Senin, 04 November 2013

LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI UMUM OSMOSIS



LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI UMUM
OSMOSIS
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3
NAMA
1.      ANDI BAHTIAR (12222010)
2.      ASIA ASTUTI (12222013)
3.      BUNGA PERTIWI (12222018)
4.      DEA ASIH SUPRIANTI (12222019)
5.      DEBY NOPIANTI (12222020)
6.      DIAN PURNAMA SARI (12222026)
DOSEN PEMBIMBING
Fitratul Aini, M.Si
Asisten
THORIQ ALFARABI
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang hirarki biologi. Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transpor yang mampu mengatur organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas senyawa fosfolipid bilayer. Oleh karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan agar mereka dapat mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam.
Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan move artinya pindah, maka osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui membran (dinding yang sangat tipis).
Osmosis merupakan fenomena yang penting di dalam system biologis karena kebanyakan membran biologis bersifat semi-permiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat bergerak melewati dinding sel. Osmosis memberikan cara yang mudah bagi transport air keluar atau masuk sel. Proses osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut isotonik.
Pada tumbuhan protoplasma sel mempunyai plasma dan pada hewan berupa selaput sel yang mampu mengatur sel secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya.  Terdapat dua proses fisiokimia yang penting, yaitu difusi dan osmosis, dengan adanya proses osmosis suatu selaput dinyatakan permeabel, semipermiabel, atau impermiabel.  Sistem transportasi pada tumbuhan melibatkan proses difusi, osmosis, dan transpor aktif  (Sobono, 1992).
Makhluk hidup terdiri atas sel, karena itulah manusia harus mempelajari tentang keadaan selnya atau sel- sel lainnya yang menunjang kehidupannya. Suatu sistem transportasi sangat penting bagi tunbuhan dan hewan yang berkaitan dengan masa organisme tersebut.  Pada tanaman dan hewan yang masih sederhana transfor materi berlangsung secara osmosis, dan difusi.  Pada sel hewan, jika suatu sel (sel darah merah) berada pada cairan yang Hipotonik maka sel darah merah akan pecah, namun jika berada dalam cairan yang hiportonis maka sel darah akan pecah.

1.2  Tujuan
                 Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui proses difusi dan osmosis pada organisme hidup, mengetahui proses terjadinya plasmolisis dan deplasmolisis pada sel tumbuhan.

1.3  Rumusan Masalah
1. Pengertian osmosis
2. Pengertian difusi
3. Pengertian plasmolisis













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Difusi adalah penyebaran molekul-molekul zat secara lebar, baik zat padat, zat cair maupun gas, ke segala arah yang digerakkan oleh energi kinetik yang menyebabkan molekul zat selalu dalam keadaan bergerak. Molekul-molekul zat itu saling tarik-menarik atau saling tolak-menolak. Difusi berlangsung dari larutan yang berkadar tinggi ke larutan yang berkadar rendah, sehingga kadar larutan tersebut merata. Kecepatan difusi tergantung pada tekanan, konsentrasi zat terlarut  dan suhu (Kimball, 1992).
Osmosis adalah proses berpindahnya molekul-moslekul air dari larutan yang mengandung molekul air tinggi menuju ke larutan yang molekul airnya rendah melalui selaput semipermeabel. Dengan kata lain osmosis adalah peristiwa berpindahnya molekul-molekul air dari larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis). Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerahdimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).
Tumbuhan mengambil bahan makanan berupa air dan garam mineral yang terlarut di dalamnya serta O2 dan COdari lingkungannya.  Pengambilan dan pengangkutan bahan makanan terjadi melalui proses difusi, osmosis, dan transpor aktf.  Zat-zat yang berupa air dan bahan kimia masuk melalui akar, sedangkan gas O2 dan CO2 masuk melalui daun.  Zat yang diperlukan dan sisa-sasa metabolisme perlu ditransportasikan.  Sistem transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan massa organisme tersebut.  Transportasi yang terjadi dalam tubuh hewan maupun tumbuhan berlangsung secara aktif maupun pasif (Dwidjoseputro, 1986).
Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang disebabkan oleh air yang berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu bila tumbuhan berada pada lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan akan sulit menyerap air. Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi terus-menerus, maka selaput plasma akan lepas dari dinding sel. Bila plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan untuk mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya.  Keadaan ini dapat kembali ke keadaan semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan kadar air yang lebih tinggi (hipotonis). Peristiwa kembalinya protoplasma ini disebut dengan deplasmolisis.
Sel darah merah harus berada dalam keadaan yang isotonik, jika tidak akan terjadi pengkerutan yang disebut krenasi, sedangkan bila berada di dalam larutan yang hipertonik akan mengalami pembengkakan.  Kemudian pecah dan mengakibatkan keluarnya hemoglobin yang berwarna merah, peristiwa ini disebut hemolisis (Wilkina, 1992).
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan (anonim, 2010).














BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 28 November 2012 pukul10.30 WIB. Tempat pelaksanaan praktikum di laboratorium biologi MIPA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan bahan
            Alat yang di gunakan ketika praktikum adalah
-          Cawan petri
-          Silet atau pisau
-          Kapas
-          Tusuk gigi
-          Penggaris
Bahan yang digunakan ketika praktikum adalah
-          Kentang
-          Timun
-          Air
-          Garam
-          Aquades

3.2 Cara kerja
1.    Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.    Kupas timun dan kentang
3.    Kemudian cuci timun dan kentang dengan air bersih
4.    Lalu iris melintang timun dan kentang setebal 0,5 masing 2 irisan
5.    Kemudian letakkan kentang dan timun didalam cawan petri yang telah di beri aquades dan air garam
6.    Lalu amati setelah 15 menit pertama dan 15 menit kedua
7.    Lalu catat ap yang telah diamati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Percobaan dengan air biasa
No
Pengamatan
Sebelum
15 menit pertama
15 menit kedua
1.
Warna




Kentang
Kuning cerah
Kuning pucat
Semakin pucat
Timun
Putih kehijauan
Pucat
Semakin pucat
2.
Tekstur




Kentang
Keras
Keras
Agak lembut
Timun
Keras
Keras
Agak lembut
3.
Ketebalan




Kentang
0,5cm
Tetap 0,5cm
Mengecil 0,4cm
Timun
0,5cm
Tetap 0,5cm
Mengecil 0,4cm
4.
Bentuk




Kentang
Bulat (normal)
Bulat
Bulat mengembang
Timun
Bulat (normal)
Bulat
Bulat mengembang

Percobaan dengan air garam
No
Pengamatan
Sebelum
15menit pertama
15 menit kedua
1.
Warna




Kentang
Kuning
Tetap
Sedikit pucat
Timun
Putih kehijauan
Tetap
Sedikit pucat
2.
Tekstur




Kentang
Keras
Lunak
Lebih lunak
Timun
Keras
Lunak
Lebih lunak
3.
Ketebalan




Kentang
0,5cm
Tetap
Lebih tebal
Timun
0,5cm
Tetap
Lebih tebal
4.
Bentuk




Kentang
Bulat (normal)
Menyusut
Semakin menyusut
Timun
Bulat (normal)
Menyusut
Semakin menyusut

4.2 Pembahasan
1. Kentang dan Mentimun pada air biasa (selama 15 menit pertama)
Kentang dan mentimun setelah direndam kedalam larutan air selama 15 menit, warna pada kentang masih sama seperti semula, yaitu warna kuning, sedangkan mentimun warnanya tetap putih. Tekstur pada kentang dan mentimun sama-sama keras, ketebalan masing-masing kentang dan mentimun masih 0.5 cm. Serta bentuk pada kentang dan mentimun masih bulat dan juga masih normal (bulat) seperti pertama kali dimasukkan ke dalam air.
2. Kentang dan Mentimun pada air biasa selama 15 menit kedua
Kentang dan mentimun pada air biasa pada waktu 15 menit yang kedua warnanya berubah agak pucat dari warna awalnya, tekstur kentang dan mentimun menjadi agak lembut, ketebalan kentang dan mentimun berubah menjadi agak tipis dan bentuk kentang dan mentimun agak menyusut dari bentuk awalnya.
3. Kentang dan Mentimun pada air garam selama 15 menit pertama
Kentang dan mentimun pada air garam, warna kentang berubah menjadi kuning pucat, sedangkan mentimun berubah menjadi putih pucat, tekstur pada kentang dan mentimun menjadi lebih lembut dengan ketebalan kentang dan mentimun lebih tebal dari ketebalan awalnya dan bentuk kentang dan mentimun sedikit menyusut.
4. Kentang dan mentimun pada air garam selama 15 menit kedua
Kentang dan mentimun pada air garam pada waktu 15 menit kedua, warna mereka berubah, kentang warnanya menjadi kuning pucat, sedangkan warna mentimun menjadi putih pucat. Lalu untuk tekstur, tekstur kentang tetap keras seperti sebelumnya, sedangkan tekstur mentimun menjadi agak lembut, lalu ketebalan kentang dan mentimun masing-masing menjadi 0.5 cm dan 0.4 cm. Untuk bentuk, kentang dan mentimun bentuknya menyusut/jadi lebih kecil dari sebelumnya.






                                                                          








BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
     Osmosis adalah perpindahan konsentrasi  suatu zat dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.Sedangkan perpindahan konsentrasi suatu zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah disebut Difusi.
Hasil dari praktikum, kentang dan mentimun bila diberi air warnanya semakin pucat,teksturnya agak lembut, ketebalannya semakin tipis, dan bentuknya semakin mengembang, sedangkan kentang dan mentimun bila diberi garam warnanya agak pucat, teksturnya lebih lunak, ketebalannnya lebih tebal , dan bentuknya semakin menyusut.

5.2 Saran
Sebelum memulai sebuah praktikum, para praktikan diharapkan dapat mengetahui dan memahami bagaimana langkah langkah yang benar dalasm pelaksanaan praktikum, agar pada saat praktikum berlangsung tidak ada lagi praktikan yang masih kebingungan akan cara kerja yang harus dijalankan..












DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.1986.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Gramedia.Jakarta.
Kimball, J.W.1992.Biologi jilid 1.  Erlangga.  Jakarta
Sobono.  1992.Histologi Umum.Bumi Aksara.Jakarta.
Wilkina.1992.Fisiologi Tumbuhan.Bumi Aksara.Jakarta. 
http://niethajutniez.wordpress.com/2011/05/25/praktikum-ii-difusi-dan-osmosis/.pdf.



1 komentar: