LAPORAN PRAKTIKUM I
BIOLOGI UMUM
PENGAMATAN JARINGAN
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 3
NAMA
1.
ANDI
BAHTIAR (12222010)
2.
ASIA
ASTUTI (12222013)
3.
BUNGA
PERTIWI (12222018)
4.
DEA
ASIH SUPRIANTI (12222019)
5.
DEBY
NOPIANTI (12222020)
6.
DIAN
PURNAMA SARI (12222026)
DOSEN
PEMBIMBING
Fitratul
Aini, M.Si
Asisten
THORIQ
ALFARABI
JURUSAN
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jaringan adalah kumpulan beberapa sel
yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Berdasarkan tingkat
perkembangannya kita mengenal adanya jaringan meristem dan jaringan dewasa
(permanen). Berdasarkan letaknya kita kenal adanya meristem apikal, lateral dan
interkalar. Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan ke dalam
jaringan penutup (epidermis dan periderm), jaringan dasar (parenkima), jaringan
penguat (kolenkima dan sklerenkima), jaringan pengangkut (xilem dan floem), dan
jaringan sekresi. Tanaman terdiri dari tiga kelompok organ utama: akar, batang
dan daun. Seperti yang kita ketahui dari daerah lain biologi, organ-organ ini
terdiri dari jaringan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama (fungsi). Pada
gilirannya, jaringan terbuat dari sejumlah sel yang terbuat dari unsur-unsur
dan atom pada tingkat yang paling mendasar. Pada bagian ini, kita akan melihat
berbagai jenis jaringan tumbuhan dan tempat mereka dan tujuan di dalam tanaman.
Adalah penting untuk menyadari bahwa mungkin ada sedikit variasi dan modifikasi
pada jenis jaringan dasar dalam tanaman khusus. Jaringan tanaman yang ditandai
dan diklasifikasikan menurut struktur dan fungsi mereka. Organ-organ yang
mereka membentuk akan diatur dalam pola dalam tanaman yang akan membantu dalam
lebih mengklasifikasikan tanaman. Sebuah contoh yang baik dari ini adalah tiga
pola jaringan dasar yang ditemukan dalam akar dan batang yang berfungsi untuk
menggambarkan antara kayu dikotil, herbal tanaman dikotil dan monokotil. Setiap
jaringan meiliki perbedaan, tetapi juga memiliki persamaan. bagian jaringan akar,
batang, daun monokotil dan dikotil.
1.2
Tujuan
1. Memahami jaringan penyusun batang
monokotil dan dikotil ?
2. Mengetahui perbedaan batang monokotil
dan dikotil ?
3. Memahami jaringan penyusun otot polos,
otot lurik, otot jantung ?
1.3
Rumusan Masalah
1.
Pembagian sel hewan
2. Jaringan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot, jaringan saraf
3. Pengertian badan sel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel-sel
penyusun jaringan tubuh pada hewan lebih banyak dan kompleks. Jaringan adalah
kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan dan cara perkembangan serupa.
Jaringan pada hewan dibagi menjadi 4 jaringan utama, yaitu jaringan epitel,
jaringan ikat atau penyambung, jaringan otot dan jaringan syaraf (Brotowidjoyo,
1989).
Jaringan
epitel adalah jaringan yang melapisi suatu rongga atau suatu permukaan bebas.
Sel-selnya tersusun rapat satu sama lain sehingga tidak terdapat ruang. Ruang
antar sel yang biasanya berisi substansi interselular atau juga bisa disebut
matriks. Dipandang dari banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, epitel
dibedakan atas epitel selapis dan epitel berlapis. Epitelium kulit melindungi
jaringan di bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi
ultraviolet, dan serangan bakteri. (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan
epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan
ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai
fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel
selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium
juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang
dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim
cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan
daripadanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium.
Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru (Kimball, 1992).
Jaringan
ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan
ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan,
hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah
memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat
ini tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada
beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel
lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe
dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat (Albert, 1994)
Jaringan
pengikat berbeda dengan jaringan epitel, jaringan pengikat mengandung matriks
yang sangat banyak. Jaringan pengikat berfungsi: untuk mengikat satu alat
dengan alat lain, untuk membungkus alat-alat, untuk mengganti jaringan yang
rusak (luka), untuk menetralkan racun dan untuk membentuk kerangka penyokong.
Atas dasar struktur dan fungsinya, jaringan pengikat dibedakan atas tiga macam
jaringan yang masing-masing dapat dibagi lagi menjadi jaringan-jaringan yang
lebih khas: jaringan pengikat sebenarnya, jaringan pengikat rangka tulang rawan
hialin, jaringan pengikat cair (Storer, 1957).
Sel
otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filamen (benang)
aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot
memendek dan memanjang. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan
otot tersusun atas sel-sel membujur dengan inti tampak jelas batasnya dan
miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di
sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antara
sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan
membran yang mengelilingi sel otot (Lim, 1998).
Jaringan
otot, jaringan ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yan berbentuk
serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak
mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus
jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya
dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot
terbagi atas otot serat lintang, otot polos, otot jantung (Fahn, 1974).
Jaringan
saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu
mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel
saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel
saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron,
sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan
mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang
menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson (Lim,
1998).
Badan
sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh
dendrit. Dendrit merupakan sejumlah serabut sitoplasma. Funsi dendrit adalah
membawa rangsangan ke badan sel. Akson merupakan serabut sitoplasma tunggal.
Fungsia akson adalah membawa rangsangan meninggalkan badan sel. Akson juga
dapat bercabang-cabang di dekat ujungnya (terminal akson). Titik temu antara
terminal akson neuron yang satu dengan neuron yang lainnya disebut sinapsis.
