan tanaman jagung merupakan tanaman monokotil, dan perbedaan dari keduanya bisa di lihat dari adanya kambium pada tanaman kacang tanah yang merupakan ciri dari tanaman dikotil.
     Lalu, untuk sel hewan yang telah di amati di bawah mikroskop, di dapati hasil bahwa otot polos, oto lurik, dan otot ginjal sama-sama memiliki inti sel, membrane inti, dan serabut. Namun untuk reaksi yang di lakukan di ketahui bahwa oyot lurik bekerja dengan rangsangan dan di bawah keasadaran, sedangkan otot pols dan otot ginjal bekerja tanpa rangsangan dan tidak di bawah kesadaran.

5.2 Saran
     Dalam praktikum pengamatan jaringan, sebaiknya preparat yang di gunakan jangan hanya preparat jadi saja, para praktikan juga harus diajarakan membuat preparat sendiri, terutama dalam membuat preparat sel hewan.














DAFTAR PUSTAKA

Albert, Bruce. 1994. Biologi Molekular Edisi kedua. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Fahn, A. 1974. Animal Anatomy. Pergamon Press. New York.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid 1 Edisi ke lima. Erlangga. Jakarta.
Lim, Daniel. 1998. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Storer, T. I. 1957. General Zoology. Hill Book Company. New York.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar