LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
BIDANG MIRING
Dosen
Pembimbing : Jumingin, S.Si
Asisten : Imamul Huda

Disusun Oleh :
Kelompok
2
Ari Muhamad Isbilly (12 222 011)
Aria Lismi (12 222 012)
Asia Astuti (12 222 013)
Asri Arum Sari (12 222 014)
Ayu Ariska Pratiwi (12 222 015)
Ayu Kurnia Lady Ultari (12 222 016)
Ayu Puji Astuti (12 222 017)
Bunga Pertiwi (12 222 018)
Dea Asih Suprianti (12 222 019)
Deby Novianti (12 222 020)
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
kehidupan ini banyak sekali peralatan yang digunakan untuk mempermudah
melakukan pekerjaan. Alat-alat tersebut di ciptakan manusia dari yang paling
sederhana sampai yang paling rumit, seperti motor, mobil, pesawat terbang,
telepon, dll. Alat yang di gunakan untuk memudahka manusia melakukan pekerjaan
atau kegiatan disebut pesawat.
Ada
dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat
sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya sangat sederhana yang
contohnya tuas, bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit adalah pesawat yang
terdiri atas susunan beberapa pesawat rumit contohnya pesawat terbang, pesawat
telepon, motor, televisi, dan lain-lain.
Pesawat
sederhana adalah segala jenis perangkat
yang hanya membutuhkan satu gaya untuk bekerja. Kerja terjadi suatu gaya
diberikan dan menyebabkan gerakan sepanjang suatu jarak tertentu. Kerja yang
timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang dibutuhkan untuk mencapai
sesuatu bersifat konstan, walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk
mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit
terhadap jarak yang lebih jauh. Dengan kata lain, peningkatan jarak akan
mengurangi gaya yang dibutuhkan. Rasio antara keduanya disebut keuntungan
mekanik.
Pesawat
sederhana bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan 2 tempat yang
berbeda ketinggiannya contohnya, dengan dibuat berkelok-kelok penegndara kendaraan bermotor lebih mudah
melewati jalan yang menanjak. Orang yang memindahkan drum ke dalam bak truk
dengan menggunakan papan sebagai bidang miringnya. Dengan demikian drum berat
yang besar ukuranya dengan mudah dipindahkan keatas truk.
Bidang
miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat memindahkan benda ketempat yang
lebih tinggi dengan gaya yang lebih lebih kecil. Keuntungan bidang miring
bergantung pada panjang landasan bidang miring dan tingginya. Semakin kecil
sudut kemiringan bidang, semakin besar atau semakin kecil gaya kuasa yang harus
di lakukan.
Namun
demikian, bidang miring juga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang ditempuh
untuk memindahkan benda menjadi lebih jauh. Prinsip kerja bidang miring juga
dapat kamu temukan pada beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau, obeng, dll.
Berbeda dengan bidang miring lainna, pada perkakas yang bergerak adalah
alatnya.
1.2
Tujuan Praktikum
1.
Untuk mengetahui konsep bidang miring
2.
Mempelajari konsep bidang miring
3.
Untuk menentukan pengaruh sudut terhadap kecepatan
BAB
II
TI
JAUAN PUSTAKA
Pesawat sederhana bidang miring adalah
permukaan rata yang menghubungkan 2 tempat yang berbeda ketinggiannya
contohnya, dengan dibuat berkelok-kelok
penegndara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak.
Orang yang memindahkan drum ke dalam bak truk dengan menggunakan papan sebagai
bidang miringnya. Dengan demikian drum berat yang besar ukuranya dengan mudah
dipindahkan keatas truk.
Bidang
miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat memindahkan benda ketempat yang
lebih tinggi dengan gaya yang lebih lebih kecil. Keuntungan bidang miring
bergantung pada panjang landasan bidang miring dan tingginya. Semakin kecil
sudut kemiringan bidang, semakin besar atau semakin kecil gaya kuasa yang harus
di lakukan.
Namun demikian, bidang miring juga memiliki kelemahan,
yaitu jarak yang ditempuh untuk memindahkan benda menjadi lebih jauh. Prinsip
kerja bidang miring juga dapat kamu temukan pada beberapa perkakas, contohnya
kampak, pisau, obeng, dll. Berbeda dengan bidang miring lainna, pada perkakas
yang bergerak adalah alatnya.
Untuk mencari keuntungan mekanis pada bidang miring :
KM = f.w = h.s
Ket : w = berat beban
F = gaya /
kuasa
h = tinggi
bidang miring dari pemukaan tanah
s = panjang
bidang miring
Gerak kereta
dinamika pada bidang miring diduga berupa
gerak dipercepat. Ada dua jenis
gerak dipercepat, yaitu seperti terlihat pada Gambar 5.1dan gambar 5.2
menunjukan kurva laju-waktu (a)untuk gerak dipercepat, atau (b) untuk gerak
diperlambat beraturan. Jika dalam sebuah percobaan diperoeh gerak yang
mempunyai kurva laju-waktu seperti gambar 5.1
(a atau b), dapat diambil kesimpulan bahwa gerak benda (atau sebagian dari kurva tersebut) adalah
gerakdipercepat beraturan atau gerak diperlambat beraturan. Dalam percobaan-percobaan
terdahulu, kita mungkin telah mengamati jenis gerak seperti tersebut. Dan pada
percobaan ini, kita akan mengamati gerak kereta dinamika pada bidang miring.
Gambar 1 

Gambar 2

Gerak kereta dinamika pada bidang miring merupakan konsep
dari hukum newton III yang
berbunyi” Apabila benda pertama mengerjakan pada benda kedua, maka benda kedua
akan mengerjakan gaya pada benda prtama yang besarnya sama, tetapi arahnya
berlawanan”. Dalam gerak benda terdapat gaya gesek yang akan terjadi jia kedua
permukan benda bersentuhan secar langsung(Tri Widya Astuti,2011).
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda
atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua
benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud disini tidak harus berbentuk
padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua
buah benda padat, misalna, gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara
benda padat dan cairan serta gas adalah gaya stokes. Dimana suku pertma adalah
gaya gesek yang dikenal sebagai gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan suku
kedua dan ketiga adalah gaya gesek pada bena dalam fluida. Gaya gesek dapat
merugikan dan juga dapat bermanfaat. Panas pada poros yang berputar, engsel
pintu, dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh gaya
gesek. Akan tetapi tanpa gya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat karena
gerakan kakinya hanya akan menghgelincir diatas lantai.
Trdapat dua jenis gaya gesek antar dua benda yang padat
saling bergerak lurus, yaitu gya gesek statis dan gaya gesek kinetis yang
dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau
saling berganti (Tipler, 1991).
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda adat
yang tidak bergerak relative satu sama lainnya. Seperti contoh gesekan statis
apat mencegah benda meluncur kebawah pada bidang miring. Gaya gesek statis
dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplkisikan tepat sebelum benda tersebut
bergerak. Gay gesekan maksimum antar dua permukaan sebelum gerakan terjadi
adalah hasil dari koefisien gesekan statis dikalikan dengan gaya normal f =
µs.Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi gaya gesek dapat memiliki nilai
dari nol hingga gya gesek maksimum. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis
tidak ada lagi sehingga digunakan gay gesek kinetis.
Gaya gesek kinetis terjadi ketika dua benda bergerak
reltif satu sama lain dan saling bergesekan.koefisien kinetis umumnya
dinotasika n dengan µk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek
statis untuk material yang sama.
Yang
mempengaruhi gaya gesek sebagai berikut :
1. Koefisien gesekan(µ) adalah tingakat kekesaran permukaan
yang bergesekan. Makin kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan makin
besra gesekan yang ditimbulkan. Jika bidang kasar µ= 1 dan jika bidang halus µ
= 0.
2. gaya normal (N) adalah gaya reaksi
dari bidang akibat gaya aksi dari benda makin besar gaya normalnya makin besar
gaya gesekannya. Cara merumskan gaya
normal adalah dengan memakai memakai hukum Newton I Yaitu:
a.
Benda diatas bidang datar ditarik gaya mendatar N= w=m.g
b.
Benda diatas bidang miring membentuk sudut.
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan
Tempat
Pelaksanaan praktikum Fisika tentang
viskositas dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Desember 2012
Waktu : Pukul 13.00 s.d 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Institu Agama
Islam Negri Raden Fatah Palembang
3.2 Alat
1. Penyangga
2. Mistar
3. Stopwatch
4. Kereta
luncur
5. Busur
3.3
Cara kerja praktikum
1. baca
bismillah sebelum eksperimen dimulai
2. Siapkan
peralatan yang akan digunakan
3. Set-up
peralatan seperti bidang miring
4. Kemudian
ukur sudut kemiringannya dari 10
sampai 60


5. Lalu luncurkan kereta dan catat
waktu ketika kereta meluncur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sudut
10

No.
|
Sudut
|
Waktu (s)
|
![]() |
1.
|
10
![]() |
1 s
|
1 s
|
2.
|
10
![]() |
1 s
|
1 s
|
3.
|
10
![]() |
1 s
|
1 s
|
4.
|
10
![]() |
1 s
|
1 s
|
5.
|
10
![]() |
1 s
|
1 s
|
6.
|
10
![]() |
0,9 s
|
0,81 s
|
7.
|
10
![]() |
1,2 s
|
1,44 s
|
8.
|
10
![]() |
1 s
|
1 s
|
9.
|
10
![]() |
1 s
|
1 s
|
10.
|
10
![]() |
1,1 s
|
1,21 s
|
|
|
![]() |
![]() |












Sudut
20

No.
|
Sudut
|
Waktu (s)
|
![]() |
1.
|
20
![]() |
0,8 s
|
0,64 s
|
2.
|
20
![]() |
0,7 s
|
0,49 s
|
3.
|
20
![]() |
0,7 s
|
0,49 s
|
4.
|
20
![]() |
0,7 s
|
0,49 s
|
5.
|
20
![]() |
0,8 s
|
0,64 s
|
6.
|
20
![]() |
0,7 s
|
0,49 s
|
7.
|
20
![]() |
0,7 s
|
0,49 s
|
8.
|
20
![]() |
0,6 s
|
0,36 s
|
9.
|
20
![]() |
0,6 s
|
0,36 s
|
10.
|
20
![]() |
0,7 s
|
0,49 s
|
|
|
![]() |
![]() |





` 







Sudut 30

No.
|
Sudut
|
Waktu (s)
|
![]() |
1.
|
30
![]() |
0,4 s
|
0,16 s
|
2.
|
30
![]() |
0,4 s
|
0,16 s
|
3.
|
30
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
4.
|
30
![]() |
0,4 s
|
0,16 s
|
5.
|
30
![]() |
0,5 s
|
0,25 s
|
6.
|
30
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
7.
|
30
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
8.
|
30
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
9.
|
30
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
10.
|
30
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
|
|
![]() |
![]() |












Sudut 40o
No.
|
Sudut
|
Waktu (s)
|
![]() |
1.
|
40
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
2.
|
40
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
3.
|
40
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
4.
|
40
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
5.
|
40
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
6.
|
40
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
7.
|
40
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
8.
|
40
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
9.
|
40
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
10.
|
40
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
|
|
![]() |
![]() |












Sudut
50o
No.
|
Sudut
|
Waktu (s)
|
![]() |
1.
|
50
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
2.
|
50
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
3.
|
50
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
4.
|
50
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
5.
|
50
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
6.
|
50
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
7.
|
50
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
8.
|
50
![]() |
0,3 s
|
0,09 s
|
9.
|
50
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
10.
|
50
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
|
|
![]() |
![]() |












Sudut
60o
No.
|
Sudut
|
Waktu (s)
|
![]() |
1.
|
60
![]() |
0,1 s
|
0,01 s
|
2.
|
60
![]() |
0,1 s
|
0,01 s
|
3.
|
60
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
4.
|
60
![]() |
0,2 s
|
0,04 s
|
5.
|
60
![]() |
0,1 s
|
0,01 s
|
6.
|
60
![]() |
0,1 s
|
0,01 s
|
7.
|
60
![]() |
0,1 s
|
0,01 s
|
8.
|
60
![]() |
0,1 s
|
0,01 s
|
9.
|
60
![]() |
0,1 s
|
0,01 s
|
10.
|
60
![]() |
0,1 s
|
0,01 s
|
|
|
![]() |
![]() |












4.2
Pembahasan
Sebuah bidang miring menurunkan gaya yang
di butuhkan untuk menaikkan benda ketempat timggi dengan menambah jarak
pemberian gaya harus diberikan ke posisi tujuan. Bidangmiring biasanya
digunakan pada alat pemotong dan sering menggunakan bidang niring dalam bentuk
baji. Dalam baji, gerak maju diubah menjadi gerakan pemisahan yang tegak lurus
terhadap wajah.
Sekrup pada dasarnya adalah bidang
miring yang dibungkus di sekitar tabung. Dalam sebuah bidang miring, gaya lurus
dibidang horizontal di ubah menjadi gaya vertikal. Ketika sekrup kayu diputar,
ulir sekrup mendorong kayu. Sebuah gaya reaksi dar kayu mengdorong kembali ulir
sekrup dengan cara ini sekrup bergerak turun meskipun kekuatan memutar sekrup
da pada bidang horizontal.
Berdasarkan dari hasil praktikum
hubungan antara sudut dengan kecepatan laju gerak benda terletak pada sudut
yang ditentukan. Semakin besar sudut,
kecepatan gerak benda akan semakin cepat. Karena sudut yang besar, maka
bidang miring akan semakin tinggi.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi koefisien gesek antara lain:
1.
kecepatan relatif
2. Gaya gesek maksimum tergantung pada
luas permukaan bidang gesek
3. Gaya normal, karena fgesek = μ Fnormal
Dari
hasil tabel diatas pada sudut 10
kecepatan yang terjadi berbeda, tetapi
seharusnya kecepatan yang terjadi memiliki kesamaan, ini dikarenakan adanya
kesalahan pada saat melakukan praktikum seperti terlambat menekan
stoptwatch, terlambat meluncurkan
mobil-mobilan, dan tidak tepat dalam mengukur besar sudut.

Pada
saat sudut 20
percepatan yang terjadi semakin
cepat, hal ini di karenakan sudut yang di berikan lebih besar dari pada sudut
sebelumnya, dan hasil kecepatan pun tidak sama karena adanya kesalahan pada
saat melakukan praktikum seperti pada sudut 10
.


Pada
saat sudut 30
percepatan yang terjadi semakin cepat, tetapi
waktu yang dihasilkan berbeda-beda, hal ini di karenakan adanya kesalahan pada
praktikan, dan bentuk kesalahan pun rata-rata sama seperti pada sudut
sebelumnya.

Demikian
dengan besar sudut yang seterusnya, besar sudut mempengaruhi cepat suatu benda
akan tetapi waktu yang dihasilkan tidak sama walaupun besar sudut sama, karena
banyak faktor yang mempengaruhinya, dan rata-rata kesalaahan yang terjadi sama,
yaitu terlambat menekan stoptwatch, meluncurkan mobil-mobilan, dan lain-lain.
.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
praktikum yang dilakukan mengenai bidang miring dapt disimpulkan semakin kecil
sudut yang digunakan, mmaka semakn lambat pula kereta luncur itu mencapai
tumbukan (titik akhir) dari bidang miring tersebut, dan sebaliknya semakin
besar sudut yang digunakan, maka semakin cepat kereta luncur akan mencapai
tumbukan (titik akhir) bidang miring tersebut.
5.2 Saran
Kami sebagai penyusun tentu masih
banyak kesalahan dalam penulisan ini,
tetapi kami berharap laporan kami ini bisa menjadi acuan, dan pedoman
bagi praktikan-praktikan selanjutkan dalam praktikum bidang miring. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga.
Jakarta
Astuti, Tri Widya.
2011. Fisika Dasar. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Buku
Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Universitas
Pakuan. Bogor
http://id.gerak kereta pada bidang miring.pdf.
Diakses pada hari kamis, 20 Desember 2012 jam 15.00 WIB.
terimakasih bantuan nya
BalasHapusmin banyak yang tidak terbaca rumusnya, bisa minta dokumen asli?
BalasHapus