Sinapsis berfungsi meneruskan rangsangan ke sel saraf yang lain (Hadioetomo,
1993).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaaan praktikum jaringan
dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Desember 2012
Waktu :
10. 30 s.d 12.00 WIB
Tempat :
Laboratorium Biologi IAIN Raden Fatah Palembang
3.2
Alat dan Bahan
Alat
-
Mikroskop
-
Deck glass
-
Objek glass
Bahan
-
Preparat jadi
·
Akar jagung
·
Batang jagung
·
Akar kacang
·
Otot polos
·
Otot lurik
·
Otot ginjal
-
Aquades
3.3
Cara kerja
1.
Ambillah preparat jadi yang telah disediakan
2. Letakkan preparat jadi di meja
preparat pada mikroskop.
3. Amati dan gambarkan lalu beri
keterangan
4.2
Pembahasan
a. Preparat jadi, Batang Kacang Tanah
Dari hasil praktikum pengamatan jaringan
pada batang kacang tanah, diperoleh hasil berupa bagian-bagian yang terdapat
dalam jaringan tersebut, yaitu stele, kambium, xilem dan floem, epidermis,
nukleus, rongga sel, dinding sel dan korteks. Kacang tanah merupakan tumbuhan
dikotil, karena memiliki kambium. Selain itu, kacang tanah juga memiliki
jaringan pengangkut xilem dan floem. Pada pengamatan jaringan melalui
mikroskop, dapat diperoleh sifat bayangan pada mikroskop saat perbesaran lemah
hingga perbesaran kuat. Pada perbesaran lemah yaitu 4x10, bayangan nyata dengan
ukuran normal, sedangkan pada perbesaran kuat 10x10, bayangan nyata dan
diperbesar.
b. Preparat Jadi,Batang Jagung
Dari hasil praktikum pengamatan jaringan
batang jagung, dapat diperoleh hasil berupa bagian-bagian yang terdapat pada
batang jagung, yaitu korteks, stele, dan epidermis. Hal ini berarti jaringan
pada batang jagung merupakan tumbuhan monokotil karena memiliki korteks, stele
dan epidermis. Pada pengamatan jaringan melalui mikroskop, dapat diperoleh
sifat bayangan pada mikroskop saat perbesaran lemah hingga perbesaran kuat.
Pada perbesaran lemah yaitu 4x10, bayangan nyata.
c. Preparat Jadi, Polos
Dari hasil praktikum pengamatan jaringan
polos, dapat diperoleh hasil berupa bagian-bagian yang terdapat pada jaringan
polos, yaitu inti sel, serabut dan membran plasma. Pada pengamatan jaringan
melalui mikroskop, dapat diperoleh sifat bayangan pada mikroskop saat
perbesaran lemah hingga perbesaran kuat. Pada perbesaran lemah yaitu 4x10,
bayangan nyata.
d. Preparat Jadi, Otot Lurik
Dari hasil praktikum pengamatan jaringan
pada otot lurik, dapat diperoleh hasil berupa bagian-bagian yang terdapat pada
otot lurik, yaitu serabut, inti sel dan membran sel. Pada perbesaran lemah
yaitu 4x10, bayangan nyata dengan ukuran normal, sedangkan pada perbesaran kuat
10x10, bayangan nyata dan diperbesar.
e. Preparat jadi, ginjal
Otot ginjal merupakan salah satu contoh
otot polos karena otot polos mempunyai aktivitas tak sadar. Dari hasil
praktikum pengamatan jaringan pada otot ginjal, dapat diperoleh hasil berupa
bagian-bagian yang terdapat pada otot ginjal, yaitu inti sel, serabut, dan
membran sel. Pada pengamatan jaringan melalui mikroskop, dapat diperoleh sifat
bayangan pada mikroskop saat perbesaran lemah hingga perbesaran kuat. Pada
perbesaran lemah yaitu 4x10, bayangan nyata dengan ukuran normal, sedangkan
pada perbesaran kuat 10x10, bayangan nyata dan diperbesar.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan yang telah di lakukan di bawah mokroskop, di dapati hasil
bahwa tanaman kacang tanah merupakan tanaman dikotil, sedangkan tanaman jagung
merupakan tanaman monokotil, dan perbedaan dari keduanya bisa di lihat dari
adanya kambium pada tanaman kacang tanah yang merupakan ciri dari tanaman
dikotil.
Lalu,
untuk sel hewan yang telah di amati di bawah mikroskop, di dapati hasil bahwa
otot polos, oto lurik, dan otot ginjal sama-sama memiliki inti sel, membrane
inti, dan serabut. Namun untuk reaksi yang di lakukan di ketahui bahwa oyot
lurik bekerja dengan rangsangan dan di bawah keasadaran, sedangkan otot pols
dan otot ginjal bekerja tanpa rangsangan dan tidak di bawah kesadaran.
5.2
Saran
Dalam
praktikum pengamatan jaringan, sebaiknya preparat yang di gunakan jangan hanya
preparat jadi saja, para praktikan juga harus diajarakan membuat preparat
sendiri, terutama dalam membuat preparat sel hewan.
DAFTAR PUSTAKA
Albert, Bruce. 1994. Biologi
Molekular Edisi kedua. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar.
Erlangga. Jakarta
Fahn, A. 1974. Animal Anatomy.
Pergamon Press. New York.
Hadioetomo,
Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Kimball, J. W.
1992. Biologi Jilid 1 Edisi ke lima. Erlangga. Jakarta.
Lim, Daniel.
1998. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Storer, T. I. 1957. General
Zoology. Hill Book Company. New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar