LAPORAN PRAKTIKUM I
BIOLOGI UMUM
OSMOSIS
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 3
NAMA
1.
ANDI
BAHTIAR (12222010)
2.
ASIA
ASTUTI (12222013)
3.
BUNGA
PERTIWI (12222018)
4.
DEA
ASIH SUPRIANTI (12222019)
5.
DEBY
NOPIANTI (12222020)
6.
DIAN
PURNAMA SARI (12222026)
DOSEN
PEMBIMBING
Fitratul
Aini, M.Si
Asisten
THORIQ
ALFARABI
JURUSAN
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN
AJARAN 2012/2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mempelajari dunia kehidupan tidak
terlepas dari pengetahuan tentang hirarki biologi. Dalam pengetahuan biologi,
sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas kehidupan. Selain
itu, dalam organisme terdapat alat transpor yang mampu mengatur organisme
lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas senyawa fosfolipid bilayer. Oleh
karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal ini sangat dibutuhkan oleh
tumbuhan agar mereka dapat mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari
alam.
Osmosis berasal dari kata os artinya
lubang dan move artinya pindah, maka osmosis adalah
mengalirnya zat cair melalui membran (dinding yang sangat tipis).
Osmosis merupakan fenomena yang penting
di dalam system biologis karena kebanyakan membran biologis bersifat
semi-permiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus
oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel
terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat
bergerak melewati dinding sel. Osmosis memberikan cara yang mudah bagi transport
air keluar atau masuk sel. Proses
osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau
disebut isotonik.
Pada
tumbuhan protoplasma sel mempunyai plasma dan pada hewan berupa selaput sel
yang mampu mengatur sel secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel
ke dalam sel atau sebaliknya. Terdapat dua proses fisiokimia yang
penting, yaitu difusi dan osmosis, dengan adanya proses osmosis suatu selaput
dinyatakan permeabel, semipermiabel, atau impermiabel. Sistem
transportasi pada tumbuhan melibatkan proses difusi, osmosis, dan transpor
aktif (Sobono, 1992).
Makhluk
hidup terdiri atas sel, karena itulah manusia harus mempelajari tentang keadaan
selnya atau sel- sel lainnya yang menunjang kehidupannya. Suatu sistem transportasi
sangat penting bagi tunbuhan dan hewan yang berkaitan dengan masa organisme
tersebut. Pada tanaman dan hewan yang masih sederhana transfor
materi berlangsung secara osmosis, dan difusi. Pada sel hewan, jika
suatu sel (sel darah merah) berada pada cairan yang Hipotonik maka sel darah
merah akan pecah, namun jika berada dalam cairan yang hiportonis maka sel darah
akan pecah.
1.2 Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan
untuk mengetahui proses difusi dan osmosis pada organisme hidup, mengetahui
proses terjadinya plasmolisis dan deplasmolisis pada sel tumbuhan.
1.3
Rumusan Masalah
1. Pengertian osmosis
2. Pengertian difusi
3. Pengertian plasmolisis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Difusi
adalah penyebaran molekul-molekul zat secara lebar, baik zat padat, zat cair
maupun gas, ke segala arah yang digerakkan oleh energi kinetik yang menyebabkan
molekul zat selalu dalam keadaan bergerak. Molekul-molekul zat itu saling
tarik-menarik atau saling tolak-menolak. Difusi berlangsung dari larutan yang
berkadar tinggi ke larutan yang berkadar rendah, sehingga kadar larutan
tersebut merata. Kecepatan difusi tergantung pada tekanan, konsentrasi zat
terlarut dan suhu (Kimball, 1992).
Osmosis
adalah proses berpindahnya molekul-moslekul air dari larutan yang mengandung
molekul air tinggi menuju ke larutan yang molekul airnya rendah melalui selaput
semipermeabel. Dengan kata lain osmosis adalah peristiwa berpindahnya
molekul-molekul air dari larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju
larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis). Tekanan
osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis merupakan difusi air melintasi
membran semipermeabel dari daerahdimana air lebih banyak ke daerah dengan air
yang lebih sedikit. Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau
potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan
difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada
volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per
unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut
potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi
zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari
daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia
lebih kecil (Ismail, 2006).
Tumbuhan
mengambil bahan makanan berupa air dan garam mineral yang terlarut di dalamnya
serta O2 dan CO2 dari
lingkungannya. Pengambilan dan pengangkutan bahan makanan terjadi
melalui proses difusi, osmosis, dan transpor aktf. Zat-zat yang
berupa air dan bahan kimia masuk melalui akar, sedangkan gas O2 dan
CO2 masuk melalui daun. Zat yang diperlukan dan
sisa-sasa metabolisme perlu ditransportasikan. Sistem transportasi
sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan massa organisme
tersebut. Transportasi yang terjadi dalam tubuh hewan maupun
tumbuhan berlangsung secara aktif maupun pasif (Dwidjoseputro, 1986).
Plasmolisis
adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang disebabkan oleh air
yang berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu bila tumbuhan berada
pada lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan akan sulit menyerap
air. Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi
terus-menerus, maka selaput plasma akan lepas dari dinding sel. Bila
plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan untuk
mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya. Keadaan ini dapat
kembali ke keadaan semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan
kadar air yang lebih tinggi (hipotonis). Peristiwa kembalinya protoplasma ini
disebut dengan deplasmolisis.
Sel
darah merah harus berada dalam keadaan yang isotonik, jika tidak akan terjadi
pengkerutan yang disebut krenasi, sedangkan bila berada di dalam larutan yang
hipertonik akan mengalami pembengkakan. Kemudian pecah dan
mengakibatkan keluarnya hemoglobin yang berwarna merah, peristiwa ini disebut
hemolisis (Wilkina, 1992).
Osmosis adalah difusi melalui membran
semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh
proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel
ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil
seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel.
Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Proses osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di
kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan (anonim, 2010).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu
pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 28 November 2012 pukul10.30
WIB. Tempat pelaksanaan praktikum di laboratorium biologi MIPA Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan bahan
Alat
yang di gunakan ketika praktikum adalah
-
Cawan petri
-
Silet atau pisau
-
Kapas
-
Tusuk gigi
-
Penggaris
Bahan yang digunakan ketika
praktikum adalah
-
Kentang
-
Timun
-
Air
-
Garam
-
Aquades
3.2 Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Kupas timun dan kentang
3. Kemudian cuci timun dan kentang
dengan air bersih
4. Lalu iris melintang timun dan
kentang setebal 0,5 masing 2 irisan
5. Kemudian letakkan kentang dan timun
didalam cawan petri yang telah di beri aquades dan air garam
6. Lalu amati setelah 15 menit pertama
dan 15 menit kedua
7. Lalu catat ap yang telah diamati
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Percobaan
dengan air biasa
No
|
Pengamatan
|
Sebelum
|
15 menit pertama
|
15 menit
kedua
|
1.
|
Warna
|
|
|
|
|
Kentang
|
Kuning cerah
|
Kuning pucat
|
Semakin
pucat
|
Timun
|
Putih
kehijauan
|
Pucat
|
Semakin
pucat
|
|
2.
|
Tekstur
|
|
|
|
|
Kentang
|
Keras
|
Keras
|
Agak lembut
|
Timun
|
Keras
|
Keras
|
Agak lembut
|
|
3.
|
Ketebalan
|
|
|
|
|
Kentang
|
0,5cm
|
Tetap 0,5cm
|
Mengecil
0,4cm
|
Timun
|
0,5cm
|
Tetap 0,5cm
|
Mengecil
0,4cm
|
|
4.
|
Bentuk
|
|
|
|
|
Kentang
|
Bulat (normal)
|
Bulat
|
Bulat
mengembang
|
Timun
|
Bulat
(normal)
|
Bulat
|
Bulat
mengembang
|
Percobaan
dengan air garam
No
|
Pengamatan
|
Sebelum
|
15menit pertama
|
15 menit
kedua
|
1.
|
Warna
|
|
|
|
|
Kentang
|
Kuning
|
Tetap
|
Sedikit
pucat
|
Timun
|
Putih
kehijauan
|
Tetap
|
Sedikit
pucat
|
|
2.
|
Tekstur
|
|
|
|
|
Kentang
|
Keras
|
Lunak
|
Lebih lunak
|
Timun
|
Keras
|
Lunak
|
Lebih lunak
|
|
3.
|
Ketebalan
|
|
|
|
|
Kentang
|
0,5cm
|
Tetap
|
Lebih tebal
|
Timun
|
0,5cm
|
Tetap
|
Lebih tebal
|
|
4.
|
Bentuk
|
|
|
|
|
Kentang
|
Bulat
(normal)
|
Menyusut
|
Semakin
menyusut
|
Timun
|
Bulat
(normal)
|
Menyusut
|
Semakin
menyusut
|
4.2
Pembahasan
1.
Kentang dan Mentimun pada air biasa (selama 15 menit pertama)
Kentang dan mentimun setelah direndam
kedalam larutan air selama 15 menit, warna pada kentang masih sama seperti
semula, yaitu warna kuning, sedangkan mentimun warnanya tetap putih. Tekstur
pada kentang dan mentimun sama-sama keras, ketebalan masing-masing kentang dan
mentimun masih 0.5 cm. Serta bentuk pada kentang dan mentimun masih bulat dan juga
masih normal (bulat) seperti pertama kali dimasukkan ke dalam air.
2. Kentang dan
Mentimun pada air biasa selama 15 menit kedua
Kentang dan mentimun pada air biasa pada
waktu 15 menit yang kedua warnanya berubah agak pucat dari warna awalnya,
tekstur kentang dan mentimun menjadi agak lembut, ketebalan kentang dan mentimun
berubah menjadi agak tipis dan bentuk kentang dan mentimun agak menyusut dari
bentuk awalnya.
3. Kentang dan
Mentimun pada air garam selama 15 menit pertama
Kentang dan mentimun pada air garam,
warna kentang berubah menjadi kuning pucat, sedangkan mentimun berubah menjadi
putih pucat, tekstur pada kentang dan mentimun menjadi lebih lembut dengan
ketebalan kentang dan mentimun lebih tebal dari ketebalan awalnya dan bentuk
kentang dan mentimun sedikit menyusut.
4. Kentang dan
mentimun pada air garam selama 15 menit kedua
Kentang dan mentimun pada air garam pada
waktu 15 menit kedua, warna mereka berubah, kentang warnanya menjadi kuning
pucat, sedangkan warna mentimun menjadi putih pucat. Lalu untuk tekstur,
tekstur kentang tetap keras seperti sebelumnya, sedangkan tekstur mentimun
menjadi agak lembut, lalu ketebalan kentang dan mentimun masing-masing menjadi
0.5 cm dan 0.4 cm. Untuk bentuk, kentang dan mentimun bentuknya menyusut/jadi
lebih kecil dari sebelumnya.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Osmosis adalah perpindahan konsentrasi suatu zat dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi.Sedangkan perpindahan konsentrasi suatu zat dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah disebut Difusi.
Hasil dari praktikum, kentang dan
mentimun bila diberi air warnanya semakin pucat,teksturnya agak lembut,
ketebalannya semakin tipis, dan bentuknya semakin mengembang, sedangkan kentang
dan mentimun bila diberi garam warnanya agak pucat, teksturnya lebih lunak,
ketebalannnya lebih tebal , dan bentuknya semakin menyusut.
5.2
Saran
Sebelum memulai sebuah praktikum, para
praktikan diharapkan dapat mengetahui dan memahami bagaimana langkah langkah
yang benar dalasm pelaksanaan praktikum, agar pada saat praktikum berlangsung
tidak ada lagi praktikan yang masih kebingungan akan cara kerja yang harus
dijalankan..
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.1986.Pengantar
Fisiologi Tumbuhan.Gramedia.Jakarta.
Kimball, J.W.1992.Biologi jilid 1. Erlangga. Jakarta
Sobono. 1992.Histologi
Umum.Bumi Aksara.Jakarta.
Wilkina.1992.Fisiologi Tumbuhan.Bumi
Aksara.Jakarta.
http://niethajutniez.wordpress.com/2011/05/25/praktikum-ii-difusi-dan-osmosis/.pdf.
(Ismail, 2006) ngga ada daftar pustakanya
BalasHapus